Title :: Ocean Fifteen
Lenght :: Chapter
Author :: Kim Soo Jin (Sansan Kurai)
Blog : http://sansandarkff.blogspot.com/
Main Cast :: All Super Junior member + Zhoumi and Henry
Other Cast :: DBSK and JYJ + other
Genre :: Action, Hurt, Crime, Comedy
Rating :: I think this is general
Disclaimer :: ide cerita author dapet waktu author nonton
film Ocean 13 sama Ocean 11. ^^~ Tapi selebihnya adalah imajinasi
author..
Don't take my Fanfiction without FULL CREDIT to my
Account, Don't copy my Fanfiction without my
PERMISSION, Don't PLAGIAT my Fanficton. I HATE PEOPLE
WHO JUST PLAGIAT !
-------------------------------------------------------------------------------------------------
Last chapter....
“Tunggu, memang apa yang terjadi 5 tahun silam?” tanya Sungmin-ssi.
Aku pun mengangguk dan menatap Henry. Karena aku sama sekali tak ingat
kejadian 5 tahun yang lalu.
“Hyung jalanlah,” pinta Henry padaku. “Aku akan menjelaskannya.”
Aku pun kembali menjalankan mobil.
“Hyung tidak ingat dengan yeoja bernama Soojin?” tanya Henry padaku.
Soojin?
Hmm... Soojin?
Ahh! Aku ingat, itu adalah yeoja yang dulu pernah tinggal bersama dengan Leeteuk hyung.
“Ne, aku ingat. Wae?” tanyaku.
“Yeoja itu dulu pernah menjadi target pembunuhan oleh Yunho-ssi. Masih tak ingat hyung?”
*KYUHYUN POV END*
Mendengar cerita Henry, Kyuhyun sedikit tersentak.
“Aku ingat sekarang,” sahut Kyuhyun.
//////////////////// FF O.F Chapter 9 ////////////////////
“Hyung ingat?” tanya Henry.
Kyuhyun mengangguk.
“Ya, aku ingat kejadian itu,” bisik Kyuhyun. “Leeteuk hyung sampai
hampir mengorbankan nyawanya sendiri untuk menyelamatkan nyawa gadis
itu. Tetapi terlambat, gadis itu..”
“Kenapa?” tanya Ryeowook dan Sungmin bersamaan, karena Kyuhyun menghentikan kata-katanya.
Henry menggelengkan kepalanya.
“Gadis itu menghilang, tak tahu bagaimana keadaannya. Apa dia
terbunuh atau bagaimana aku juga tak tahu. Tapi kejadian itu merenggut
kebahagiaan Leeteuk hyung.”
“Jika boleh aku tahu, apa hubungan Leeteuk-ssi dengan gadis itu?” tanya Ryeowook.
“Gadis itu..” Kyuhyun menoleh sejenak menatap Ryeowook, lalu tersenyum. “Adalah penyemangat hyungku.”
##
“Apa yang kita lakukan di sini?” tanya Kangin.
“Kita tunggu saja perintah selanjutnya,” jawab Hankyung sambil
melipat kedua tangannya di dada. Kangin mendengus kesal mendengar
jawaban sahabatnya itu. Dia pun segera keluar dari mobil dan
menyandarkan tubuhnya yang kekar ke sisi mobil.
“Kau tahu? Kadang aku merasa tak suka dengan sikap Leeteuk-ssi itu,”
ujar Kangin. Hankyung pun ikut-ikutan keluar dari mobil dan berdiri
bersandar di sisi Kangin sambil memandang lurus ke depan. “Dia itu bodoh
atau apa sih sebenarnya?”
“Maksudmu?”
“Eunhyuk-ssi,” sembur Kangin. “Bukannya dia sudah dikhianati oleh
Eunhyuk-ssi, kenapa dia masih mau bekerja sama dengan pengkhianat
seperti dia?”
“Jika kau tak tahu apa-apa tentang Leeteuk-ssi, sebaiknya kau diam saja. Kenapa kau jadi mengurusi urusan pribadinya?”
“Aku merasa sebal saja melihatnya seperti itu!!” sahut Kangin ketus.
“Hahaha, kau itu aneh,” ledek Hankyung. “Baru kali ini aku melihatmu mengkhawatirkan orang lain.”
“Ya!!! Siapa yang mengkhawatirkan dia!!!”
“Sikap dan perkataanmu itu yang menunjukkan kalau kau mengkhawatirkannya, iya kan?” ucap Hankyung tenang.
Kangin diam, tak bisa membalas ucapan Hankyung. Hankyung pun tersenyum.
“Sepertinya benar apa kata orang-orang yang pernah bertemu dengan
Leeteuk-ssi,” sahut Hankyung. Kangin menatap Hankyung bingung. “Dia bisa
merubah sikap orang lain walau orang itu hanya bersama dirinya selama
satu hari ataupun beberapa jam. Leeteuk-ssi seperti bisa membuat orang
lain berubah menjadi lebih baik. Kau..” Hankyung menatap sahabatnya
sambil tersenyum. “Yang selama ini hanya memikirkan dirimu sendiri
ternyata bisa mengkhawatirkan orang ‘
lemah’ seperti Leeteuk-ssi.”
“Mwo?” tanya Kangin pelan.
“Tidak hanya kau,” lanjut Hankyung. “Mereka semua yang bergabung
dengan Leeteuk-ssi sekarang ini juga sangat memperhatikan Leeteuk-ssi,
termasuk aku.” Hankyung mendesah. “Aku selalu memperhatikan gerak-gerik
Leeteuk-ssi. Apapun yang dia lakukan aku selalu ingin tahu. Aku jadi
merasa sebagai
stalkernya Leeteuk-ssi.”
Hankyung pun menertawakan ucapannya sendiri.
“Aku benci mengakui ini, tetapi ucapanmu memang benar,” sahut Kangin.
“Dia itu.. Ahh, bagaimana aku mengucapkannya? Dia itu orang yang sangat
menyenangkan dan dapat memikat orang lain. Walau sikapnya seperti itu,
tetapi dia itu sangat baik. Aku heran, kenapa dia bisa terjun ke dalam
pekerjaan seperti ini?”
“Ya, itu semua yang ada dipikiran ku.”
“Mwo!! Kalian? Kenapa ke mari?” tanya Kangin pada keempat orang namja
yang sedang menghampiri mereka. Sungmin, Henry, Kyuhyun dan Ryeowook.
“Leeteuk hyung yang menyuruh kami datang menemui kalian,” jawab Henry.
“Untuk apa?” tanya Hankyung.
Henry mengangkat bahunya, begitu juga dengan yang lain.
“Kita hanya di minta datang ke mari dan Leeteuk-ssi bilang dia akan menyusul kita ke sini,” jelas Sungmin.
“Apa yang sedang kalian bicarakan tentang hyungku?” tanya Henry.
“Bagaimana kau mengenal Leeteuk-ssi?” Hankyung bertanya tanpa menjawab pertanyaan Henry.
“Aku? Aku bertemu dengan Leeteuk hyung sekitar 6 atau 7 tahun yang
lalu,” kenang Henry. “Saat itu aku sedang berada di sebuah taman sambil
mengerjakan tugas ku dengan sebuah laptop. Aku tak tahu dia datang dari
mana, tetapi saat itu tiba-tiba dia sudah duduk di sampingku sambil
membawa sekotak susu coklat ditangannya.”
“Yesung-ssi?” tanya Kangin.
“Yesung hyung tidak ada, aku tak bertemu dengannya saat itu,” jawab Henry.
“Lalu apa yang terjadi?” tanya Hankyung.
“Dia menanyaiku, apa yang sedang aku kerjakan dan aku menjelaskan
padanya dan saat itu juga dia membantuku mengerjakan semua tugas-tugasku
dengan cepat. Aku benar-benar kagum padanya dan sejak saat itu aku
mulai dekat dengannya.”
“Lalu kau?” tanya Kangin pada Kyuhyun.
“Aku bertemu dengannya saat aku sedang berada di
game center,” ingat Kyuhyun. “Waktu itu aku sedang mengawasi
gamers yang sedang memainkan
game-game level tinggi.”
“Dengan?” tanya Sungmin.
“Laptopku,” jawab Kyuhyun. “Aku memang sejak dulu sudah sangat suka
mengawasi orang lain dan waktu itu Leeteuk hyung entah sengaja atau
tidak, menemuiku dan mengatakan ingin meminta bantuanku.”
“Sejak itu kau mengenalnya?” tanya Kangin.
“Tidak.” Kyuhyun menggeleng. “Itu pertemuan pertamaku, kira-kira 8
tahun yang lalu. Setelah itu aku tak pernah bertemu dengannya lagi. Lalu
2 tahun kemudian aku baru bertemu dengannya lagi. Kalau itu, aku tak
sengaja bertemu dengannya dan aku mengajukan diri untuk membantu
pekerjaanya.”
“Jadi kau sebelumnya sudah tahu apa pekerjaanya?” tanya Ryeowook.
“Ya, aku mengawasinya selama beberapa hari sejak ia meminta
bantuanku, setelah tahu apa pekerjaannya, aku jadi berniat untuk
membantunya tapi aku tak pernah bisa menemukannya di manapun. Makannya,
saat aku tak sengaja bertemu dengannya aku langsung bilang ingin
membantunya.”
“Lalu apa hubunganmu dengan dia?” tanya Hanyung pada Kyuhyun sambil menunjuk Henry.
“Aku dan dia?” tanya Kyuhyun. “Dia sudah kuanggap sebagai dongsaengku
sendiri, seperti Leeteuk hyung yang menganggap kami sebagai
dongsaeng-dongsaengnya. Karena aku dan Henry tak bisa tinggal bersama
dengan Leeteuk hyung, jadi aku dan Henry diberi satu apartemen untuk
tinggal bersama. Aku mendapat perintah untuk terus menjaganya apapun
yang terjadi, jadi dia sudah seperti dongsaengku sendiri.”
“Kenapa kalian tak boleh tinggal? Yesung saja boleh tinggal bersamanya,” ucap Sungmin tak mengerti.
“Kalian tahu, kan? Appa Leeteuk hyung adalah seorang kepala
kepolisian. Dia tak ingin jika suatu hari ia tertangkap, kami juga
tertangkap. Jadi, Leeteuk hyung membelikan kami apartemen untuk
tinggal,” jelas Henry.
“Lalu Yesung-ssi? Apa dia tak mengkhawatirkan Yesung-ssi juga?” tanya
Kangin. “Bukannya Yesung-ssi adalah orang terdekat Leeteuk-ssi, tapi
kenapa..”
“Yesung hyung juga tidak sering tinggal di rumah itu kok,” potong
Kyuhyun cepat. “Dalam 1 bulan, mungkin Yesung hyung tinggal di rumah itu
hanya sekitar 10 hari atau lebih. Tapi, sejak kejadian ledakan itu,
Yesung hyung jadi lebih sering mengunjungi dan menginap di sana.”
“Lalu Yesung-ssi, seperti apa dia sebenarnya?” tanya Ryeowook.
“Yesung hyung?” tanya Kyuhyun. “Kalau dia aku tak begitu tahu,
bukannya karena aku tak dekat dengannya tetapi karena dia lebih sering
diam dan berada dalam bayang-bayang Leeteuk hyung, jadi kami tak begitu
tahu bagaimana dia. Dia itu orang yang misterius.”
“Sangat misterius,” imbuh Henry. “Tetapi dia orang yang sangat baik.
Mungkin karena terlalu lama bersama dengan Leeteuk hyung, dia jadi
sedikit tertular oleh sifat Leeteuk hyung yang tenang dan pendiam itu.”
Kyuhyung mengangguk-anggukkan kepalanya, setuju dengan ucapan Henry barusan.
“Orang sebaik dia, kenapa bisa menjadi pencuri terbaik? Benar-benar hebat!” puji Hankyung.
“Oh, itu Leeteuk hyung,” tunjuk Henry. Mereka semua segera menolehkan kepalanya ke arah kanan, di mana tangan Henry menunjuk.
“Apa rencana kita selanjutnya?” tanya Hankyung segera setelah Leeteuk berada dihadapan mereka semua.
“Tidak ada,” jawab Leeteuk yang langsung membuat mereka terbengong-bengong.
“Maksudmu?” tanya Kangin tak mengerti.
“Tidak ada rencana selanjutnya,” ulang Leeteuk lagi.
“Lalu ke..”
“Kita mengawasi seseorang, atau bisa ku bilang, menunggu seseorang.,”
potong Leeteuk sambil melihat jam di tangannya. “Sebentar lagi dia
pasti datang.”
“Nugu?” tanya Kyuhyun. Leeteuk hanya tersenyum penuh arti pada
Kyuhyun dan Kyuhyun langsung tersentak melihat itu. “Hyung!! Jangan kau
bilang..”
“Sssstttt,” desis Leeteuk. “Jangan sampai dia mendengarmu dan
menemukanmu terlebih dahulu. Kalau tidak, dia akan membunuh kita semua.”
“Mwo!!!!” seru Kangin, Hankyung, Ryeowook, Sungmin dan Henry bersamaan.
“Ssssttt!! Sudah ku bilang jangan sampai dia mendengar suara kalian,” desis Leeteuk lagi.
Mereka semua diam, mengikuti semua tingkah Leeteuk, sampai beberapa
menit kemudian Leeteuk beranjak dari sisi mereka dan menghampiri
seseorang. Kyuhyun sudah sangat tegang melihat hyungnya menemui orang
itu, sedangkan Henry hanya menarik-narik baju Kyuhyun, yang lain hanya
memandang kejadian itu dengan perasaan bingung.
“Itu Jay?” tanya Kangin. Kyuhyun mengangguk sambil masih mengawasi
Leeteuk. Beberapa saat kemudian, Leeteuk dan orang bernama Jay itu
menghampiri mereka.
“Kalian pasti sudah sangat mengenalnya,” kenal Leeteuk. Mereka mengangguk.
“Kyu, kenapa kau setegang itu?” tanya Jay ramah. Leeteuk langsung
melirik tajam kearah Kyuhyun. “Kau tak menyukaiku berdekatan dengan
hyung mu, eoh?”
“Ani,” jawab Kyuhyun singkat.
“Baguslah kalau seperti itu,” ucap Jay. “Nah, Leeteuk, kenapa kau memanggilku ke mari?”
“Langsung saja Jay, aku tak suka berlama-lama,” ujar Leeteuk serius.
“Aku tahu kau sekarang bekerja sama dengan Yunho dan berusaha
menggagalkan rencanaku. Aku hanya ingin kau tak mengganggu semua
kegiatanku.”
“Punya hak apa kau melarangku?” tanya Jay tenang. “Aku bukan orang yang suka diperintah, Leeteuk.”
“Aku tahu itu,” ucap Leeteuk. “Tapi aku memperingatkanmu, Jay. Jika
sampai sekali saja kau menyentuh dongsaeng-dongsaengku atau orang-orang
yang bekerja sama denganku, aku tak akan segan-segan menghancurkan
kalian semua.”
“Kau mengancamku?”
“Tidak, hanya memberi peringatan saja. Kau tahu Jay, aku tak pernah main-main dengan ucapanku.”
“Ahh, aku tahu. Kau pasti takut kejadian 5 tahun terulang lagi? Benarkan?”
Leeteuk terdiam, wajahnya langsung berubah pucat.
“Hahaha, ternyata ucapanku benar. Kau menyukai gadis itu, eoh?
Menyedihkan,” ejek Jay. “Ternyata selama ini kau terpuruk karena gadis
itu? Ck, kau benar-benar menyedihkan.”
“Kau berkata seperti itu karena kau iri pada hyungku!!” bentak Kyuhyun.
“Jaga ucapanmu anak muda, aku bisa memotong lidahmu jika kau berkata yang tidak-tidak lagi.”
“Aku tidak takut!!” tantang Kyuhyun.
“Kyu! Cukup!”
Jay tersenyum, meremehkan sikap Kyuhyun tadi, lalu ia beralih menatap Leeteuk.
“Leeteuk, aku sangat menghormatimu, begitu juga kau yang sangat
menghormatiku. Kau akan mendapatkan batu permata itu dengan caramu dan
aku pun akan melakukannya dengan caraku. Jadi, kita akan bertarung
mendapatkannya.” Jay mendekati Leeteuk dan membisikkan sesuatu ketelinga
Leeteuk. “Dan aku yang akan mendapatkan itu. Jadi, lebih baik kau
mengalah.”
Jay menjauh dari Leeteuk.
“Kalau begitu, sampai jumpa Leeteuk.”
Jay berbalik dan melambaikan tangannya. Dia pergi dari hadapan Leeteuk dan yang lain.
“Kau!!” umpat Leeteuk pelan sambil mengepalkan jari-jarinya.
“Hyung, tak ada gunanya kau bertemu dengannya,” ujar Kyuhyun menahan amarah. “Percumah hyung!! Percumah!!”
Tapi Leeteuk tersenyum. Senyum yang selalu ia tunjukkan jika ia
sedang teropsesi dengan sesuatu. Henry kembali menarik baju Kyuhyun lalu
menunjuk Leeteuk.
“Hyung, kau..”
“Gadis itu masih hidup,” ucap Leeteuk pelan.
“Mwo?” tanya Kyuhyun dan Henry bersamaan.
“Gadis itu masih hidup Kyu,” ulang Leeteuk. “Ternyata mereka tak membunuhnya. Sungguh pintar! Gadis itu memang pintar!”
“Bagaimana kau tahu itu, Leeteuk-ssi?” tanya Kangin.
“Apa kau tak mendengarkan setiap nada bicaranya?” tanya Leeteuk
sambil tersenyum. “Dalam nada bicaranya, dia terdengar sangat marah. Aku
yakin, gadis itu pasti melarikan diri.”
“Tapi di mana dia sekarang? Kenapa dia tak datang menemui mu hyung?” tanya Kyuhyun.
“Sudah ku bilang, dia itu gadis pintar,” ucap Leeteuk lembut. “Dia
tak ingin Yunho dan Jay tahu di mana keberadaannya. Jadi, dia
menghilang..”
“Dan membuatmu terpuruk agar mereka semua tak mengejar-ngejar gadis
itu lagi dan tak mengganggumu lagi, benarkan?” tebak Hankyung cepat.
Leeteuk mengangguk.
“Gadis bodoh,” batin Leeteuk.
“Ternyata ini yang kau lakukan padaku. Kenapa aku tak memikirkan sampai ke situ? Babo!!”
“Sebentar lagi Siwon-ssi dan Shindong-ssi akan datang, kita akan
mencoba alat Shindong-ssi lagi,” ucap Leeteuk sambil mengeluarkan
sekotak susu coklat favoritnya dari saku.
“Hyung, kau benar-benar gila!!” sembur Kyuhyun tiba-tiba dengan wajah
datar. “Aku tak suka dengan sikap hyung yang seenaknya sendiri seperti
ini!!”
“Hyung,” tegur Henry pelan sambil menyentuh pundak Kyuhyun tetapi Kyuhyun menyingkirkan tangan Henry dengan kasar.
“Aku tak peduli jika hyung membahayakan nyawaku, tetapi aku tak suka
jika hyung membahayakan diri hyung sendiri!!” Leeteuk hanya diam tanpa
memandang Kyuhyun sedikitpun.
“Hyung, apa maksudmu?” tanya Henry dengan takut.
“Hanya karena ingin mengetahui gadis sialan itu, hyung sampai menemuinya!! Hyung..”
PLAKKK
Kyuhyun tercengang sambil menyentuh pipinya yang terasa amat panas.
“Henry,” lirih Leeteuk.
“Hyung!! Kau keterlaluan!!” bentak Henry. “Kenapa hyung egois seperti
ini!! Apa hyung tak memikirkan perasaan Leeteuk hyung juga!!!”
“Ya!! Anak kecil!!! Apa kau tak bisa lihat siapa yang egois!!!”
bentak Kyuhyun tak kalah sengit. “Dia yang egois!!!” Kyuhyun menunjuk
Leeteuk dengan tidak hormat.
PLAKKK!!!
Semua tercengang melihat kejadian itu, termasuk Leeteuk.
“Jaga ucapanmu anak muda dan bersikaplah sopan.”
Kyuhyun diam sambil menahan amarahnya yang benar-benar sudah akan
meledak. Kedua jemarinya mengepal. Dia menghapus darah yang keluar
disudut bibirnya.
“Kau orang baru tak usah ikut campur!!!” lirik Kyuhyun tajam pada
Kangin yang tadi menamparnya keras. “Kau tak tahu apa-apa, jadi
sebaiknya tak usah ikut campur!!”
“Kyu! Cukup!!! Kau mau ku hukum!!!” tegur Leeteuk.
“Hukum!! Silahkan hyung!! Aku tak peduli!! Kalau perlu, BUNUH AKU
SEKALIAN!!!” jerit Kyuhyun sambil pergi meninggalkan tempat itu dengan
langkah penuh amarah.
“Hyung!!!” panggil Henry, Henry menatap Leeteuk, Leeteuk pun
mengangguk dan Henry pun ikut pergi dari tempat itu, mengejar Kyuhyun
yang sudah mulai tak terlihat.
“Mianhae,” ucap Kangin. “Seharusnya aku tak berhak melakukan itu tadi.”
“Gwenchana, aku berterima kasih padamu karena telah melakukannya. Aku
terlalu takut melakukan itu padanya. Aku terlalu menyayanginya, jadi
aku tak bisa menyakitinya.”
BRUMMM...
Sebuah mobil sedan yang sama seperti yang ditumpangi Siwon dan
Kyuhyun tadi terparkir di samping mereka dan dua penumpangnya pun segera
turun.
“Kalian datang,” sapa Sungmin. Siwon dan Shindong mengangguk.
“Di mana Kyuhyun-ssi dan Henry-ssi?” tanya Siwon. “Bukannya tadi dia yang membawa kalian ke mari?”
“Mereka aku suruh pulang,” ucap Leeteuk datar. “Kita mulai saja sekarang.”
“Ne.” Siwon dibantu oleh Sindong segera mengeluarkan sebuah kotak
kayu berukuran besar dari bagasi mobil. Mereka segera meletakkannya di
tanah dan membuka tutup kotak kayu itu. Shindong segera mengeluarkan
alat yang ia buat dan meyerahkan pada Leeteuk, sepasang sepatu roda.
“Sepatu roda?” tanya Kangin heran, karena ia baru melihat alat itu hari ini.
“Wae? Kau tak bisa memakainya?” tanya Shindong.
“Ani, bagaimana caranya sepatu roda itu membawa kita ke
history hall dengan jarak sejauh itu?” tanya Kangin tak mengerti.
“Aku sudah memodifikasinya,” jelas Shindong. “Jika kau memakainya kau akan tahu seberapa canggih alat itu.”
“Ajarkan aku,” pinta Kangin dan Hankyung bersamaan saat melihat Leeteuk, Ryeowook dan Sungmin sudah memakai sepatu roda itu.
“Ani, aku hanya membutuhkan salah satu dari kalian untuk membantuku di dalam,” ucap Leeteuk. “Seseorang yang bisa bertarung.”
“Aku bisa!!!” protes Sungmin sengit, karena Leeteuk masih ingin meminta bantuan orang lain. Padahal dirinya adalah master
martial art. Seakan Leeteuk sedang meremehkan kemampuannya.
“Aku tahu kau bisa Sungmin-ssi,” ujar Leeteuk tak sabar. “Tapi aku masih membutuhkan seseorang lagi.”
“Kalau begitu aku saja.” Kangin mengajukan diri. Hankyung mengangguk, menyetujui perkataan sahabatnya.
“Kalau begitu cepat!” perintah Leeteuk sambil bersiap masuk ke sebuah ruang rahasia yang sedari tadi mereka injak.
Ya, sedari tadi yang mereka injak bukanlah tanah, melainkan sebuah pintu masuk menuju
history hall. Pintu itu ditemukan oleh Sungmin saat dihari pertama mereka sampai di
history hall. Jika bisa dibilang, jarak antara pintu itu menuju
history hall
bisa mencapai 1 atau 2 jam jika dilakukan dengan kaki telanjang. Bisa
dibayangkan seberapa jauh jarak yang akan mereka tempuh. Tapi, dengan
alat yang Shindong buat, mereka bisa sampai ke ruang bawah tanah
history hall sekitar 15-20 menit saja.
“Ajarkan aku,” pinta Kangin pada Shindong sambil memakai sepatu roda itu yang baginya sangat sulit untuk dipakai.
“Cobalah untuk meluncur terlebih dahulu,” terang Shindong. “Jika kau
pernah memakainya, kau pasti tahu bagaimana caranya meluncur.”
“Aku tak sebodoh itu, Shindong-ssi,” ucap Kangin dingin. Shindong tersenyum kikuk.
“Pokonya cara penggunaannya sama dengan sepatu roda biasa, cara
menghentikannya kau tinggal memberikan sedikit tekanan pada bagian
belakang. Secara langsung ia akan berhenti.”
“Untuk memperlambat?”
“Tumpukan berat tubuhmu ke belakang secara perlahan.”
“Baiklah, baiklah. Aku paham,” kata Kangin. Shindong memandang Kangin
tak yakin. Kangin segera mengikuti Leeteuk, Ryeowook dan Sungmin yang
sudah mulai masuk ke jalan bawah tanah itu.
“Kau siap, Kangin-ssi?” tanya Ryeowook sambil tersenyum cerah dan mengarahkan senternya ke wajah Kangin.
“Kenapa kau tersenyum seperti itu?” tanya Kangin tak suka, ikut mengarahkan senternya ke wajah Sungmin.
“Karena..” Sungmin berjalan ke belakang Kangin. “Kita akan
bersenang-senang.” Sungmin mendorong tubuh Kangin hingga membuat Kangin
meluncur.
“Aaaaaa!!!”
Kangin berseru kaget saat sepatu roda itu mulai meluncur dengan sangat cepat. Leeteuk hanya tersenyum melihat kejadian itu.
“Ayo Leeteuk-ssi,” ajak Ryeowook. Mereka pun segera meluncur, menyusul Kangin yang sudah mulai jauh meninggalkan mereka.
“Bagaimana ini!!!!” teriak Kangin kewalahan. “Ini terlalu cepat!!!”
Ryeowook tertawa mendengar teriakan Kangin. Dengan cepat, Ryeowook
sedikit mencondongkan tubuhnya ke depan dan membuat kecepatannya
bertambah lebih cepat hingga akhirnya dia bisa sejajar dengan Kangin.
“Gwenchana?” teriak Ryeowook. Kangin menatap Ryeowook sebal. Ryeowook
tertawa lagi lalu memegang lengan Kangin. “Tumpukan berat tubuhmu
kebelakang dengan perlahan agar memperlambat kecepatannya.” Kangin
melakukan apa yang diucapkan oleh Ryeowook dan dia mulai sedikit
melambat hingga Leeteuk dan Sungmin sejajar dengan mereka.
“Ternyata kau bodoh juga,” ucap Sungmin datar dan membuat Kangin
melotot kearahnya. Sungmin segera menambah kecepatannya, begitu juga
dengan Leeteuk. Ryeowook menatap Kangin, mengajaknya untuk menambah
kecepatan dan mereka pun segera meluncur lebih cepat lagi.
Sungmin dan Leeteuk menghentikan luncuran mereka, begitu juga dengan
Ryeowook yang sudah mulai memperlambat laju sepatu rodanya. Tetapi tidak
dengan Kangin, kecepatan luncurnya malah semakin bertambah.
“Tolong aku!!!” teriak Kangin. Leeteuk dan Sungmin saling menatap
sejenak, lalu memandang arah belakang mereka dan melihat Kangin meluncur
ke arah mereka bertiga dengan cepat. Ryeowook dan Sugmin sudah
menempelkan tubuhnya ke dinding agar tak tertabrak oleh Kangin.
Sedangkan Leeteuk mengambil ancang-ancang untuk menangkap Kangin.
“Tumpukan berat tubuhmu ke belakang!” seru Ryeowook. Kangin berusaha
melakukan apa yang diperintahkan oleh Ryeowook, tetapi tidak bisa.
Tinggal beberapa detik lagi, Kangin akan melewati mereka bertiga.
Sungmin dan Ryeowook semakin merapatkan diri ke dinding.
“Leeeteuk-ssi! Apa yang kau laku.. Leeteuk-ssi!!!”
Sungmin tercengang saat melihat Leeteuk menangkap lengan Kangin dan
ikut terseret selama beberapa meter kedepan. Sungmin dan Ryeowook segera
meluncur kearah kedua orang itu.
“Leeteuk-ssi!! Gwenchana!!” tanya Ryeowook, Sungmin dan Kangin
bersamaan. Leeteuk yang sempat berbaring disisi Kangin pun mulai bangkit
dengan susah payah. Baju putihnya terkoyak di sana-sini. Senter yang
dibawanya pun pecah.
“Gwenchana.. Gwenchana..” jawab Leeteuk sambil meringis menahan sakit.
“Tidak, kau sedang tidak baik-baik saja!” sembur Kangin. Dia
mengarahkan senternya ketubuh Leeteuk. “Kau terluka, kami harus me..”
“Sudah ku bilang aku baik-baik saja!!” tukas Leeteuk dingin. “Ayo kita lanjutkan!!”
Leeteuk melepas sepatu rodanya, begitu juga dengan Ryeowook, Sungmin
dan Kangin. Selama sisa perjalanan, mereka melakukannya dengan berjalan
kaki. Jarak yang akan mereka tempuh memang sudah tak begitu jauh, maka
dari itu, tadi Leeteuk dan Sungmin menghentikan laju sepatu rodanya.
Setelah berjalan beberapa menit, mereka segera berbelok ke arah kanan.
“Tanya pada Eunhyuk atau Donghae-ssi, apa mereka bisa melihat kita
atau tidak,” perintah Leeteuk. Sungmin yang berada di samping Leeteuk
pun mengangguk dan menyentuh telinganya untuk menghubungi salah satu
orang yang disebutkan Leeteuk tadi.
“Donghae-ssi,” panggil Sungmin. Dia nampak diam sejenak untuk
mendengarkan. “Apa kalin bisa melihat kami di sini? Ahh, ne.
Gamsahamnida. Leeteuk-ssi, mereka tak bisa melihat keberadaan kita di
sini.”
“Baguslah,” ucap Leeteuk sambil tersenyum senang.
“Bagus? Apa maksudmu?” tanya Kangin.
“Jika mereka berdua tak bisa melihat keberadaan kita, berarti musuh kita pun tak bisa melihatnya juga.”
“Bagaimana mungkin mereka tak bisa melihat keberadaan kita?” tanya
Sungmin tak mengerti. “Aku dan Ryeowook sudah memasang kamera di
mana-mana, tapi kenapa mereka tak bisa melihat kita?”
“Kau masih ingat tempat yang kau buat bersama dengan Ryeowook-ssi?”
tanya Leeteuk. Sungmin mengangguk. “Sebenarnya yang mereka lihat adalah
ruangan yang kalian buat itu.”
“Lalu, apa gunanya itu?” tanya Ryeowook bingung.
“Aku tahu apa yang sedang direncanakan
mereka,” jelas Leeteuk. “
Mereka
akan melakukan segala cara untuk menggagalkan rencana kita, salah satu
caranya adalah mengawasi gerak-gerik kita. Dengan begini, kita bisa
sedikit menghambat
mereka beberapa saat. Pengintaian kita hanya tinggal hari ini dan besok. Aku tak ingin semuanya gagal begitu saja. Kita sampai.”
Leeteuk mendongak, dan mendapati sebuah pintu diatasnya. Dengan
perlahan, dia membuka pintu itu. Dengan bantuan Kangin, dia segera masuk
ke dalam ruangan di atas pintu itu.
*KANGIN POV*
Dengan sangat mudah, aku bisa membantu namja ini masuk ke ruangan di atas pintu yang ditemukan olehnya.
“Siapa yang masuk selanjutnya?” tanyaku pada kedua namja di depanku.
“Aku bisa se..”
“Aku tahu kau pasti sudah di sini.”
Aku dan ke dua namja di depanku mendongak saat mendengar suara Leeteuk-ssi berbicara.
“Kalian di sini, biarkan aku masuk,” bisikku pada mereka berdua.
“Tidak! Aku akan ikut masuk!” ucap Sungmin-ssi dingin.
“Siapa yang akan menjaganya, babo!” makiku pelan. “Temanmu itu tak bisa bertarung, kan!”
Ku lihat Sungmin-ssi mengepalkan jemarinya. Terlihat jika dia benar-benar tak suka dengan sikapku. Ahh, apa peduliku.
“Berani sekali kau datang ke mari sendiri.”
Suara itu, sepertinya aku mengenal suara itu. Tanpa pikir panjang,
aku segera masuk ke ruangan di atasku. Aku tercengang saat diriku sudah
berdiri di sisi Leeteuk-ssi yang sedang menatap tenang namja di
depannya.
“Kau!! Ternyata kau yang mengkhianati kami sejak awal!!” seruku.
“Ahh, Kangin-ssi, ternyata kau di sini juga.”
Namja ini!! Bukannya dia seharusnya sedang bersama dengan Yesung-ssi!! Tapi kenapa dia bisa berada di sini!!!
“Zhoumi-ssi, kenapa kau mengkhianati kami?”
Aku menatap Leeteuk-ssi, dari nada suaranya, dia terdengar sangat kecewa walau ekspresi wajahnya sangat dingin.
“Kau tahu apa alasannya, Leeteuk-ssi,” katanya meremehkan. Dia diam
sejenak lalu melanjutkan, “Sejak kapan kau menyadari bahwa aku
pengkhianatnya?”
“Sejak insiden keracunan itu.”
“Pantas kau menyuruh asistenmu ikut dengan ku ke New York. Tapi kenapa kau membiarkanku tetap berada di sini?”
Leeteuk-ssi diam, tak menjawab pertanyaan Zhoumi-ssi. Sial!! Apa yang harus aku lakukan sekarang.
“Sudah selesai?”
Tiba-tiba, seseorang keluar dari arah belakang kami.
“Ne, Junsu-ssi,” jawab Zhoumi-ssi sambil tersenyum. Namja bernama
Junsu itu berjalan melewati kami tanpa melepaskan tatapan matanya dariku
dan Leeteuk-ssi.
“Leeteuk-ssi, ternyata kau pintar juga bisa menyadari jika dialah
pengkhianatnya.” Senyum meremehkan muncul dari wajah Junsu-ssi.
“Aku sudah bertemu dengan Jay, dan aku sudah mengatakan semua
padanya. Jadi aku tak ada urusan lagi dengan kalian,” ujar Leeteuk-ssi
tenang.
“Justru karena kau bertemu dengannya lebih awal, maka kami harus
membunuhmu sekarang,” tukas Junsu-ssi tajam. Ku lihat Leeteuk-ssi tetap
saja tenang. Sepertinya dia memang sudah tahu jika situasi ini akan
terjadi.
“Yunho-ssi, keluarlah. Tak usah bersembunyi terus seperti itu,” ucap
Leeteuk-ssi dan sesaat kemudian, dari arah pintu masuk ruangan ini,
muncullah seorang namja tinggi.
“Kau benar-benar mengetahui semuanya, Leeteuk-ssi. Ternyata dari dulu kemampuanmu tak berubah sedikit pun.”
“Dan sepertinya pengikutmu bertambah setelah beberapa tahun terakhir ini,” tukas Leeteuk-ssi.
Ahh, aku benar-benar benci keadaan seperti ini. Apa yang harus aku
lakukan? Aku tak membawa senjata atau apapun. Bagaimana caranya aku
menghajar mereka nanti?
“Di mana Eunhyuk?” tanya Yunho-ssi.
“Kau tak ada urusan apapun dengan dongsaengku, urusan mu hanya
denganku,” kata Leeteuk-ssi dingin. “Jika kau ingin menggagalkan
rencanaku, silahkan. Tapi jangan sekali-sekali kau sentuh
dongsaeng-dongsaengku maupun orang-orang yang bekerja sama denganku.”
“Aku tanya, di mana Eunhyuk!!” ulang Yunho-ssi keras.
Kenapa dia sangat ingin mengetahui di mana Eunhyuk-ssi berada? Apa hubungannya dengan dia?
“Kau tak mau menjawab?” geram Yunho-ssi dambil mengeluarkan sesuatu dari balik jasnya. Mwo!! Itu!!
“Awas Leeteuk-ssi!!!”
Aku segera menarik Leeteuk-ssi dan mendorongnya kembali ke ruang bawah tanah.
“Kangin-ssi!!!” teriak Leeteuk-ssi.
“Jangan biarkan Leeteuk-ssi masuk lagi!” seruku.
Aku menatap geram pada Yunho-ssi, Zhoumi-ssi dan Junsu-ssi.
“Kau mau mati, ya!!” ejek Zhoumi-ssi. “Lebih baik kau bergabung
dengan kami jika kau tak ingin mati dengan sia-sia.” Dia juga
mengeluarkan senjata dari balik bajunya, begitu juga dengan namja
satunya.
“Lebih baik kalian bunuh aku dari pada aku harus bergabung dengan kalian!!”
“Kangin-ssi!! Jangan!!”
Leeteuk-ssi masih berteriak padaku.
“Berapa orang yang kau bawa ke mari?” tanya Yunho-ssi padaku.
“Itu bukan urusanmu!” ucapku sedingin mungkin. Aku harus segera pergi
dari sini jika tak ingin mati dengan sia-sia, tapi bagaimana caranya?
Aku tak bisa begitu saja melarikan diri dari sini. Senjata itu,
bagaimana caranya aku menyingkirkan itu.
“Kangin-ssi!!!”
“Berisik kau!!!” bentakku pada Leeteuk-ssi. Aish!! Jinjja!!! Dia membuatku pusing kepala.
“Berapa orang!” tanyanya lagi.
Drapp... Drapp.. Drapp..
Tunggu!! Sepertinya aku mendengar derap langkah kaki. Siapa itu?
“Ada yang datang,” bisik Zhoumi-ssi.
“Cepat kita pergi dari sini,” ucap Yunho-ssi. Bagus!! Aku bisa
melarikan diri. Tanpa pikir panjang aku segera melangkah ke belakang.
DOR!!!
“Kangin-ssi!! Kau tak apa!!”
“Tak apa!! Ayo pergi!!”
Hufh.. Untung aku bisa masuk ke lorong bawah ini tepat waktu sebelum
mereka menembakkan peluru ke arahku. Aku segera memakai sepatu roda dan
meluncur bersama mereka. Aku menggandeng Leeteuk-ssi yang memang sedikit
terluka karena terseret tadi.
“Cepat!! Cepat!!” seru Sungmin-ssi. Mau tak mau, aku menambah
kecepatan sambil menarik Leeteuk-ssi. Aku melirik Leeteuk-ssi yang hanya
diam saja. Tatapan matanya kosong. Ada apa dengannya?
“Leeteuk-ssi, gwenchana?” seruku. Dia diam saja. Aish!! Ada apa
dengannya? Aku semakin mempercepat laju sepatu roda ini. Aku tak peduli
dengan tatapan penuh tanya dari Sungmin-ssi dan Ryeowook-ssi saat aku
melewati mereka berdua yang kemudian juga ikut menambah kecepatan.
Sebentar lagi!!! Aku menyentuh telingaku. Aku harus menghubungi seseorang dari mereka.
“Hankyung-ah!! Bantu aku untuk menghentikan laju sepatu roda ini!!!” pintaku.
“Mwo?”
“Aish!! Babo-ya!! Cepat cari apapun untuk menghentikan kecepatan
sepatu roda ini!!” teriakku tak sabar sambil berusaha untuk memperlambat
laju sepatu roda ini.
“Ahh, ne!”
“Leeteuk-ssi!!!!” teriakku sekali lagi sambil mengguncang tubuhnya keras.
Kenapa disaat seperti ini dia malah tak berguna sama sekali!!! Dasar bodoh!!!
“Kangin-ssi!!! Hentikan laju sepatu rodamu!!!” teriak Sungmin-ssi
dari belakangku. Aku pun semakin menumpukan berat tubuh ku ke belakang
dan sepertinya sedikit berhasil. Tapi tak cukup untuk menghentikannku
tepat di bawah pintu masuk itu. Andwe!!! Kami akan menabrak!!!
“Kau benar-benar tak bisa mengendalikannya?”
“Eh?”
Aku menoleh pada Leeteuk-ssi yang menatapku dengan wajah datar dan
sesaat kemudian laju sepatu rodaku benar-benar melambat dan akhirnya
berhenti tepat beberapa senti dari pintu masuk.
Leeteuk-ssi langsung pergi meninggalkanku dan naik menuju permukaan.
Aku mengikutinya. Aku benar-benar bingung, ada apa dengannya.
“Bagaimana?”
Saat aku sudah sampai atas, ku lihat Siwon-ssi dan Shindong-ssi sedang bercakap-cakap dengan Leeteuk-ssi.
“Bagaimana apanya?” tanyaku balik pada Hankyung.
“Kita harus kembali,” perintah Leeteuk-ssi pada kami. Kami semua
mengangguk. Ryeowook-ssi, Sungmin-ssi dan Leeteuk-ssi segera masuk ke
mobil yang ada di belakangku, lalu Shindong-ssi dan Siwon-ssi masuk ke
mobil yang ada di depanku sedangkan aku mengikuti Hankyung yang sudah
masuk ke mobil di sisi kiriku.
“Apa yang terjadi di bawah sana?” tanya Hankyung lagi sambil menjalankan mobil.
“Zhoumi-ssi adalah pengkhianatnya!” geramku. Ku lihat Hankyung tak kaget dengan apa yang aku ucapkan.
“Aku sudah tahu itu dari lama.”
“Mwo?”
Aku menatapnya bingung. Jika dia tahu, kenapa dia tak memberitahuku?
“Dari mana kau tahu?”
“Aku mengetahuinya sendiri.”
“Mwo??”
*Kangin POV END*
“Kau ingat saat awal kita pergi ke Museum ini?” Kangin mengangguk.
“Dan Leeteuk-ssi menyuruh Yesung-ssi dan Kibum-ssi ikut bersama dengan
Heechul-ssi dan Zhoumi-ssi?” Kangin mengangguk lagi. “Saat itu lah aku
menyadari ada yang aneh.”
“Apanya yang aneh?”
“Setahuku, Yesung-ssi tak pernah setuju dengan keputusan Leeteuk-ssi
untuk mengajak kita bekerja sama dan sangat aneh saat Yesung-ssi dengan
patuh menuruti ucapan Leeteuk-ssi untuk pergi ke New York.”
“Tunggu!!” potong Kangin. “Tak ada yang aneh dengan itu. Dari mana kau menemukan ada yang aneh dengan itu?”
“Dengarkan aku dulu!” tukas Hankyung, lalu ia mendesah pelan. “Selama
seper sekian detik, Yesung-ssi menatap Leeteuk-ssi tajam saat
Leeteuk-ssi menyuruhnya untuk pergi ke New York dan entah karena aku
memang dari awal tak suka dengan si pria licik, Zhoumi-ssi itu atau
bagaimana, Leeteuk-ssi seperti terus berkali-kali melirik Zhoumi-ssi.”
“Hmm, mungkin apa yang kau ucapkan itu ada benarnya juga.” Hankyung melirik Kangin. “Kau tahu, saat kami di
history hall tadi, Zhoumi-ssi sempat bertanya sejak kapan Leeteuk-ssi mencurigainya sebagai pengkhianat.”
“Lalu..”
“Dia menjawab, sejak insiden keracunan waktu itu. Mungkin, Zhoumi-ssi
atau salah satu dari orang-orang Yunho-ssi yang melakukannya. Menyuruh
gadis kecil untuk memberikan minuman itu pada Leeteuk-ssi.”
“Ku harap Yesung-ssi cepat sampai ke mari,” ujar Hankyung. “Dan
menceritakan pada kami, apa yang dilakukan Zhoumi-ssi saat bersama
dengan mereka.”
“Tunggu!! Jika Zhoumi-ssi sudah berada di sini, berarti seharusnya Yesung-ssi juga..”
“Tak mungkin,” sanggah Hankyung cepat.
“Mwo?”
“Mungkin saja Zhoumi-ssi dijemput oleh salah satu dari anggota Yunho-ssi.”
“Lalu kenapa Yesung-ssi..”
“Lebih baik kau hubungi Yesung-ssi jika kau punya banyak pertanyaan,”
potong Hankyung. Kangin mengangguk dan menyentuh daun telinganya.
“Yoboseyo, Yesung-ssi.”
Sepi, tak ada jawaban. Kangin mengetuk-ngetukkan jarinya ke
dashboard.
“Yoboseyo.”
“Yesung-ssi?”
“Ne. Nugu-ya?”
“Kangin.”
“Ahh, Kangin-ssi. Waeyo? Apa ada masalah?”
“Ani, aku ingin menanyakan sesuatu padamu.”
“
Mwonde?”
“Itu, apa Zhoumi-ssi bersama dengan kalian saat ini?”
“Ani. Dia sudah kembali ke Korea ku rasa.”
“Kau sudah tahu?”
“Aku sudah mengetahui semuanya, Kangin-ssi. Aku sudah sejak awal tak mempercayainya.”
“Lalu bagaimana dengan Heechul-ssi?”
“Dia juga mungkin sudah pulang ke Korea lebih dulu. Sekarang ini aku hanya bersama dengan Kibum-ssi.”
“Bukannya kau juga sedang perjalanan pulang ke Korea?”
“Ne, tetapi jam keberangkatanku dengan mereka mungkin berbeda,
atau mungkin mereka menggunakan pesawat pribadi, aku juga tak tahu. Tapi
setahuku, sejak Henry menyuruhku untuk kembali dan aku
memberitahukannya pada mereka. Mereka berdua tak datang menemuiku lagi.”
“Kibum-ssi tak memeberitahumu apa-apa tentang kepergian mereka?”
“Kau tahu? Aku menemukannya pingsan di restoran hotel.”
To be continued...
update.... update,....
akhirnya nii FF update juga...
kkk~
lama ya??? mianhae,,, abisnya lagi nggak ada ide buat ngelanjutin nih FF...
gimana??? ceritanya makin aneh ya??
kkk~
komen ya yang pengen tahu kelanjutan ceritanya....
^_^
~SJK~