DARK FANFICTION

(RULE) Welcome To Dark Fanfiction

Annyeonghaseyo....

akhirnya.. aku bisa buka blog ku lagi...

nah...
mungkin yang dulu sering buka blog ku jadi bingung..

ke mana perginya info-info yang ku update dulu?

hehehe...
mianhae..

aku udah hapus semuanya...

dan aku akan ganti blog ku ini jadi blog untuk memposting FF (fanfiction) yang aku buat... ^_^v

walau mungkin aku nggak akan setiap hari, setipa minggu ataupun mungkin setiap bulan update FFnya... tapi ku harap kalian mau setia menunggu...

hhe...





oh iya...
aku punya beberapa peraturan...
mohon diperhatikan ya... ^_^


TO READERS :

1. setelah selesai baca, jangan lupa kasih komen ya.. tinggalkan komen kalian.. kritik dan saran sangat diperlukan disini..

2. jangan copas semua FF di sini... tetapi share aja linknya.. ok? ^_^


TO AUTHOR :

1.)

jika ada author yang mau nitipin FF di sini juga bisa. kirim aja FF nya ke sansan.dark@gmail.com
formatnya :
nama author :
judul :
genre :
rating :

2.)

NO FF NC or YADONG

sebenernya suka banget sama FF yadong.. tapi,, aku nggak mau ada FF semacam itu di blog ku.. jadi maaf,, nggak akan aku terima jika ada yang ngirim FF semacam itu... romance masih akan aku terima, tetapi NC atau YADONG tidak akan ku terima..



hhe...

ok deh...

enjoy it.. ^_^


~SJK~

[FF] Ocean Fifteen (Chapter 9)







Title :: Ocean Fifteen
Lenght :: Chapter
Author :: Kim Soo Jin (Sansan Kurai)
Blog : http://sansandarkff.blogspot.com/
Main Cast :: All Super Junior member + Zhoumi and Henry
Other Cast :: DBSK and JYJ + other
Genre :: Action, Hurt, Crime, Comedy
Rating :: I think this is general
Disclaimer :: ide cerita author dapet waktu author nonton film Ocean 13 sama Ocean 11. ^^~ Tapi selebihnya adalah imajinasi author..



Don't take my Fanfiction without FULL CREDIT to my Account, Don't copy my Fanfiction without my PERMISSION, Don't PLAGIAT my Fanficton. I HATE PEOPLE WHO JUST PLAGIAT !






-------------------------------------------------------------------------------------------------






Last chapter....






“Tunggu, memang apa yang terjadi 5 tahun silam?” tanya Sungmin-ssi. Aku pun mengangguk dan menatap Henry. Karena aku sama sekali tak ingat kejadian 5 tahun yang lalu.

“Hyung jalanlah,” pinta Henry padaku. “Aku akan menjelaskannya.”

Aku pun kembali menjalankan mobil.

“Hyung tidak ingat dengan yeoja bernama Soojin?” tanya Henry padaku.

Soojin?

Hmm... Soojin?

Ahh! Aku ingat, itu adalah yeoja yang dulu pernah tinggal bersama dengan Leeteuk hyung.

“Ne, aku ingat. Wae?” tanyaku.

“Yeoja itu dulu pernah menjadi target pembunuhan oleh Yunho-ssi. Masih tak ingat hyung?”



*KYUHYUN POV END*



Mendengar cerita Henry, Kyuhyun sedikit tersentak.

“Aku ingat sekarang,” sahut Kyuhyun.





//////////////////// FF O.F Chapter 9 ////////////////////





“Hyung ingat?” tanya Henry.

Kyuhyun mengangguk.

“Ya, aku ingat kejadian itu,” bisik Kyuhyun. “Leeteuk hyung sampai hampir mengorbankan nyawanya sendiri untuk menyelamatkan nyawa gadis itu. Tetapi terlambat, gadis itu..”

“Kenapa?” tanya Ryeowook dan Sungmin bersamaan, karena Kyuhyun menghentikan kata-katanya.

Henry menggelengkan kepalanya.

“Gadis itu menghilang, tak tahu bagaimana keadaannya. Apa dia terbunuh atau bagaimana aku juga tak tahu. Tapi kejadian itu merenggut kebahagiaan Leeteuk hyung.”

“Jika boleh aku tahu, apa hubungan Leeteuk-ssi dengan gadis itu?” tanya Ryeowook.

“Gadis itu..” Kyuhyun menoleh sejenak menatap Ryeowook, lalu tersenyum. “Adalah penyemangat hyungku.”



##



“Apa yang kita lakukan di sini?” tanya Kangin.

“Kita tunggu saja perintah selanjutnya,” jawab Hankyung sambil melipat kedua tangannya di dada. Kangin mendengus kesal mendengar jawaban sahabatnya itu. Dia pun segera keluar dari mobil dan menyandarkan tubuhnya yang kekar ke sisi mobil.

“Kau tahu? Kadang aku merasa tak suka dengan sikap Leeteuk-ssi itu,” ujar Kangin. Hankyung pun ikut-ikutan keluar dari mobil dan berdiri bersandar di sisi Kangin sambil memandang lurus ke depan. “Dia itu bodoh atau apa sih sebenarnya?”

“Maksudmu?”

“Eunhyuk-ssi,” sembur Kangin. “Bukannya dia sudah dikhianati oleh Eunhyuk-ssi, kenapa dia masih mau bekerja sama dengan pengkhianat seperti dia?”

“Jika kau tak tahu apa-apa tentang Leeteuk-ssi, sebaiknya kau diam saja. Kenapa kau jadi mengurusi urusan pribadinya?”

“Aku merasa sebal saja melihatnya seperti itu!!” sahut Kangin ketus.

“Hahaha, kau itu aneh,” ledek Hankyung. “Baru kali ini aku melihatmu mengkhawatirkan orang lain.”

“Ya!!! Siapa yang mengkhawatirkan dia!!!”

“Sikap dan perkataanmu itu yang menunjukkan kalau kau mengkhawatirkannya, iya kan?” ucap Hankyung tenang.

Kangin diam, tak bisa membalas ucapan Hankyung. Hankyung pun tersenyum.

“Sepertinya benar apa kata orang-orang yang pernah bertemu dengan Leeteuk-ssi,” sahut Hankyung. Kangin menatap Hankyung bingung. “Dia bisa merubah sikap orang lain walau orang itu hanya bersama dirinya selama satu hari ataupun beberapa jam. Leeteuk-ssi seperti bisa membuat orang lain berubah menjadi lebih baik. Kau..” Hankyung menatap sahabatnya sambil tersenyum. “Yang selama ini hanya memikirkan dirimu sendiri ternyata bisa mengkhawatirkan orang ‘lemah’ seperti Leeteuk-ssi.”

“Mwo?” tanya Kangin pelan.

“Tidak hanya kau,” lanjut Hankyung. “Mereka semua yang bergabung dengan Leeteuk-ssi sekarang ini juga sangat memperhatikan Leeteuk-ssi, termasuk aku.” Hankyung mendesah. “Aku selalu memperhatikan gerak-gerik Leeteuk-ssi. Apapun yang dia lakukan aku selalu ingin tahu. Aku jadi merasa sebagai stalkernya Leeteuk-ssi.”

Hankyung pun menertawakan ucapannya sendiri.

“Aku benci mengakui ini, tetapi ucapanmu memang benar,” sahut Kangin. “Dia itu.. Ahh, bagaimana aku mengucapkannya? Dia itu orang yang sangat menyenangkan dan dapat memikat orang lain. Walau sikapnya seperti itu, tetapi dia itu sangat baik. Aku heran, kenapa dia bisa terjun ke dalam pekerjaan seperti ini?”

“Ya, itu semua yang ada dipikiran ku.”

“Mwo!! Kalian? Kenapa ke mari?” tanya Kangin pada keempat orang namja yang sedang menghampiri mereka. Sungmin, Henry, Kyuhyun dan Ryeowook.

“Leeteuk hyung yang menyuruh kami datang menemui kalian,” jawab Henry.

“Untuk apa?” tanya Hankyung.

Henry mengangkat bahunya, begitu juga dengan yang lain.

“Kita hanya di minta datang ke mari dan Leeteuk-ssi bilang dia akan menyusul kita ke sini,” jelas Sungmin.

“Apa yang sedang kalian bicarakan tentang hyungku?” tanya Henry.

“Bagaimana kau mengenal Leeteuk-ssi?” Hankyung bertanya tanpa menjawab pertanyaan Henry.

“Aku? Aku bertemu dengan Leeteuk hyung sekitar 6 atau 7 tahun yang lalu,” kenang Henry. “Saat itu aku sedang berada di sebuah taman sambil mengerjakan tugas ku dengan sebuah laptop. Aku tak tahu dia datang dari mana, tetapi saat itu tiba-tiba dia sudah duduk di sampingku sambil membawa sekotak susu coklat ditangannya.”

“Yesung-ssi?” tanya Kangin.

“Yesung hyung tidak ada, aku tak bertemu dengannya saat itu,” jawab Henry.

“Lalu apa yang terjadi?” tanya Hankyung.

“Dia menanyaiku, apa yang sedang aku kerjakan dan aku menjelaskan padanya dan saat itu juga dia membantuku mengerjakan semua tugas-tugasku dengan cepat. Aku benar-benar kagum padanya dan sejak saat itu aku mulai dekat dengannya.”

“Lalu kau?” tanya Kangin pada Kyuhyun.

“Aku bertemu dengannya saat aku sedang berada di game center,” ingat Kyuhyun. “Waktu itu aku sedang mengawasi gamers yang sedang memainkan game-game level tinggi.”

“Dengan?” tanya Sungmin.

“Laptopku,” jawab Kyuhyun. “Aku memang sejak dulu sudah sangat suka mengawasi orang lain dan waktu itu Leeteuk hyung entah sengaja atau tidak, menemuiku dan mengatakan ingin meminta bantuanku.”

“Sejak itu kau mengenalnya?” tanya Kangin.

“Tidak.” Kyuhyun menggeleng. “Itu pertemuan pertamaku, kira-kira 8 tahun yang lalu. Setelah itu aku tak pernah bertemu dengannya lagi. Lalu 2 tahun kemudian aku baru bertemu dengannya lagi. Kalau itu, aku tak sengaja bertemu dengannya dan aku mengajukan diri untuk membantu pekerjaanya.”

“Jadi kau sebelumnya sudah tahu apa pekerjaanya?” tanya Ryeowook.

“Ya, aku mengawasinya selama beberapa hari sejak ia meminta bantuanku, setelah tahu apa pekerjaannya, aku jadi berniat untuk membantunya tapi aku tak pernah bisa menemukannya di manapun. Makannya, saat aku tak sengaja bertemu dengannya aku langsung bilang ingin membantunya.”

“Lalu apa hubunganmu dengan dia?” tanya Hanyung pada Kyuhyun sambil menunjuk Henry.

“Aku dan dia?” tanya Kyuhyun. “Dia sudah kuanggap sebagai dongsaengku sendiri, seperti Leeteuk hyung yang menganggap kami sebagai dongsaeng-dongsaengnya. Karena aku dan Henry tak bisa tinggal bersama dengan Leeteuk hyung, jadi aku dan Henry diberi satu apartemen untuk tinggal bersama. Aku mendapat perintah untuk terus menjaganya apapun yang terjadi, jadi dia sudah seperti dongsaengku sendiri.”

“Kenapa kalian tak boleh tinggal? Yesung saja boleh tinggal bersamanya,” ucap Sungmin tak mengerti.

“Kalian tahu, kan? Appa Leeteuk hyung adalah seorang kepala kepolisian. Dia tak ingin jika suatu hari ia tertangkap, kami juga tertangkap. Jadi, Leeteuk hyung membelikan kami apartemen untuk tinggal,” jelas Henry.

“Lalu Yesung-ssi? Apa dia tak mengkhawatirkan Yesung-ssi juga?” tanya Kangin. “Bukannya Yesung-ssi adalah orang terdekat Leeteuk-ssi, tapi kenapa..”

“Yesung hyung juga tidak sering tinggal di rumah itu kok,” potong Kyuhyun cepat. “Dalam 1 bulan, mungkin Yesung hyung tinggal di rumah itu hanya sekitar 10 hari atau lebih. Tapi, sejak kejadian ledakan itu, Yesung hyung jadi lebih sering mengunjungi dan menginap di sana.”

“Lalu Yesung-ssi, seperti apa dia sebenarnya?” tanya Ryeowook.

“Yesung hyung?” tanya Kyuhyun. “Kalau dia aku tak begitu tahu, bukannya karena aku tak dekat dengannya tetapi karena dia lebih sering diam dan berada dalam bayang-bayang Leeteuk hyung, jadi kami tak begitu tahu bagaimana dia. Dia itu orang yang misterius.”

“Sangat misterius,” imbuh Henry. “Tetapi dia orang yang sangat baik. Mungkin karena terlalu lama bersama dengan Leeteuk hyung, dia jadi sedikit tertular oleh sifat Leeteuk hyung yang tenang dan pendiam itu.”

Kyuhyung mengangguk-anggukkan kepalanya, setuju dengan ucapan Henry barusan.

“Orang sebaik dia, kenapa bisa menjadi pencuri terbaik? Benar-benar hebat!” puji Hankyung.

“Oh, itu Leeteuk hyung,” tunjuk Henry. Mereka semua segera menolehkan kepalanya ke arah kanan, di mana tangan Henry menunjuk.

“Apa rencana kita selanjutnya?” tanya Hankyung segera setelah Leeteuk berada dihadapan mereka semua.

“Tidak ada,” jawab Leeteuk yang langsung membuat mereka terbengong-bengong.

“Maksudmu?” tanya Kangin tak mengerti.

“Tidak ada rencana selanjutnya,” ulang Leeteuk lagi.

“Lalu ke..”

“Kita mengawasi seseorang, atau bisa ku bilang, menunggu seseorang.,” potong Leeteuk sambil melihat jam di tangannya. “Sebentar lagi dia pasti datang.”

“Nugu?” tanya Kyuhyun. Leeteuk hanya tersenyum penuh arti pada Kyuhyun dan Kyuhyun langsung tersentak melihat itu. “Hyung!! Jangan kau bilang..”

“Sssstttt,” desis Leeteuk. “Jangan sampai dia mendengarmu dan menemukanmu terlebih dahulu. Kalau tidak, dia akan membunuh kita semua.”

“Mwo!!!!” seru Kangin, Hankyung, Ryeowook, Sungmin dan Henry bersamaan.

“Ssssttt!! Sudah ku bilang jangan sampai dia mendengar suara kalian,” desis Leeteuk lagi.

Mereka semua diam, mengikuti semua tingkah Leeteuk, sampai beberapa menit kemudian Leeteuk beranjak dari sisi mereka dan menghampiri seseorang. Kyuhyun sudah sangat tegang melihat hyungnya menemui orang itu, sedangkan Henry hanya menarik-narik baju Kyuhyun, yang lain hanya memandang kejadian itu dengan perasaan bingung.

“Itu Jay?” tanya Kangin. Kyuhyun mengangguk sambil masih mengawasi Leeteuk. Beberapa saat kemudian, Leeteuk dan orang bernama Jay itu menghampiri mereka.

“Kalian pasti sudah sangat mengenalnya,” kenal Leeteuk. Mereka mengangguk.

“Kyu, kenapa kau setegang itu?”  tanya Jay ramah. Leeteuk langsung melirik tajam kearah Kyuhyun. “Kau tak menyukaiku berdekatan dengan hyung mu, eoh?”

“Ani,” jawab Kyuhyun singkat.

“Baguslah kalau seperti itu,” ucap Jay. “Nah, Leeteuk, kenapa kau memanggilku ke mari?”

“Langsung saja Jay, aku tak suka berlama-lama,” ujar Leeteuk serius. “Aku tahu kau sekarang bekerja sama dengan Yunho dan berusaha menggagalkan rencanaku. Aku hanya ingin kau tak mengganggu semua kegiatanku.”

“Punya hak apa kau melarangku?” tanya Jay tenang. “Aku bukan orang yang suka diperintah, Leeteuk.”

“Aku tahu itu,” ucap Leeteuk. “Tapi aku memperingatkanmu, Jay. Jika sampai sekali saja kau menyentuh dongsaeng-dongsaengku atau orang-orang yang bekerja sama denganku, aku tak akan segan-segan menghancurkan kalian semua.”

“Kau mengancamku?”

“Tidak, hanya memberi peringatan saja. Kau tahu Jay, aku tak pernah main-main dengan ucapanku.”

“Ahh, aku tahu. Kau pasti takut kejadian 5 tahun terulang lagi? Benarkan?”

Leeteuk terdiam, wajahnya langsung berubah pucat.

“Hahaha, ternyata ucapanku benar. Kau menyukai gadis itu, eoh? Menyedihkan,” ejek Jay. “Ternyata selama ini kau terpuruk karena gadis itu? Ck, kau benar-benar menyedihkan.”

“Kau berkata seperti itu karena kau iri pada hyungku!!” bentak Kyuhyun.

“Jaga ucapanmu anak muda, aku bisa memotong lidahmu jika kau berkata yang tidak-tidak lagi.”

“Aku tidak takut!!” tantang Kyuhyun.

“Kyu! Cukup!”

Jay tersenyum, meremehkan sikap Kyuhyun tadi, lalu ia beralih menatap Leeteuk.

“Leeteuk, aku sangat menghormatimu, begitu juga kau yang sangat menghormatiku. Kau akan mendapatkan batu permata itu dengan caramu dan aku pun akan melakukannya dengan caraku. Jadi, kita akan bertarung mendapatkannya.” Jay mendekati Leeteuk dan membisikkan sesuatu ketelinga Leeteuk. “Dan aku yang akan mendapatkan itu. Jadi, lebih baik kau mengalah.”

Jay menjauh dari Leeteuk.

“Kalau begitu, sampai jumpa Leeteuk.”

Jay berbalik dan melambaikan tangannya. Dia pergi dari hadapan Leeteuk dan yang lain.

“Kau!!” umpat Leeteuk pelan sambil mengepalkan jari-jarinya.

“Hyung, tak ada gunanya kau bertemu dengannya,” ujar Kyuhyun menahan amarah. “Percumah hyung!! Percumah!!”

Tapi Leeteuk tersenyum. Senyum yang selalu ia tunjukkan jika ia sedang teropsesi dengan sesuatu. Henry kembali menarik baju Kyuhyun lalu menunjuk Leeteuk.

“Hyung, kau..”

“Gadis itu masih hidup,” ucap Leeteuk pelan.

“Mwo?” tanya Kyuhyun dan Henry bersamaan.

“Gadis itu masih hidup Kyu,” ulang Leeteuk. “Ternyata mereka tak membunuhnya. Sungguh pintar! Gadis itu memang pintar!”

“Bagaimana kau tahu itu, Leeteuk-ssi?” tanya Kangin.

“Apa kau tak mendengarkan setiap nada bicaranya?” tanya Leeteuk sambil tersenyum. “Dalam nada bicaranya, dia terdengar sangat marah. Aku yakin, gadis itu pasti melarikan diri.”

“Tapi di mana dia sekarang? Kenapa dia tak datang menemui mu hyung?” tanya Kyuhyun.

“Sudah ku bilang, dia itu gadis pintar,” ucap Leeteuk lembut. “Dia tak ingin Yunho dan Jay tahu di mana keberadaannya. Jadi, dia menghilang..”

“Dan membuatmu terpuruk agar mereka semua tak mengejar-ngejar gadis itu lagi dan tak mengganggumu lagi, benarkan?” tebak Hankyung cepat. Leeteuk mengangguk.

“Gadis bodoh,” batin Leeteuk. “Ternyata ini yang kau lakukan padaku. Kenapa aku tak memikirkan sampai ke situ? Babo!!”

“Sebentar lagi Siwon-ssi dan Shindong-ssi akan datang, kita akan mencoba alat Shindong-ssi lagi,” ucap Leeteuk sambil mengeluarkan sekotak susu coklat favoritnya dari saku.

“Hyung, kau benar-benar gila!!” sembur Kyuhyun tiba-tiba dengan wajah datar. “Aku tak suka dengan sikap hyung yang seenaknya sendiri seperti ini!!”

“Hyung,” tegur Henry pelan sambil menyentuh pundak Kyuhyun tetapi Kyuhyun menyingkirkan tangan Henry dengan kasar.

“Aku tak peduli jika hyung membahayakan nyawaku, tetapi aku tak suka jika hyung membahayakan diri hyung sendiri!!” Leeteuk hanya diam tanpa memandang Kyuhyun sedikitpun.

“Hyung, apa maksudmu?” tanya Henry dengan takut.

“Hanya karena ingin mengetahui gadis sialan itu, hyung sampai menemuinya!! Hyung..”



PLAKKK 



Kyuhyun tercengang sambil menyentuh pipinya yang terasa amat panas.

“Henry,” lirih Leeteuk.

“Hyung!! Kau keterlaluan!!” bentak Henry. “Kenapa hyung egois seperti ini!! Apa hyung tak memikirkan perasaan Leeteuk hyung juga!!!”

“Ya!! Anak kecil!!! Apa kau tak bisa lihat siapa yang egois!!!” bentak Kyuhyun tak kalah sengit. “Dia yang egois!!!” Kyuhyun menunjuk Leeteuk dengan tidak hormat.



PLAKKK!!!



Semua tercengang melihat kejadian itu, termasuk Leeteuk.

“Jaga ucapanmu anak muda dan bersikaplah sopan.”

Kyuhyun diam sambil menahan amarahnya yang benar-benar sudah akan meledak. Kedua jemarinya mengepal. Dia menghapus darah yang keluar disudut bibirnya.

“Kau orang baru tak usah ikut campur!!!” lirik Kyuhyun tajam pada Kangin yang tadi menamparnya keras. “Kau tak tahu apa-apa, jadi sebaiknya tak usah ikut campur!!”

“Kyu! Cukup!!! Kau mau ku hukum!!!” tegur Leeteuk.

“Hukum!! Silahkan hyung!! Aku tak peduli!! Kalau perlu, BUNUH AKU SEKALIAN!!!” jerit Kyuhyun sambil pergi meninggalkan tempat itu dengan langkah penuh amarah.

“Hyung!!!” panggil Henry, Henry menatap Leeteuk, Leeteuk pun mengangguk dan Henry pun ikut pergi dari tempat itu, mengejar Kyuhyun yang sudah mulai tak terlihat.

“Mianhae,” ucap Kangin. “Seharusnya aku tak berhak melakukan itu tadi.”

“Gwenchana, aku berterima kasih padamu karena telah melakukannya. Aku terlalu takut melakukan itu padanya. Aku terlalu menyayanginya,  jadi aku tak bisa menyakitinya.”



BRUMMM...



Sebuah mobil sedan yang sama seperti yang ditumpangi Siwon dan Kyuhyun tadi terparkir di samping mereka dan dua penumpangnya pun segera turun.

“Kalian datang,” sapa Sungmin. Siwon dan Shindong mengangguk.

“Di mana Kyuhyun-ssi dan Henry-ssi?” tanya Siwon. “Bukannya tadi dia yang membawa kalian ke mari?”

“Mereka aku suruh pulang,” ucap Leeteuk datar. “Kita mulai saja sekarang.”

“Ne.” Siwon dibantu oleh Sindong segera mengeluarkan sebuah kotak kayu berukuran besar dari bagasi mobil. Mereka segera meletakkannya di tanah dan membuka tutup kotak kayu itu. Shindong segera mengeluarkan alat yang ia buat dan meyerahkan pada Leeteuk, sepasang sepatu roda.

“Sepatu roda?” tanya Kangin heran, karena ia baru melihat alat itu hari ini.

“Wae? Kau tak bisa memakainya?” tanya Shindong.

“Ani, bagaimana caranya sepatu roda itu membawa kita ke history hall dengan jarak sejauh itu?” tanya Kangin tak mengerti.

“Aku sudah memodifikasinya,” jelas Shindong. “Jika kau memakainya kau akan tahu seberapa canggih alat itu.”

“Ajarkan aku,” pinta Kangin dan Hankyung bersamaan saat melihat Leeteuk, Ryeowook dan Sungmin sudah memakai sepatu roda itu.

“Ani, aku hanya membutuhkan salah satu dari kalian untuk membantuku di dalam,” ucap Leeteuk. “Seseorang yang bisa bertarung.”

“Aku bisa!!!” protes Sungmin sengit, karena Leeteuk masih ingin meminta bantuan orang lain. Padahal dirinya adalah master martial art. Seakan Leeteuk sedang meremehkan kemampuannya.

“Aku tahu kau bisa Sungmin-ssi,” ujar Leeteuk tak sabar. “Tapi aku masih membutuhkan seseorang lagi.”

“Kalau begitu aku saja.” Kangin mengajukan diri. Hankyung mengangguk, menyetujui perkataan sahabatnya.

“Kalau begitu cepat!” perintah Leeteuk sambil bersiap masuk ke sebuah ruang rahasia yang sedari tadi mereka injak.

Ya, sedari tadi yang mereka injak bukanlah tanah, melainkan sebuah pintu masuk menuju history hall. Pintu itu ditemukan oleh Sungmin saat dihari pertama mereka sampai di history hall. Jika bisa dibilang, jarak antara pintu itu menuju history hall bisa mencapai 1 atau 2 jam jika dilakukan dengan kaki telanjang. Bisa dibayangkan seberapa jauh jarak yang akan mereka tempuh. Tapi, dengan alat yang Shindong buat, mereka bisa sampai ke ruang bawah tanah history hall sekitar 15-20 menit saja.

“Ajarkan aku,” pinta Kangin pada Shindong sambil memakai sepatu roda itu yang baginya sangat sulit untuk dipakai.

“Cobalah untuk meluncur terlebih dahulu,” terang Shindong. “Jika kau pernah memakainya, kau pasti tahu bagaimana caranya meluncur.”

“Aku tak sebodoh itu, Shindong-ssi,” ucap Kangin dingin. Shindong tersenyum kikuk.

“Pokonya cara penggunaannya sama dengan sepatu roda biasa, cara menghentikannya kau tinggal memberikan sedikit tekanan pada bagian belakang. Secara langsung ia akan berhenti.”

“Untuk memperlambat?”

“Tumpukan berat tubuhmu ke belakang secara perlahan.”

“Baiklah, baiklah. Aku paham,” kata Kangin. Shindong memandang Kangin tak yakin. Kangin segera mengikuti Leeteuk, Ryeowook dan Sungmin yang sudah mulai masuk ke jalan bawah tanah itu.

“Kau siap, Kangin-ssi?” tanya Ryeowook sambil tersenyum cerah dan mengarahkan senternya ke wajah Kangin.

“Kenapa kau tersenyum seperti itu?” tanya Kangin tak suka, ikut mengarahkan senternya ke wajah Sungmin.

“Karena..” Sungmin berjalan ke belakang Kangin. “Kita akan bersenang-senang.” Sungmin mendorong tubuh Kangin hingga membuat Kangin meluncur.

“Aaaaaa!!!”

Kangin berseru kaget saat sepatu roda itu mulai meluncur dengan sangat cepat. Leeteuk hanya tersenyum melihat kejadian itu.

“Ayo Leeteuk-ssi,” ajak Ryeowook. Mereka pun segera meluncur, menyusul Kangin yang sudah mulai jauh meninggalkan mereka.

“Bagaimana ini!!!!” teriak Kangin kewalahan. “Ini terlalu cepat!!!”

Ryeowook tertawa mendengar teriakan Kangin. Dengan cepat, Ryeowook sedikit mencondongkan tubuhnya ke depan dan membuat kecepatannya bertambah lebih cepat hingga akhirnya dia bisa sejajar dengan Kangin.

“Gwenchana?” teriak Ryeowook. Kangin menatap Ryeowook sebal. Ryeowook tertawa lagi lalu memegang lengan Kangin. “Tumpukan berat tubuhmu kebelakang dengan perlahan agar memperlambat kecepatannya.” Kangin melakukan apa yang diucapkan oleh Ryeowook dan dia mulai sedikit melambat hingga Leeteuk dan Sungmin sejajar dengan mereka.

“Ternyata kau bodoh juga,” ucap Sungmin datar dan membuat Kangin melotot kearahnya. Sungmin segera menambah kecepatannya, begitu juga dengan Leeteuk. Ryeowook menatap Kangin, mengajaknya untuk menambah kecepatan dan mereka pun segera meluncur lebih cepat lagi.

Sungmin dan Leeteuk menghentikan luncuran mereka, begitu juga dengan Ryeowook yang sudah mulai memperlambat laju sepatu rodanya. Tetapi tidak dengan Kangin, kecepatan luncurnya malah semakin bertambah.

“Tolong aku!!!” teriak Kangin. Leeteuk dan Sungmin saling menatap sejenak, lalu memandang arah belakang mereka dan melihat Kangin meluncur ke arah mereka bertiga dengan cepat. Ryeowook dan Sugmin sudah menempelkan tubuhnya ke dinding agar tak tertabrak oleh Kangin. Sedangkan Leeteuk mengambil ancang-ancang untuk menangkap Kangin.

“Tumpukan berat tubuhmu ke belakang!” seru Ryeowook. Kangin berusaha melakukan apa yang diperintahkan oleh Ryeowook, tetapi tidak bisa. Tinggal beberapa detik lagi, Kangin akan melewati mereka bertiga. Sungmin dan Ryeowook semakin merapatkan diri ke dinding.

“Leeeteuk-ssi! Apa yang kau laku.. Leeteuk-ssi!!!”

Sungmin tercengang saat melihat Leeteuk menangkap lengan Kangin dan ikut terseret selama beberapa meter kedepan. Sungmin dan Ryeowook segera meluncur kearah kedua orang itu.

“Leeteuk-ssi!! Gwenchana!!” tanya Ryeowook, Sungmin dan Kangin bersamaan. Leeteuk yang sempat berbaring disisi Kangin pun mulai bangkit dengan susah payah. Baju putihnya terkoyak di sana-sini. Senter yang dibawanya pun pecah.

“Gwenchana.. Gwenchana..” jawab Leeteuk sambil meringis menahan sakit.

“Tidak, kau sedang tidak baik-baik saja!” sembur Kangin. Dia mengarahkan senternya ketubuh Leeteuk. “Kau terluka, kami harus me..”

“Sudah ku bilang aku baik-baik saja!!” tukas Leeteuk dingin. “Ayo kita lanjutkan!!”

Leeteuk melepas sepatu rodanya, begitu juga dengan Ryeowook, Sungmin dan Kangin. Selama sisa perjalanan, mereka melakukannya dengan berjalan kaki. Jarak yang akan mereka tempuh memang sudah tak begitu jauh, maka dari itu, tadi Leeteuk dan Sungmin menghentikan laju sepatu rodanya.

Setelah berjalan beberapa menit, mereka segera berbelok ke arah kanan.

“Tanya pada Eunhyuk atau Donghae-ssi, apa mereka bisa melihat kita atau tidak,” perintah Leeteuk. Sungmin yang berada di samping Leeteuk pun mengangguk dan menyentuh telinganya untuk menghubungi salah satu orang yang disebutkan Leeteuk tadi.

“Donghae-ssi,” panggil Sungmin. Dia nampak diam sejenak untuk mendengarkan. “Apa kalin bisa melihat kami di sini? Ahh, ne. Gamsahamnida. Leeteuk-ssi, mereka tak bisa melihat keberadaan kita di sini.”

“Baguslah,” ucap Leeteuk sambil tersenyum senang.

“Bagus? Apa maksudmu?” tanya Kangin.

“Jika mereka berdua tak bisa melihat keberadaan kita, berarti musuh kita pun tak bisa melihatnya juga.”

“Bagaimana mungkin mereka tak bisa melihat keberadaan kita?” tanya Sungmin tak mengerti. “Aku dan Ryeowook sudah memasang kamera di mana-mana, tapi kenapa mereka tak bisa melihat kita?”

“Kau masih ingat tempat yang kau buat bersama dengan Ryeowook-ssi?” tanya Leeteuk. Sungmin mengangguk. “Sebenarnya yang mereka lihat adalah ruangan yang kalian buat itu.”

“Lalu, apa gunanya itu?” tanya Ryeowook bingung.

“Aku tahu apa yang sedang direncanakan mereka,” jelas Leeteuk. “Mereka akan melakukan segala cara untuk menggagalkan rencana kita, salah satu caranya adalah mengawasi gerak-gerik kita. Dengan begini, kita bisa sedikit menghambat mereka beberapa saat. Pengintaian kita hanya tinggal hari ini dan besok. Aku tak ingin semuanya gagal begitu saja. Kita sampai.”

Leeteuk mendongak, dan mendapati sebuah pintu diatasnya. Dengan perlahan, dia membuka pintu itu. Dengan bantuan Kangin, dia segera masuk ke dalam ruangan di atas pintu itu.



*KANGIN POV*



Dengan sangat mudah, aku bisa membantu namja ini masuk ke ruangan di atas pintu yang ditemukan olehnya.

“Siapa yang masuk selanjutnya?” tanyaku pada kedua namja di depanku.

“Aku bisa se..”

“Aku tahu kau pasti sudah di sini.”

Aku dan ke dua namja di depanku mendongak saat mendengar suara Leeteuk-ssi berbicara.

“Kalian di sini, biarkan aku masuk,” bisikku pada mereka berdua.

“Tidak! Aku akan ikut masuk!” ucap Sungmin-ssi dingin.

“Siapa yang akan menjaganya, babo!” makiku pelan. “Temanmu itu tak bisa bertarung, kan!”

Ku lihat Sungmin-ssi mengepalkan jemarinya. Terlihat jika dia benar-benar tak suka dengan sikapku. Ahh, apa peduliku.

“Berani sekali kau datang ke mari sendiri.”

Suara itu, sepertinya aku mengenal suara itu. Tanpa pikir panjang, aku segera masuk ke ruangan di atasku. Aku tercengang saat diriku sudah berdiri di sisi Leeteuk-ssi yang sedang menatap tenang namja di depannya.

“Kau!! Ternyata kau yang mengkhianati kami sejak awal!!” seruku.

“Ahh, Kangin-ssi, ternyata kau di sini juga.”

Namja ini!! Bukannya dia seharusnya sedang bersama dengan Yesung-ssi!! Tapi kenapa dia bisa berada di sini!!!

“Zhoumi-ssi, kenapa kau mengkhianati kami?”

Aku menatap Leeteuk-ssi, dari nada suaranya, dia terdengar sangat kecewa walau ekspresi wajahnya sangat dingin.

“Kau tahu apa alasannya, Leeteuk-ssi,” katanya meremehkan. Dia diam sejenak lalu melanjutkan, “Sejak kapan kau menyadari bahwa aku pengkhianatnya?”

“Sejak insiden keracunan itu.”

“Pantas kau menyuruh asistenmu ikut dengan ku ke New York. Tapi kenapa kau membiarkanku tetap berada di sini?”

Leeteuk-ssi diam, tak menjawab pertanyaan Zhoumi-ssi. Sial!! Apa yang harus aku lakukan sekarang.

“Sudah selesai?”

Tiba-tiba, seseorang keluar dari arah belakang kami.

“Ne, Junsu-ssi,” jawab Zhoumi-ssi sambil tersenyum. Namja bernama Junsu itu berjalan melewati kami tanpa melepaskan tatapan matanya dariku dan Leeteuk-ssi.

“Leeteuk-ssi, ternyata kau pintar juga bisa menyadari jika dialah pengkhianatnya.” Senyum meremehkan muncul dari wajah Junsu-ssi.

“Aku sudah bertemu dengan Jay, dan aku sudah mengatakan semua padanya. Jadi aku tak ada urusan lagi dengan kalian,” ujar Leeteuk-ssi tenang.

“Justru karena kau bertemu dengannya lebih awal, maka kami harus membunuhmu sekarang,” tukas Junsu-ssi  tajam. Ku lihat Leeteuk-ssi tetap saja tenang. Sepertinya dia memang sudah tahu jika situasi ini akan terjadi.

“Yunho-ssi, keluarlah. Tak usah bersembunyi terus seperti itu,” ucap Leeteuk-ssi dan sesaat kemudian, dari arah pintu masuk ruangan ini, muncullah seorang namja tinggi.

“Kau benar-benar mengetahui semuanya, Leeteuk-ssi. Ternyata dari dulu kemampuanmu tak berubah sedikit pun.”

“Dan sepertinya pengikutmu bertambah setelah beberapa tahun terakhir ini,” tukas Leeteuk-ssi.

Ahh, aku benar-benar benci keadaan seperti ini. Apa yang harus aku lakukan? Aku tak membawa senjata atau apapun. Bagaimana caranya aku menghajar mereka nanti?

“Di mana Eunhyuk?” tanya Yunho-ssi.

“Kau tak ada urusan apapun dengan dongsaengku, urusan mu hanya denganku,” kata Leeteuk-ssi dingin. “Jika kau ingin menggagalkan rencanaku, silahkan. Tapi jangan sekali-sekali kau sentuh dongsaeng-dongsaengku maupun orang-orang yang bekerja sama denganku.”

“Aku tanya, di mana Eunhyuk!!” ulang Yunho-ssi keras.

Kenapa dia sangat ingin mengetahui di mana Eunhyuk-ssi berada? Apa hubungannya dengan dia?

“Kau tak mau menjawab?” geram Yunho-ssi dambil mengeluarkan sesuatu dari balik jasnya. Mwo!! Itu!!

“Awas Leeteuk-ssi!!!”

Aku segera menarik Leeteuk-ssi dan mendorongnya kembali ke ruang bawah tanah.

“Kangin-ssi!!!” teriak Leeteuk-ssi.

“Jangan biarkan Leeteuk-ssi masuk lagi!” seruku.

Aku menatap geram pada Yunho-ssi, Zhoumi-ssi dan Junsu-ssi.

“Kau mau mati, ya!!” ejek Zhoumi-ssi. “Lebih baik kau bergabung dengan kami jika kau tak ingin mati dengan sia-sia.” Dia juga mengeluarkan senjata dari balik bajunya, begitu juga dengan namja satunya.

“Lebih baik kalian bunuh aku dari pada aku harus bergabung dengan kalian!!”

“Kangin-ssi!! Jangan!!”

Leeteuk-ssi masih berteriak padaku.

“Berapa orang yang kau bawa ke mari?” tanya Yunho-ssi padaku.

“Itu bukan urusanmu!” ucapku sedingin mungkin. Aku harus segera pergi dari sini jika tak ingin mati dengan sia-sia, tapi bagaimana caranya? Aku tak bisa begitu saja melarikan diri dari sini. Senjata itu, bagaimana caranya aku menyingkirkan itu.

“Kangin-ssi!!!”

“Berisik kau!!!” bentakku pada Leeteuk-ssi. Aish!! Jinjja!!! Dia membuatku pusing kepala.

“Berapa orang!” tanyanya lagi.


Drapp... Drapp.. Drapp..


Tunggu!! Sepertinya aku mendengar derap langkah kaki. Siapa itu?

“Ada yang datang,” bisik Zhoumi-ssi.

“Cepat kita pergi dari sini,” ucap Yunho-ssi. Bagus!! Aku bisa melarikan diri. Tanpa pikir panjang aku segera melangkah ke belakang.



DOR!!!



“Kangin-ssi!! Kau tak apa!!”

“Tak apa!! Ayo pergi!!”

Hufh.. Untung aku bisa masuk ke lorong bawah ini tepat waktu sebelum mereka menembakkan peluru ke arahku. Aku segera memakai sepatu roda dan meluncur bersama mereka. Aku menggandeng Leeteuk-ssi yang memang sedikit terluka karena terseret tadi.

“Cepat!! Cepat!!” seru Sungmin-ssi. Mau tak mau, aku menambah kecepatan sambil menarik Leeteuk-ssi. Aku melirik Leeteuk-ssi yang hanya diam saja. Tatapan matanya kosong. Ada apa dengannya?

“Leeteuk-ssi, gwenchana?” seruku. Dia diam saja. Aish!! Ada apa dengannya? Aku semakin mempercepat laju sepatu roda ini. Aku tak peduli dengan tatapan penuh tanya dari Sungmin-ssi dan Ryeowook-ssi saat aku melewati mereka berdua yang kemudian juga ikut menambah kecepatan.

Sebentar lagi!!! Aku menyentuh telingaku. Aku harus menghubungi seseorang dari mereka.

“Hankyung-ah!! Bantu aku untuk menghentikan laju sepatu roda ini!!!” pintaku.

“Mwo?”

“Aish!! Babo-ya!! Cepat cari apapun untuk menghentikan kecepatan sepatu roda ini!!” teriakku tak sabar sambil berusaha untuk memperlambat laju sepatu roda ini.

“Ahh, ne!”

 “Leeteuk-ssi!!!!” teriakku sekali lagi sambil mengguncang tubuhnya keras.

Kenapa disaat seperti ini dia malah tak berguna sama sekali!!! Dasar bodoh!!!

“Kangin-ssi!!! Hentikan laju sepatu rodamu!!!” teriak Sungmin-ssi dari belakangku. Aku pun semakin menumpukan berat tubuh ku ke belakang dan sepertinya sedikit berhasil. Tapi tak cukup untuk menghentikannku tepat di bawah pintu masuk itu. Andwe!!! Kami akan menabrak!!!

“Kau benar-benar tak bisa mengendalikannya?”

“Eh?”

Aku menoleh pada Leeteuk-ssi yang menatapku dengan wajah datar dan sesaat kemudian laju sepatu rodaku benar-benar melambat dan akhirnya berhenti tepat beberapa senti dari pintu masuk.

Leeteuk-ssi langsung pergi meninggalkanku dan naik menuju permukaan. Aku mengikutinya. Aku benar-benar bingung, ada apa dengannya.

“Bagaimana?”

Saat aku sudah sampai atas, ku lihat Siwon-ssi dan Shindong-ssi sedang bercakap-cakap dengan Leeteuk-ssi.

“Bagaimana apanya?” tanyaku balik pada Hankyung.

“Kita harus kembali,” perintah Leeteuk-ssi pada kami. Kami semua mengangguk. Ryeowook-ssi, Sungmin-ssi dan Leeteuk-ssi segera masuk ke mobil yang ada di belakangku, lalu Shindong-ssi dan Siwon-ssi masuk ke mobil yang ada di depanku sedangkan aku mengikuti Hankyung yang sudah masuk ke mobil di sisi kiriku.

“Apa yang terjadi di bawah sana?” tanya Hankyung lagi sambil menjalankan mobil.

“Zhoumi-ssi adalah pengkhianatnya!” geramku. Ku lihat Hankyung tak kaget dengan apa yang aku ucapkan.

“Aku sudah tahu itu dari lama.”

“Mwo?”

Aku menatapnya bingung. Jika dia tahu, kenapa dia tak memberitahuku?

“Dari mana kau tahu?”

“Aku mengetahuinya sendiri.”

“Mwo??”



*Kangin POV END*



“Kau ingat saat awal kita pergi ke Museum ini?” Kangin mengangguk. “Dan Leeteuk-ssi menyuruh Yesung-ssi dan Kibum-ssi ikut bersama dengan Heechul-ssi dan Zhoumi-ssi?” Kangin mengangguk lagi. “Saat itu lah aku menyadari ada yang aneh.”

“Apanya yang aneh?”

“Setahuku, Yesung-ssi tak pernah setuju dengan keputusan Leeteuk-ssi untuk mengajak kita bekerja sama dan sangat aneh saat Yesung-ssi dengan patuh menuruti ucapan Leeteuk-ssi untuk pergi ke New York.”

“Tunggu!!” potong Kangin. “Tak ada yang aneh dengan itu. Dari mana kau menemukan ada yang aneh dengan itu?”

“Dengarkan aku dulu!” tukas Hankyung, lalu ia mendesah pelan. “Selama seper sekian detik, Yesung-ssi menatap Leeteuk-ssi tajam saat Leeteuk-ssi menyuruhnya untuk pergi ke New York dan entah karena aku memang dari awal tak suka dengan si pria licik, Zhoumi-ssi itu atau bagaimana, Leeteuk-ssi seperti terus berkali-kali melirik Zhoumi-ssi.”

“Hmm, mungkin apa yang kau ucapkan itu ada benarnya juga.” Hankyung melirik Kangin. “Kau tahu, saat kami di history hall tadi, Zhoumi-ssi sempat bertanya sejak kapan Leeteuk-ssi mencurigainya sebagai pengkhianat.”

“Lalu..”

“Dia menjawab, sejak insiden keracunan waktu itu. Mungkin, Zhoumi-ssi atau salah satu dari orang-orang Yunho-ssi yang melakukannya. Menyuruh gadis kecil untuk memberikan minuman itu pada Leeteuk-ssi.”

“Ku harap Yesung-ssi cepat sampai ke mari,” ujar Hankyung. “Dan menceritakan pada kami, apa yang dilakukan Zhoumi-ssi saat bersama dengan mereka.”

“Tunggu!! Jika Zhoumi-ssi sudah berada di sini, berarti seharusnya Yesung-ssi juga..”

“Tak mungkin,” sanggah Hankyung cepat.

“Mwo?”

“Mungkin saja Zhoumi-ssi dijemput oleh salah satu dari anggota Yunho-ssi.”

“Lalu kenapa Yesung-ssi..”

“Lebih baik kau hubungi Yesung-ssi jika kau punya banyak pertanyaan,” potong Hankyung. Kangin mengangguk dan menyentuh daun telinganya.

“Yoboseyo, Yesung-ssi.”

Sepi, tak ada jawaban. Kangin mengetuk-ngetukkan jarinya ke dashboard.

“Yoboseyo.”

“Yesung-ssi?”

“Ne. Nugu-ya?”

“Kangin.”

“Ahh, Kangin-ssi. Waeyo? Apa ada masalah?”

“Ani, aku ingin menanyakan sesuatu padamu.”

Mwonde?”

“Itu, apa Zhoumi-ssi bersama dengan kalian saat ini?”

“Ani. Dia sudah kembali ke Korea ku rasa.”

“Kau sudah tahu?”

“Aku sudah mengetahui semuanya, Kangin-ssi. Aku sudah sejak awal tak mempercayainya.”

“Lalu bagaimana dengan Heechul-ssi?”

“Dia juga mungkin sudah pulang ke Korea lebih dulu. Sekarang ini aku hanya bersama dengan Kibum-ssi.”

“Bukannya kau juga sedang perjalanan pulang ke Korea?”

“Ne, tetapi jam keberangkatanku dengan mereka mungkin berbeda, atau mungkin mereka menggunakan pesawat pribadi, aku juga tak tahu. Tapi setahuku, sejak Henry menyuruhku untuk kembali dan aku memberitahukannya pada mereka. Mereka berdua tak datang menemuiku lagi.”

“Kibum-ssi tak memeberitahumu apa-apa tentang kepergian mereka?”

“Kau tahu? Aku menemukannya pingsan di restoran hotel.”




To be continued...



update.... update,....
akhirnya nii FF update juga...
kkk~
lama ya??? mianhae,,, abisnya lagi nggak ada ide buat ngelanjutin nih FF...
gimana??? ceritanya makin aneh ya??
kkk~

komen ya yang pengen tahu kelanjutan ceritanya....
^_^


~SJK~

[FF] Ocean Fifteen (Chapter 8)










Title :: Ocean Fifteen
Lenght :: Chapter
Author :: Kim Soo Jin (Sansan Kurai)
Main Cast :: All Super Junior member + Zhoumi and Henry
Other Cast :: DBSK and JYJ + other
Genre :: Action, Hurt, Crime, Comedy
Rating :: I think this is general
Disclaimer :: ide cerita author dapet waktu author nonton film Ocean 13 sama Ocean 11. ^^~ Tapi selebihnya adalah imajinasi author..



Don't take my Fanfiction without FULL CREDIT to my Account, Don't copy my Fanfiction without my PERMISSION, Don't PLAGIAT my Fanficton. I HATE PEOPLE WHO JUST PLAGIAT !






-------------------------------------------------------------------------------------------------






Last chapter....







“Aku akan mempercepat ini sampai jam 18.43, jam saat ini.”

Kyuhyun menggerakkan mousenya dan rekaman itu bergerak cepat dan behenti saat rekaman itu berakhir di jam 18.43.

“Tak ada lagi yang melewati lorong itu,” ucap Donghae memecah keheningan. “Apanya yang aneh?”

“Itu yang aneh,” ujar Sungmin.

“Tak ada yang melewati lorong itu lagi,” kata Kangin. “Itu berarti orang yang tadi lewat tidak kembali lagi, entah ke mana dia dan berapa lama dia berada di tempat itu, kita belum mengetahuinya. Bagaimana pendapatmu Leeteuk-ssi?”





//////////////////// FF O.F Chapter 8 ////////////////////






Leeteuk diam saja mendengar pertanyaan Kangin. Dia terus menatap layar LCD yang menampilkan lorong gelap ruang bawah tanah. Dia terus berfikir, memikirkan semuanya dengan cepat.

“Siwon-ssi, Shindong-ssi, siapkan alat-alat kalian,” perintah Leeteuk.

“Baik!”

Siwon dan Shindong segera menyingkir.

“Kalian juga bersiaplah, waktu kita tinggal 3 hari lagi, 3 hari ini akan kita gunakan untuk mencoba alat Siwon-ssi dan Shindong-ssi, dan kita akan melakukannya di sana.” Leeteuk menunjuk tepat kearah lorong gelap yang sedang ditampilkan di LCD.

“Kita tak jadi memakai tempat yang sudah aku dan Ryeowook buat?” tanya Sungmin kecewa.

“Kita akan memakainya nanti di hari terakhir,” jawab Leeteuk. “Bersiaplah kalian.”

Mereka semua pun pergi. Leeteuk duduk di tempat di mana Kyuhyun tadi duduk. Dia mengetikkan sesuatu di keyboardnya dan sesaat kemudian, layar LCD menampilkan history hall.

“Ke mana pun kau bersembunyi, aku akan menemukanmu,” tekad Leeteuk. “Aku tak akan mengijinkan siapapun mendahuluiku mendapatkan Koh-i-Noor.”

Tiba-tiba ponsel Leeteuk berdering dan dia langsung mengambilnya dari saku celana.

“Yoboseyo?” sapa Leeteuk.

“Hyung, bagaimana Eunhyuk?”

“Gwenchana Yesung, dia baik-baik saja, aku sudah membawanya kembali.” Terdengar helaan nafas lega dari seberang.

“Hyung tidak apa-apa, kan? Tidak terluka?”

“Hanya terserempet peluru, tapi aku baik-baik saja,” ucap Leeteuk.

“Ahh, baguslah, aku tidak perlu khawatir kalau begitu.”

“Yesung,” panggil Leeteuk.

“Ne hyung?”

“Di mana kau letakkan obat penawar racunmu itu?”

“Wae hyung? Apa racunnya bereaksi lagi?” tanya Yesung. Dari suaranya ia terdengar sangat khawatir.

“Hmm. Begitulah, tadi dadaku sempat sakit. Aku tak tahu itu karena racun itu atau bukan. Tapi aku hanya ingin berjaga-jaga saja.”

“Obatnya ada di kotak obat yang ada di dapur hyung. Aku meletakkannya di sana.”

“Baiklah, gomawo Yesung-i.”

“Hyung, jangan lakukan hal yang tidak-tidak selama aku tak ada di sisimu, mengerti?”

“Kau pikir aku anak kecil yang perlu pengawasan?”

“Hyung, kali ini aku serius. Aku tak ingin..”

“Ne ne ne, aku mengerti Yesung. Sudah, kau tak usah menceramahiku lagi.”

“Hyung, kami sudah siap,” ucap Eunhyuk.

“Ohh, baiklah. Kita berangkat sekarang.”

“Mau ke mana hyung?”

“Kami akan ke Teddy Bear Museum.”

“Kalian semua?”

“Ne, kami perlu mempelajari semuanya.”

“Lalu tempat yang Sungmin-ssi serta Ryeowook-ssi buat tidak kau gunakan?”

“Aku akan menggunakannya nanti. Tenang saja.”

“Punya rencana apa lagi kau hyung?”

“Hahaha, liat saja nanti. Sudah.. Sudah.. Aku pergi dulu. Berhati-hatilah Yesung.”

“Ne hyung, aku tahu. Hyung juga, berhati-hatilah.”

“Ne.”

Leeteuk segera memutuskan panggilan dan mengikuti rekan-rekannya menuju mobil. Mereka terpisah menjadi dua. Leeteuk, Eunhyuk, Kangin, Sungmin dan Kyuhyun berada di mobil pertama sedangkan Henry, Donghae, Ryeowook, Hankyung, Shindong dan Siwon berada di mobil kedua. Di mobil pertama ada Kangin yang mengemudikan mobil dan Leeteuk seperti biasa selalu duduk disamping pengemudi lalu di mobil kedua Siwon yang mengemudi.

“Leeteuk-ssi, apa rencanamu kali ini?” tanya Kangin.

“Mencari orang yang melewati lorong itu,” jawab Leeteuk. “Kau juga penasaran kan ke mana orang itu pergi?” Kangin mengangguk. “Henry, apa kau melihat sesuatu?”

“Tidak hyung, orang itu tidak muncul lagi,” jawab Henry. “Di lorong pertama dan kedua juga sama, tak ada seorang pun yang lewat.”

“Di history hall?”

“Emm.. Nihil.”

“Hanya ada satu tempat,” ucap Leeteuk. “Pasti tempat itu yang ia tuju.”

“Di mana hyung?” tanya Eunhyuk.

“Ahh, bilang pada mereka yang ada di mobil kedua. Kita berhenti di jalan keluar yang akan kita pakai nanti,” seru Leeteuk.

“Ne.”

Leeteuk tersenyum sejenak lalu melakukan aktivitas biasanya di dalam mobil.



##



“Yesung-ssi, bagaimana dengan Eunhyuk-ssi?” tanya Zhoumi pada Yesung yang sedang asyik menatap gelapnya malam melalui jendela mobil.

“Dia baik-baik saja, mereka berhasil mengeluarkan Eunhyuk dari sana,” jawab Yesung.

“Benarkah? Bagus sekali. Apa ada yang terluka?”

“Tidak.”

“Bagaimana mereka melakukannya?” tanya Kibum penasaran.

“Molla, aku tak menanyakannya.”

“Tak ku sangka, mereka bisa keluar dari tempat itu tanpa terluka. Benar-benar hebat,” puji Heechul.
Yesung hanya tersenyum mendengar pujian yang dilontarkan oleh Heechul. Yesung kembali menatap keluar jendela. Tatapannya menerawang, memikirkan bagaimana nekatnya hyung kesayangannya itu untuk menyelamatkan Eunhyuk

“Untung tak terjadi apa-apa pada Leeteuk hyung, aku tak akan memaafkan diriku sendiri jika sampai terjadi apa-apa padanya,” batin Yesung. “Seharusnya aku menolak saja saat dia menyuruhku untuk pergi ke New York. Aku benar-benar tak bisa tenang di sini. Hanya mendengar kabar dari mereka terus benar-benar membuatku sangat khawatir. Ahh, aku harap mereka semua baik-baik saja.”



CKLEK



Mereka semua turun dari mobil karena mereka sudah sampai di depan hotel tempat mereka mengeinap untuk beberapa hari kedepan.

“Kalian mau makan?” tanya Heechul yang masih menyamar sebagai yeoja.

“Aku mau langsung naik ke atas,” jawab Yesung.

“Aku juga,” jawab Kibum.

“Kalau begitu kami ke restoran hotel,” kata Zhoumi sambil berlalu, diikuti oleh Heechul dibelakangnya.

Kibum mengikuti Yesung pergi ke kamar. Sesampainya di dalam kamar hotel, Yesung langsung merebahkan diri diranjang sedangkan Kibum hanya menatapa Yesung dengan tatapan dingin andalannya.

“Ada apa Kibum-ssi? Ada yang ingin kau tanyakan padaku?” tanya Yesung. Kibum mendekati ranjang dan duduk diatasnya.

“Aku penasaran dengan sosok Leeteuk-ssi, sebenarnya dia orang seperti apa?” tanya Kibum.

“Kenapa? Kau benar-benar tertarik padanya?” tanya Yesung sambil membuka matanya dan ikut duduk.

“Aku benci mengakuinya, tetapi aku memang benar-benar tertarik dan penasaran dengannya,” jawab Kibum dingin. Yesung menghela nafas dan memulai ceritanya.

“Dari mana aku harus bercerita? Sebenarnya Leeteuk hyung tak suka orang lain mengetahui lebih dalam tentang dirinya, tapi aku akan menceritakannya padamu. Emm, Leeteuk hyung itu sebenarnya orang yang sangat baik. Kau masih ingat ceritaku tadi siangkan? Aku sudah mengenalnya sejak kecil.” Kibum mengangguk. “Awalnya dia benar-benar baik, sangat baik malah. Tak pernah melakukan tindakan jahat sedikit pun. Mungkin itu karena Appanya seorang kepala polisi. Jadi dia ingin selalu berbuat baik. Sejujurnya, dia tidak begitu dekat dengan Appanya. Dia lebih dekat pada Eommanya. Kemanapun dia pergi, dia pasti selalu mengajak sang Eomma bersamanya. Tapi semua berubah saat Eommanya meninggal. Appanya menikah lagi dan membuat Leeteuk hyung tak terurus. Dia selalu datang ke tempatku untuk menenangkan pikirannya. Tak jarang aku melihatnya menatap foto Eommanya. Dia begitu menyayangi sang Eomma. Tapi, beberapa minggu setelah Eommanya meninggal, Leeteuk hyung menghilang dan sebulan kemudian dia kembali. Tiba-tiba dia mengetuk pintu rumahku dan menunjukkan sebuah batu permata padaku. Aku tak pernah bertanya dari mana dia mendapatkannya. Tapi akhirnya aku memutuskan untuk terus berada disisinya. Dia jadi terobsesi pada batu permata. Entah apa yang membuatnya menjadi seperti itu. Aku tak pernah mengetahuinya.”

“Sudah berapa lama dia menekuni kegiatan ini?”

“Emm, hampir 10 tahun lebih ku kira. Dia melakukannya sejak umurnya belasan tahun.”

“Dan kau sudah mengikutinya selama itu?” Yesung mengangguk.

“Apa orang tuamu tak mencarimu atau apapun?”

“Aku selalu pulang ke rumah. Tetapi mereka tidak benar-benar tahu apa yang aku kerjakan. Aku bukan bermaksud untuk membohongi mereka, tetapi Leeteuk hyung ingin agar keberadaannya tidak diketahui oleh siapapun.”

“Kenapa?”

“Sejujurnya aku tidak begitu mengerti apa alasannya. Tapi ku kira karena Leeteuk hyung terlalu menyayangi Eommaku, dia tak ingin kehilangan orang yang sangat dia sayangi. Kau tahu kan, tak ada orang yang akan hidup selamanya.” Kibum mengangguk.

“Kenapa dia bisa jadi seperti ini?”

“Eh?” Yesung memandang Kibum bingung. Kibum mengangguk.

“Iya, kenapa orang sebaik dia bisa terjerumus dalam pekerjaan seperti ini.”

Yesung hanya mengangkat bahunya mendengar penuturan Kibum.

“Sudahlah, lebih baik kita istirahat, besok kita masih harus kembali ke tempat itu.”

Kibum pun merebahkan tubuhnya di samping ranjang Yesung.

“Apa renacan kita besok?” tanya Kibum.

“Aku akan masuk ke sana sendiri dan akan mencari di mana Koh-i-Nor itu lalu aku akan memasangkan microcam di sana. Nanti, di hari kedua dan terakhir kita akan mengintai dari luar.”

“Bagus,” sahut Heechul. Tiba-tiba Heechul sudah berada di kamar itu diikuti oleh Zhoumi. “Jadi kita tak perlu repot-repot lagi masuk ke sana. Maaf, hari ini kami tak mendapatkan apapun.”

“Gwenchana,” ucap Yesung. “Besok aku akan melakukannya.”

“Ya, karena mudah bagimu untuk masuk ke sana tanpa di curigai,” ujar Heechul sambil masuk ke kamar mandi.

“Bagaimana dengan keadaan di Korea? Apa ada berita lagi?” tanya Zhoumi.

“Tidak ada, mereka sama seperti kita, hanya mengawasi sambil mempelajari lokasi,” jawab Yesung.

“Oh.”

Zhoumi mengangguk-angguk lalu merebahkan diri di ranjang yang dipakai Kibum.

“Ya! Pergi kau dari ranjang ku, aku tak suka ada orang lain yang tidur di ranjangku!” usir Kibum.

“Ish!”

Zhoumi segera bangkit dan merebahkan diri diranjang yang masih kosong.

Malam itu, di hotel tempat menginap Yesung, Kibum, Heechul dan Zhoumi hanya diakhiri dengan tidurnya mereka semua.



##



“Yesung-ssi, kau tidak sarapan?” tanya Kibum.

“Tidak, kalian turunlah sarapan, aku akan menyiapkan peralatan yang akan aku gunakan,” jawab Yesung.

“Ah, OK.”

Kibum segera mengikuti Heechul dan Zhoumi yang sudah mendahului dirinya.

Minicam, microcam, kamera, identitas, pena, kaca mata, ku pikir sudah semuanya,” gumam Yesung. 

“Apa lagi yang kurang?” Yesung membongkar kembali tasnya. Mengingat apa lagi yang harus ia bawa.

“Sepertinya sudah semua.”

Yesung kembali memasukkan alat-alatnya yang hanya beberapa itu kedalam tasnya dan menutupnya. Dia kembali merebahkan dirinya diranjang lalu menghela nafas panjang.

“Bagaimana dengan Leeteuk hyung dan yang lain ya? Apa mereka mendapatkan sesuatu? Ahh, aku tak perlu mengganggu mereka. Jika terjadi sesuatu pasti salah satu dari mereka akan memberitahuku.”

Tepat setelah selesai berucap seperti itu, ponselnya berdering.

“Yoboseyo,” sapa Yesung.

Yesung hyung! Rencana berubah!”

“Berubah? Berubah bagaimana maksudmu? Ini siapa?”

“Ini aku hyung, Henry. Leeteuk hyung menemukan sesuatu, tetapi dia tak memberitahukan pada kami. Dia hanya menyuruhku untuk mengatakan padamu bahwa kita merubah rencana kita. Nanti, setelah hyung selesai dengan bank bawah tanah itu, segeralah pulang ke Korea. Kita akan membahasnya di sini.”

“Mwo? Lalu siapa yang akan membuntuti dari sini ke Museum?”  tanya Yesung tak mengerti.

Tak ada. Kita semua akan beraksi di sini.”

“Baiklah, malam ini kami akan segera kembali.”

Hyung.”

“Apa?”

“Berhati-hatilah dengan Heechul-ssi dan Zhoumi-ssi.”



PIP



Sambungan terputus. Yesung hanya bisa menatap ponselnya bingung. Berusaha mencerna ucapan terakhir dari Kyuhyun.

“Heechul-ssi dan Zhoumi-ssi,” batin Yesung. “Memang sudah sejak awal aku tak begitu mempercayai mereka, tapi demi Leeteuk hyung aku berusaha mempercayai mereka. Sebenarnya apa yang ditemukan Leeteuk hyung sampai hyung merubah rencana mendadak begini. Aish!”

Yesung mengacak-acak rambutnya frustasi.

“Semoga hari ini cepat selesai supaya aku bisa kembali ke sana dengan cepat. Lebih baik aku turun bergabung dengan mereka dan menyampaikannya pada mereka.”

Yesung turun dari ranjang dan segera berjalan keluar kamar menuju restoran hotel. Selama dalam perjalanan menuju restoran hotel, ia tak begitu memperhatikan jalan hingga tiba-tiba dia menabrak seorang gadis.

“Ohh, i'm sorry. Are you alright?” tanya Yesung sambil membantu gadis itu memunguti kertas-kertas yang berserakan.

“Yes, i'm fine. Thanks,” jawab gadis itu sambil menerima kertas-kertas dari tangan Yesung. “Ahh, kau!”

“Kau!” Yesung nampak kaget melihat gadis di depannya yang sudah sangat ia kenal. “Kau ternyata di sini?”

“Ne, Yesung-ssi. Annyeonghaseyo.”

Gadis itu membungkuk hormat dihadapan Yesung.

“Annyeonghaseyo.” Yesung juga ikut membungkuk dalam. “Apa yang kau lakukan di sini? Kenapa tak pernah memberi kabar padaku?”

“Mianhae Yesung-ssi, aku benar-benar sibuk sampai tak sempat mengabarimu.”

“Aish! Panggil aku Oppa. Jangan panggil aku seperti itu,” sungut Yesung.

“Ahh, ne. Mianhae. Karena sudah lama tak bertemu denganmu, aku jadi sedikit kikuk,” jawab gadis itu sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.

“Gwenchana Soojin, semua orang pasti juga seperti itu.”

“Ohh, dimana Leeteuk Oppa?” tanya Soojin.

“Dia di Korea.”

“Mwo? Oppa meninggalkannya sendiri!”

“Leeteuk hyung yang mengusir ku dari sisinya, bukan aku yang pergi meninggalkannya,” protes Yesung. Tidak terima karena disalahkan oleh gadis itu.

“Kalian masih melakukan ‘itu’?” Yesung mengangguk. Paham apa maksud pertanyaan Soojin. Soojin mengangguk mengerti.

“Di sini untuk tugas ‘itu’ juga?” Yesung kembali mengangguk. Sepertinya Soojin tahu apa pekerjaan Yesung.

“Tapi malam ini aku kembali ke Korea,” sahut Yesung.

“Mwo? Malam ini?” tanya Soojin.

“Ne. Kenapa kau tak ikut denganku pulang ke Korea?” ajak Yesung. Soojin terdiam mendengar ajakan spontan dari Yesung. “Wae? Kau masih tak mau bertemu dengannya?”

“Ani.. Bukan itu.. Tapi..”

“Tapi apa?” Soojin diam, tak bisa menjawab pertanyaan yang dilontarkan Yesung. Melihat itu, Yesung hanya tersenyum. “Sudahlah, aku tahu apa alasannya. Hmm, apa yang kau lakukan di sini? Dan kertas-kertas apa itu?”

“Ini? Ini design-design ku untuk salah satu toko accesoriss di kota ini,” terang Soojin. “Hari ini aku akan mendiskusikan designku dengan pembuatnya.”

“Ahh, kalau begitu, setelah kau selesai dengan itu, pulanglah ke Korea,” perintah Yesung sambil meninggalkan Soojin.

“Mwo? Ya!! Oppa!!!” panggil Soojin. Tetapi Yesung terus saja berjalan, seakan tak mendengar teriakan dari Soojin. Soojin hanya bisa mendengus kesal melihat itu.



*YESUNG POV*



Gadis itu akhirnya muncul lagi. Setelah 5 tahun menghilang, tak disangka, aku bisa melihatnya di sini. Setelah ini aku harus memaksanya untuk ikut dengan ku ke Korea.

“Yesung-ssi! Di sini!!”

Aku menoleh ke samping kanan. Ku lihat Zhoumi-ssi sedang melambaikan tangannya padaku. Aku pun segera menghampiri mereka.

“Ada perubahan rencana,” ucapku segera sambil duduk di samping Kibum.

“Perubahan rencana?” tanya Heechul. “Maksudmu?”

“Sepertinya terjadi sesuatu di Korea, jadi Leeteuk hyung memerintahkan kita untuk kembali ke sana segera malam ini,” terangku.

“Ada masalah apa?” tanya Zhoumi.

“Tidak tahu, Henry tak menjelaskannya padaku,” jawabku jujur. “Kalian sudah selesai? Sebaiknya kita selesaikan sekarang setelah itu kita kembali ke Korea. Waktu hanya tinggal 2 hari lagi.”

“Kau benar-benar tak ingin sarapan?” tanya Zhoumi padaku. Aku hanya menggeleng. Aku memang sedang tidak berselera makan.

“Aku tunggu di mobil,” ucapku sambil berlalu meninggalkan mereka.

Sepertinya bukan karena ada masalah atau menemukan sesuatu, tetapi sepertinya Leeteuk hyung bertemu dengan seseorang jika tiba-tiba dia merubah rencana secara mendadak begini. Siapa yang dia temui lagi? Apa seseorang yang ku kenal lagi?

“Argh! Sial!! Tahu begini seharusnya aku tak pergi ke sini!!!” maki ku keras hingga membuat orang-orang disekelilingku menoleh. Aku pun hanya cuek, toh mereka juga tak tahu apa yang sedang aku ucapkan.

Aku benar-benar tak tenang. Lebih baik ku hubungi Leeteuk hyung langsung. Ku ambil ponsel yang berada disaku celanaku. Ku tekan nomor yang sudah sangat ku hafal. Aku menunggu agak lama hingga akhirnya Leeteuk hyung menjawabnya.

“Ada apa?” tanya Leeteuk hyung cepat.

“Hyung, sebenarnya ada apa? Kenapa tiba-tiba hyung merubah rencana mendadak begini?”

“Dia bekerja sama dengan Raja dunia hitam Yesung! Dan dia sudah mengetahui rencana awal kita. Aku tak ingin ada yang terluka.”

“Mwo? ‘Dia’ hyung?” tanyaku sambil menekankan kata dia. Aku tahu siapa yang hyungku ini maksud.

“Yesung, benar-benar tak aman bicara lewat ponsel. Cepatlah kembali. Aku menunggumu!”



PIP



Aku hanya bisa menatap ponselku sekarang. Leeteuk hyung sudah memutuskan panggilan. Ini benar-benar gawat. Jika orang itu bekerja sama dengan Raja dunia hitam dan dia sudah tahu semua rencana awal, kita semua pasti tamat.

Argh!! Siapa orang yang berani berkhianat pada Leeteuk hyung!!

Sial!!!

Kembali ku acak rambutku, frustasi. Aku segera masuk ke dalam mobil, menuggu yang lain datang.

Ahh, semoga hari ini cepat selesai.



*YESUNG POV END*



.

.

.




“Hyung, tidurlah sebentar. Sejak kemarin hyung tidak tidur,” pinta Kyuhyun.

“Iya hyung, kau terlihat sangat lelah,” imbuh Eunhyuk.

Leeteuk hanya menggeleng sambil terus menatap layar laptopnya dengan serius.

“Kalau begitu makanlah sesuatu,” kata Eunhyuk. “Ku belikan ddukbokki ya.”

“Tidak!!!” bentak Leeteuk, membuat orang-orang yang ada di ruangan itu terlonjak kaget. “Tak ada yang boleh keluar dari tempat ini tanpa ada perintah dariku!!”

Eunhyuk hanya menghela nafas pasrah. Tak tahu lagi apa yang harus dia lakukan. Dia pun memandang Kyuhyun dan Henry untuk meminta bantuan. Tetapi kedua orang itu hanya mengangkat bahu, sama-sama tak tahu apa yang harus dilakukan.

“Sudahlah Leeteuk-ssi, jangan tegang seperti itu,” ujar Siwon menenangkan. “Tak akan terjadi apa-apa. Renacana kita pasti berhasil.”

“Tidak! Tidak! Aku harus memikirkan rencana lain,” bisik Leeteuk yang masih dapat didengar oleh semua orang. “Rencana awal kita tidak aman untuk dilakukan. Aku harus membuat rencana lain.”

Leeteuk kembali memfokuskan diri pada alat elektronik yang ada di depannya. Sedangkan yang lain hanya menyibukkan diri dengan kegiatan masing-masing.

“Kyuhyun, Henry, siapkan sebanyak mungkin minicam sekarang,” perintah Leeteuk. Tanpa menjawab, Kyuhyun dan Henry langsung pergi. “Sungmin-ssi, Ryeowook-ssi, bersiaplah untuk pergi bersama ku.”

“Baik.”

Ryeowook dan Sungmin segera pergi untuk bersiap.

“Kangin-ssi, Hankyung-ssi. Pergilah ke pulau Jeju sekarang.”

“Museum lagi?” tanya Kangin.

“Bukan.. Bukan.. Pulau Jeju, aku ingin kalian pergi ke pulau Jeju sekarang,” ulang Leeteuk. Hangkyung dan Kangin bertatapan sejenak. Tetapi sesaat kemudian mereka berdua beranjak pergi.

“Shindong-ssi, Siwon-ssi, aku ingin kalian bekerja sama untuk membuat sebuah ledakan besar,” pinta Leeteuk.

“Benar-benar ledakan?” tanya Siwon.

“Ne,” jawab Leeteuk singkat. Dia kembali menatap laptopnya serius.

Hanya tinggal Eunhyuk dan Donghae yang belum mendapat perintah apapun. Jadi mereka berdua masih setia menemani Leeteuk.

“Eunhyuk, kau bantu Donghae-ssi mengawasi Yesung dan yang lain,” perintah Leeteuk. “Aku sudah memasukkan program ke komputer Kyuhyun. Susun rencana mu sendiri. Lakukan apa yang harus kalian lakukan.”

“Tapi...”

“Tak ada tapi-tapian!!” Leeteuk memotong ucapan Eunhyuk cepat.

“Baiklah,” ucap Eunhyuk. Sebenarnya dia sedikit enggan disuruh tinggal di rumah sedangkan yang lain bertugas di luar kecuali Siwon dan Shindong yang memang lebih sering bekerja di rumah. Apa lagi kali ini Leeteuk ikut andil.

Leeteuk mematikan laptopnya dan berdiri saat melihat Ryeowook, Sungmin, Kyuhyun dan Henry mendekatinya.

“Kalian berempat ikut bersamaku,” ajak Leeteuk sambil pergi mendahului mereka berempat.

“Kyu, kau yang mengemudi,” perintah Leeteuk setelah ia duduk di samping kemudi. Kyuhyun pun segera duduk di belakang kemudi dan yang lain segera duduk di belakang.

“Kita ke..”

“Pulau Jeju,” potong Leeteuk cepat sambil kembali menghidupkan laptopnya. Kyuhyun mengangguk. Tak berani bertanya apapun jika Leeteuk sudah bersikap seperti itu.




*KYUHYUN POV*



Jay..

Leeteuk hyung pasti bertemu dengan Jay. Gawat jika sampai Jay tahu apa yang sedang kita rencanakan. Kita semua pasti akan tamat.

Sebenarnya tidak akan segawat ini jika dulu Leeteuk hyung mau bergabung dengannya. Tetapi, setelah penolakan itu, Jay jadi sangat membenci Leeteuk hyung.

Tunggu!!

Apa Yunho meminta bantuan pada Jay untuk mengacaukan semua rencana ini? Tapi, jika memang seperti itu, dari mana? Apa benar Zhoumi-ssi dan Heechu-ssi yang mengkhianati kita?

Ahh, semua ini benar-benar gila.

Tapi, apapun yang terjadi, aku akan terus berada di sisi Leeteuk hyung.

“Henry,” panggil Leeteuk hyung. Aku melirik Leeteuk hyung sejenak lalu kembali fokus ke jalan.

“Ne hyung?” jawab Henry.

“Hubungi Donghae-ssi, bilang padanya, tak boleh ada yang keluar atau pun masuk ke rumah itu. Terutama, jangan ijinkan Eunhyuk keluar!”

“Ne hyung.”

Ku lirik Henry melalui kaca, ku lihat dia sedang menyentuh daun telinganya. Sepertinya dia menghubungi Donghae-ssi dengan alat yang dibuat oleh Shindong-ssi.

Tunggu! Eunhyuk hyung? Kenapa Eunhyuk hyung tak boleh keluar? Apa mereka mengincar Eunhyuk hyung? Benarkah?

Aku kembali menatap Leeteuk hyung.

“Benarkah Eunhyuk hyung incaran mereka?” tanyaku pada Leeteuk hyung tanpa sadar. Leeteuk hyung menatapku dengan wajah datarnya.

“Fokus ke jalanan,” perintah Leeteuk hyung sambil menatap layar laptopnya lagi. “Kau terlalu pandai untuk bisa mengetahui semuanya tanpa harus ku beritahu, Kyu. Jangan bicara yang tidak-tidak. Ini benar-benar tak aman.”

Aku hanya mendesah mendengar penuturan Leeteuk hyung. Ternyata benar dugaanku. Eunhyuk hyung sasaran mereka. Ini benar-benar gawat. Aku tak tahu apa yang akan direncanakan Leeteuk hyung kali ini. Jika sasaran mereka adalah Eunhyuk hyung dan batu permata itu, bisa jadi Leeteuk hyung akan kacau. Antara Eunhyuk hyung atau batu itu yang akan dia utamakan.

Argh!

Ku harap Yesung hyung segera pulang. Aku benar-benar tak tahu apa yang harus aku lakukan. Apa aku perlu memberitahu Yesung hyung?

“Aku sudah memberitahunya hyung,” lapor Henry. Leeteuk hyung hanya mengangguk.

“Berhenti!!” perintah Leeteuk hyung tiba-tiba. Aku pun langsung menginjak rem secara mendadak. Kami ada di depan sebuah pertokoan. Ku lihat Leeteuk hyung turun sambil menenteng laptopnya.

“Kalian lanjutkan perjalanan ke Pulau Jeju dan temukan Kangin-ssi serta Hankyung-ssi, aku akan menyusul kalian nanti,” perintah Leeteuk hyung sambil pergi menjauh dari mobil.

Aku tak langsung menjalankan mobil tetapi malah menatap kepergian hyung ku yang sudah mulai menghilang.

“Kyuhyung hyung, aku benar-benar takut sekarang,” ucap Henry tiba-tiba. Aku pun menatapnya.

“Wae?”

“Tak ingatkah hyung kejadian 5 tahun yang lalu?” tanya Henry.

“Kejadian apa?” tanya Ryeowook-ssi ingin tahu.

Aku terdiam dan berusaha mengingat kejadian 5 tahun silam. Tetapi aku sama sekali tak bisa ingat apa yang terjadi 5 tahun lalu.

“Tak ingatkah?” tanya Henry lagi. Aku menggeleng. “Aku akan menghubungi Yesung hyung.”

Ku lihat Henry kembali menekan daun telinganya.

“Yoboseyo, Yesung hyung.”

“..”

“Hyung di mana sekarang?”

“...”

“Ne ne ne.”

“...”

“Ani, hyung. Emm, masih ingatkah hyung akan kejadian 5 tahun silam?”

“...”

“Leeteuk hyung terlihat seperti waktu itu hyung.”

“...”

“Cepatlah hyung, kami membutuhkan mu di sini.”

“...”

“Ne, gomawo hyung.”

“Bagaimana?” tanyaku segera.

“Yesung hyung sedang dalam perjalanan ke bandara. Mereka semua akan segera pulang. Mungkin besok mereka akan sampai ke Korea.”

“Tunggu, memang apa yang terjadi 5 tahun silam?” tanya Sungmin-ssi. Aku pun mengangguk dan menatap Henry. Karena aku sama sekali tak ingat kejadian 5 tahun yang lalu.

“Hyung jalanlah,” pinta Henry padaku. “Aku akan menjelaskannya.”

Aku pun kembali menjalankan mobil.

“Hyung tidak ingat dengan yeoja bernama Soojin?” tanya Henry padaku.

Soojin?

Hmm... Soojin?

Ahh! Aku ingat, itu adalah yeoja yang dulu pernah tinggal bersama dengan Leeteuk hyung.

“Ne, aku ingat. Wae?” tanyaku.

“Yeoja itu dulu pernah menjadi target pembunuhan oleh Yunho-ssi. Masih tak ingat hyung?”



*KYUHYUN POV END*



Mendengar cerita Henry, Kyuhyun sedikit tersentak.

“Aku ingat sekarang,” sahut Kyuhyun.





To be continued.....



akhirnya,,,, chapter 8 di update juga...

kkk~
mianhae...
yang biasa baca di FB...
sekarang aku pindah ke blog ya..
^_^v

so,, buat tang udah baca..
tinggalin komen ya....

gamsahamnida...

~SJK~