DARK FANFICTION

[FF] Believe (Chapter 3)


Title : Believe (Chapter 3)
Author :Kim Soo Jin
Cast : All member Super Junior
Other Cast : Young Jin
Genre : Family, Brothership
Rating : General
Disclaimer : semua ide cerita murni dari imajinasiku #plak All Super junior member hanya milik orang tuanya dan milik Tuhan # Tapi Teuk oppa boleh buat ku ya.. ^^ #plak dirajam Angel

Don't take my Fanfiction without FULL CREDIT to my Account, Don't copy my Fanfiction without my PERMISSION, Don't PLAGIAT my Fanficton. I HATE PEOPLE WHO JUST PLAGIAT !


Akhirnya part ke 3 muncul.. ^_^
langsung aja ya...

Happy reading ...




***************************************************************************




Kangin memberikan surat itu pada Sungmin dan mendekati Leeteuk yang sedang menutupi wajahnya.

“Hyung, ini bohongkan?” tanya Kangin pada Leeteuk.

“Ada apa sebenarnya?” desak Donghae. Sungmin pun berusaha menjelaskan pada mereka semua.

“Teukie hyung.. Teukie hyung divonis terkena kanker otak,” ujar Sungmin sambil menahan air matnya.

“Tidak mungkin?!!” seru yang lain bersamaan. Donghae pun mengambil surat itu dan membacanya bersama dengan yang lain. Dan mereka semua langsung shock. Ternyata apa yang dikatakan Sungmin itu benar.

“Tapi ini masih bisa sembuhkan? Banyak yang sembuh dari penyakit ini!” seru Donghae sambil menangis.

Leeteuk yang sedang dipeluk Kangin pun hanya bisa menangis sesenggukan mendengar perkataan Donghae. Kangin pun tidak bisa menahan air matanya dan mereka menangis bersama-sama.

“Kenapa ini terjadi padaku?” tanya Leeteuk sambil masih terus menangis. Semua terdiam, tidak tahu apa yang harus mereka lakukan. Kangin melepaskan pelukan dan memandang Leeteuk yang sudah mulai berhenti menangis.

“Hyung, kau harus ke rumah sakit sekarang,” pinta Kangin. Leeteuk diam saja. “Kau harus pergi.”
Leeteuk masih diam. Tiba-tiba dia ambruk di pelukan Kangin dan darah keluar lagi dari hidungnya.

“Hyung!!!” teriak mereka semua panik. Tanpa pikir panjang Kangin langsung menggendong tubuh lemas Leeteuk.

“Aku akan membawanya ke rumah sakit sekarang!”

“Kami juga pergi!”

Mereka semua pun berbondong-bondong pergi ke rumah sakit.



DI RUMAH SAKIT



Kangin keluar dari ruangan dokter Young Jin dengan langkah gontai. Saat ini dia sedang tidak bisa berfikir. Apa yang baru saja didengarnya dari dokter Young Jin seakan membuat dunianya hancur.

Kangin menghampiri tempat duduk yang ada didekatnya dan duduk disitu sambil meremas-remas jemarinya. Dia berusaha mencerna apa yang tadi dikatakan dokter padanya.



Flash Back.. 


“Bagaimana dok keadaannya?” tanya Kangin setelah melihat Leeteuk selesai mengikuti berbagai macam tes untuk mendiagnosa penyakitnya.

“Maaf,” ujar dokter Young Jin. “Penyakitnya sudah sangat parah. Dia harus rutin melakukan terapi atau bisa juga menggunakan Avastin yang biayanya cukup mahal.”

“Dengan kedua cara itu apakah bisa sembuh dok?” tanya Kangin lagi.

Dokter Young Jin menggeleng lemah.

“Untuk kemoterapi hanya menghambat pertumbuhan sel-sel kanker. Sedangkan Avastin fungsinya adalah memotong pasokan darah ke tumor, mencegah pertumbuhan dan menyusutkan massa tumor. Tapi tidak semua orang bisa merespon Avastin ini.”

Kangin terdiam mendengar penjelasan sang dokter.

“Berarti initinya..” Kangin menggantung kata-katanya sambil memandang wajah dokter Young Jin.

“Kita hanya bisa mencegahnya,” lanjut dokter Young Jin. Kangin hanya mengangguk dan dia pun minta ijin pada sang dokter.



Flash Back END 



Kangin pun beranjak dari tempat duduknya dan segera pergi ke kamar dimana Leeteuk sedang istirahat ditemani member lain. Sebelum masuk Kangin berusaha menenangkan diri, dia menarik nafas berkali-kali dan diapun masuk.

“Hyung, bagaimana keadaanmu?” tanya Kangin pada Leeteuk yang sedang terbaring di tempat tidur.

“Aku baik-baik saja,” jawab Leeteuk sambil berusaha tersenyum. “Apa yang dikatakan dokter?”

“Hyung harus ikut terapi,” jawab Kangin.

“Supaya kankernya hilang?” tanya Leeteuk antusias. Kangin menggeleng dan wajah Leeteuk yang semula cerah langsung berubah murung.

“Hyung harus mengikuti terapi atau dengan Avastin.”

“Avastin?” tanya Yesung tidak mengerti.

“Ne, Avastin itu bertugas untuk memotong pasokan darah ke tumor, mencegah pertumbuhan dan menyusutkan massa tumor. Tapi kata dokter Avastin ini cukup mahal dan tidak semua orang bisa merespon Avastin,” jelas Kangin.
Semua mendesah kecewa.

“Sudah, tidak apa-apa,” ujar Leeteuk.

“Annyeonghaseyo,” sapa dokter Young Jin.

“Annyeonghaseyo,” jawab semua member dan Leeteuk bersamaan.

“Bagaimana keadaanmu Tuan Jungsoo?” tanya dokter Young Jin.

“Aku merasa baik,” jawab Leeteuk sambil tersenyum.

“Hmm, begini. Jika ku minta kau untuk tinggal di sini untuk kemoterapi apakah kau mau?”

“Apa tidak bisa rawat jalan dok?” tanya Leeteuk.

“Hyung!” protes Kangin.

“Baiklah, aku akan menyuruh mu rawat jalan. Tapi kau harus segera datang jika ku hubungi. Bagaimana?” saran dokter Young Jin yang sudah mulai memahami sifat Leeteuk.

Leeteuk berfikir sejenak lalu mengangguk.

“Baiklah, kalau begitu kau boleh pulang hari ini,” ujar dokter Young Jin.



0o0



Kangin dan Heechul membimbing Leeteuk masuk ke kamarnya. Karena tadi Leeteuk langsung menolak mentah-mentah saat Kangin akan menggendongnya.

“Di ruang tengah saja,” pinta Leeteuk.

“Ya! Jungsoo! Kau harus banyak-banyak istirahat!” seru Heechul.

“Mari hyung, kita ke ruang tengah,” ujar Kangin tanpa menghiraukan seruan Heechul. Leeteuk pun sedikit heran dengan tingkah Kangin. Mau tidak mau Heechul mengikuti mereka berdua dan member lain hanya mengekor sambil membisu.

Leeteuk duduk di sofa dan Kangin mengikuti. Leeteuk sedikit merasa aneh melihat para dongsaengya yang diam membisu.

“Kalian kenapa?” tanya Leeteuk lembut. Mereka semua duduk di hadapan Leeteuk sambil menundukkan kepala. Leeteuk pun ikut-ikutan duduk di lantai. Leeteuk membelai lengan Kyuhyun yang duduk di hadapannya.

“Kalian semua kenapa?” tanya Leeteuk lagi. Samar-samar Leeteuk mendengar isak tangis dari Donghae.

“Sudah, kalian jangan menangis, aku saja tidak menangis,” ujar Leeteuk menenangkan mereka semua. “Mungkin ini memang sudah takdirku. Tapi aku kan tidak akan mati sekarang kan? Aku masih bisa beraktivitas bersama kalian, masih bisa bermain dengan kalian, masih bisa membimbing kalian. Walau mungkin memang tidak selamanya. Tapi aku akan berusaha semaksimal mungkin untuk terus bersama kalian semua hingga akhir hidupku.”

Donghae tiba-tiba menubruk Leeteuk dan memeluknya diikuti member yang lain. Leeteuk hanya tersenyum. Dia terus menahan air matanya agar tidak turun.

“Sudah.. Sudah.. Aku tidak bisa bernafas lagi jika kalian terus memelukku seperti ini,” canda Leeteuk. Mereka semua segera melepaskan pelukan sambil mengelap air mata yang tersisa dari wajah mereka.

“Sudah, tidak usah menangis lagi. Masa’ kalian berubah jadi cengeng seperti ini.”

Leeteuk mengusap air mata Dongha dan member lain.

“Hyung, kenapa ini harus terjadi padamu?” tanya Donghae. “Aku tidak bisa jika harus kehilangan lagi. Kehilangan orang yang sangat aku sayangi. Aku tidak bisa hyung.”

“Cepat atau lambat kita semua juga akan mati. Cuma kita memang tidak tahu kapan saat itu terjadi. Untuk kasusku mungkin tidak lama lagi, dan kita bisa apa?” tanya Leeteuk. “Sekarang aku cuma ingin kalian tidak terlalu memikirkan keadaanku. Konsentrasilah pada pekerjaan. Jangan sampai berita ini membuat kalian down. Aku tidak ingin itu terjadi. Mengerti?”

“Ne hyung,” jawab semua member.

“Sudah, lebih baik sekarang hyung istirahat. Hyung tidak boleh terlalu lelah sekarang,” ujar Kangin. Leeteuk tersenyum.

“Gomawo,” ujar Leeteuk. “Kalian sudah mau merawatku. Mianhae jika aku merepotkan kalian.”

“Hyung jangan bicara seperti itu,” sahut Ryeowook. “Hyung sama sekali tidak merepotkan kami. Malah kami yang sebenarnya selalu merepotkanmu hyung. Jadi hyung jangan pernah berfikir seperti itu.”

“Baiklah,” ujar Leeteuk. “Sudah, sekarang kalian juga pergi istirahat. Esok kalian sudah harus mulai bekerja lagi.”

Mereka semua segera masuk ke kamar masing-masing. Kangin membimbing Leeteuk masuk ke kamar. Setelah Leeteuk rebahan, Kangin segera menyelimutinya dan mencium keningnya.

“Selamat istirahat hyung,” ucap Kangin sambil tersenyum.

“Kau  juga.”

Dan mereka semua pun tertidur lelap hingga esok pagi.



0o0



Leeteuk membuka matanya dan meregangkan otot-ototnya yang kaku.

“Pagi hyung,” sapa Kangin dari sebelah tempat tidur.

“Pagi,” jawab Leeteuk. “Kau sudah bangun?”

“Ne, dari tadi,” jawab Kangin. “Ayo kita sarapan, Ryeowook dan Hankyung hyung sudah menyiapkan makan untuk kita semua.”

Kangin segera menarik lembut tangan Leeteuk.

“Kangin-ah,” panggil Leeteuk.

“Ne, hyung?”

“Aku tidak ingin berita ini menyebar ke media. Bisakah kau menolongku? Dan aku juga ingin semua orang tidak mengetahui berita ini.”

“Bagaimana dengan manager dan agensi?” tanya Kangin.

“Aku juga tidak ingin mereka mengetahuinya. Biarkan kita bertiga belas saja yang mengetahui ini,” ujar Leeteuk.

Kangin berpikir sejenak, Leeteuk memandangnya dengan tatapan memohon dan Kanginpun mengangguk.

“Ayo sekarang kita sarapan.”

“Pagi hyung,” sapa semua member saat melihat Leeteuk dan Kangin.

“Pagi.”

“Wah, enak sekali baunya,” seru Leeteuk sambil ikut duduk di lantai. Leeteuk segera mengambil mangkuk dan  memakan semua makanan yang ada di meja. Semua member hanya memandang Leeteuk sambil tersenyum.

“Waeyo?” tanya Leeteuk saat melihat para member memandangnya tanpa berkedip.

Mereka semua menggeleng. Leeteuk menghentikan makannya.

“Kenapa berhenti hyung?” tanya Hankyung. “Tidak enak ya?”

“Ani, aku cuma ingin mengatakan sesuatu pada kalian.”

“Apa?” tanya Kyuhyun.

“Begini, untuk masalah penyakitku ini aku tidak ingin berita ini tersebar. Aku juga tidak ingin manager dan agensi mengetahui penyakitku ini. Apa lagi para ELF dan media. Aku tidak ingin mereka semua mengetahuinya.”

“Waeyo?”

“Ya! Jungsoo!” seru Heechul. “Bukannya lebih baik jika agensi dan manager tahu? Kenapa kau mau menutupinya?”

“Mereka akan memotong jadwal kerjaku jika mereka tahu, dan aku tidak ingin itu terjadi. Itu pasti akan berdampak juga pada kalian. Aku benar-benar tidak ingin itu terjadi.”

“Tapi hyung tidak boleh terlalu lelahkan?” tanya Siwon. “Hyung akan kelelahan kalau jadwal hyung sama seperti kemarin.”

“Pokonya aku tidak ingin mereka semua tahu!” kata Leeteuk tegas sambil kembali melanjutkan makan. Kangin memandang semua member satu per satu.

“Aku selesai, aku mandi dulu.”

Leeteuk pergi meninggalkan mereka semua. Kangin pun mulai berbicara.

“Aku belum mengatakan sesuatu pada kalian,” ujar Kangin. “Pokonya jangan sampai Leeteuk hyung kelelahan dan jangan membuatnya memikirkan sesuatu yang berat. Jadi, sebisa mungkin kita mengingatkannya kapan dia harus istirahat dan kapan dia harus pergi ke rumah sakit.”

“Tapi, apa dia mau mendengarkan?”

“Molla,” jawab Kangin.



1 MINGGU KEMUDIAN



Super Junior sedang berada di waiting room MNet. Mereka sedang bersiap-siap untung acara musik malam ini.

Waiting room sangat penuh sekali, mengingat jumlah member yang begitu banyak, di tambah dengan hair stylist, ruangan jadi semakin penuh. Tapi kali ini Kibum dan Heechul tidak ikut serta, karena acara musik ini bertabrakan dengan jadwal shooting mereka berdua. Jadi hanya ada 11 member yang datang.

“Berikutnya Super Junior,” seru PD dari luar waiting room.

“Hyung, bangun,” kata Kyuhyun mengguncang tubuh Leeteuk yang sedang tertidur. Leeteuk membuka matanya dan memandang bingung pada Kyuhyun.

“Ada apa?”

“Kita harus segera naik panggung,” ujar Kyuhyun. Leeteuk meregangkan otot-ototnya dan mengikuti para dongsaengnya ke panggung.

Mereka bersiap di samping panggung. Leeteuk menguap lebar-lebar sampai Kangin menutup mulut Leeteuk.

“Jangan sampai kau menguap saat bernyanyi nanti,” ujar Kangin yang langsung disambut tawa oleh Leeteuk.

Setelah MC menyebutkan nama mereka, mereka segera naik ke atas panggung. Leeteuk tiba-tiba menggenggam erat tangan Yesung.

“Ada apa hyung? Sakit lagi?” tanya Yesung khawatir. Leeteuk mengangguk sambil terus berjalan. Dia menundukkan kepala saat berada di atas panggung. Sedangkan Yesung memandang khawatir pada Leeteuk.

Saat lagu sudah mulai diputar, Yesung jadi sedikit tidak berkonsentrasi, dia banyak melakukan kesalahan saat dance hingga Ryeowook berkali-kali menyenggolnya agar lebih fokus. Sedangkan Leeteuk berusaha semaksimal mungkin agar dapat menyelesaikan perform hari ini tanpa masalah.

Setelah selesai menyanyikan dua lagu berturut-turut dan turun dari panggung, Ryeowook langsung mengomeli hyungnya itu.

“Yesung hyung, kenapa kau tidak konsentrasi tadi? Kau banyak melakukan kesalahan!”

“Mianhaeyo,” jawab Yesung dan langsung mengejar Leeteuk yang sudah berjalan cepat menuju waiting room meninggalkan Ryeowook yang masih mengoceh.

“Hyung, tidak apa-apa?” tanya Yesung saat menemukan Leeteuk sedang duduk di sofa sambil memegangi kepalanya. Para member pun masuk menyusul Yesung dan Leeteuk.

“Aku tidak apa-apa, hanya tiba-tiba saja sakit.”

“Lebih baik hyung pulang dulu saja,” saran Yesung.
 
“Tapi aku masih ada SUKIRA hari ini,” rengek Leeteuk.

“Kalau hyung tidak kuat tidak usah dipaksakan,” kata Eunhyuk.

Leeteuk menimbang-nimbang sejenak.

“Aku kuat dan aku akan pergi.”

Eunhyuk mengangguk.



SUKIRA



“Aku akan merindukan kalian semua, sampai jumpa,” ujar Leeteuk dan Eunhyuk bersamaan dan lagu terakhir pun di putar.

“Ayo hyung, kita pulang,” ajak Eunhyuk. Mereka pun segera pulang ke dorm setelah berpamitan dengan semua  orang.

Saat dalam perjalanan Eunhyuk langsung tertidur karena kelelahan sedangkan Leeteuk sama sekali tidak bisa memejamkan matanya. Dia memandang langit dari kaca mobil sambil melamun. Bosan, dia lalu berusaha untuk memejamkan matanya dan akhirnya ia pun tertidur.

.

.

.


“Hyung, bangun. Kita sudah sampai.” Eunhyuk membangunkan Leeteuk sambil menguap lebar. Leeteuk tidak bergerak sama sekali. Eunhyuk memandang Leeteuk dengan mata mengantuk.

“Ahh, hyung, ayo bangun, kita sudah sampai.” Tapi Leeteuk masih tidak bergerak.

“Sudahlah, kau masuk saja,” ujar manager. “Kau sudah begitu lelah, biar aku yang bangunkan dia.”

Eunhyuk mengangguk dan segera keluar dari mobil.

“Jungsoo-ssi.” Manager memanggil Leeteuk sambil mengguncang pelan tubuh Leeteuk. “Jungsoo-ssi, ayo bangun.”

Leeteuk pun akhirnya menggeliat lemah dan membuka matanya sedikit.

“Ahh, hyung, ada apa?”

“Masuklah ke dorm, tidurlah di kamarmu.”

“Kita sudah sampai ya?” tanya Leeteuk sambil menguap lebar-lebar.

“Ye.”

Leeteuk pun keluar dari mobil dan segera masuk ke dorm dengan langkah gontai. Manager yang melihatnya hanya geleng-geleng kepala dan pergi.



*LEETEUK POV*



 “Argh!!” seruku pelan saat kepalaku tiba-tiba berdenyut lagi. Tapi aku berusaha menengok kebelakang untuk menlihat apakah manager hyung sudah pulang atau belum.

“Ahh, dia sudah pulang,” batinku lega dan aku mulai berjalan masuk ke dormku. Langkah semakin lama semakin lambat karena kepalaku terus berdenyut dan membuat pandanganku kabur.

“Aku tidak tahan lagi, aku harus panggil seseorang untuk membantuku masuk ke dorm, aku tidak bisa pingsan di sini,” bisikku sambil mencari-cari ponsel di dalam saku jinsku. Setelah mendapatkannya aku segera mencari-cari nomor para dongsaengku. Tetapi sangat susah karena pandanganku masih kabur dan kepalaku terus saja berdenyut.

Aku memencet salah satu nama yang sepertinya bertuliskan Kangin. Tapi saat panggilan tersambung, tiba-tiba semuanya menjadi sangat gelap dan aku tidak ingat apa-apa lagi.



*LEETEUK POV END*



PAGI HARI


Yesung, Kangin, Ryeowook, dan Sungmin sedang sarapan sambil duduk di lantai.

“Kalian pagi ini sudah melihat Teukie hyung?” tanya Kangin tiba-tiba.

“Belum,” jawab Ryeowook, Yesung dan Sungmin bersamaan.

“Sejak berpisah di acara musik tadi malam, aku sudah tidak melihat Teukie hyung lagi,” kata Sungmin.

“Memangnya kenapa hyung?” tanya Ryeowook.

“Pagi ini aku juga belum melihatnya, apa dia sudah pergi kerja?”

“Ahh, tidak mungkin,” sahut Sungmin. “Setahuku hyung tidak punya jadwal pagi hari ini.”

Tiba-tiba Eunhyuk datang sambil mengucek-ucek matanya.

“Eunhyuk-ah, kau lihat Teukie hyung?” tanya Kangin.

“Ani, waeyo?”

“Bukannya semalam dia pulang bersama mu?” tanya Sungmin.

“Ne, tapi aku meninggalkannya di mobil manager hyung.”

“Waeyo?” tanya Kangin.

“Leeteuk hyung tidur dan sulit dibangunkan, lalu manager hyung menyuruhku untuk meninggalkannya.”

“Masa’ iya Teukie hyung pergi bersama dengan manager hingga pagi?”

“Ahh, tidak mungkin.” Kali ini Yesung menyangkalnya. Semua memandang Yesung heran. “Semalam Teukie hyung menelephone ku saat aku tidur.”

“Jam berapa?” tanya Sungmin.

“Emm, tadi kalau tidak salah aku lihat jamnya sekitar jam 1 pagi,” ujar Yesung sambil mengingat-ingat.

“Lho, itu kan pas kami sampai di dorm,” kata Eunhyuk.



Ting Tong..



“Siapa yang berkunjung pagi-pagi begini?” tanya Sungmin sambil berjalan untuk membukakan pintu. Bel terus berbunyi.

“Iya, tunggu sebentar.” Tanpa menigntip siapa yang datang, Sungmin langsung membukakan pintu.

“Nugu.. HYUNG!!!” Sungmin langsung berteriak keras saat Leeteuk ambruk di hadapannya. Wajah dan bibirnya pucat pasi. Yesung, Ryeowook, Kangin dan Eunhyuk yang mendengar teriakan Sungmin langsung berlari menuju pintu depan. Saat melihat Sungmin sedang berusaha membangunkan Leeteuk, Kangin dengan sigap mengambil alih. Kangin dengan segera menggendong dan membawanya ke kamar.

“Hyung, kau tidak apa-apa?” tanya Kangin saat melihat Leeteuk membuka matanya sedikit.

“Ka-Kangin-ah,” ujar Leeteuk lemah.

“Hyung, apa yang terjadi?” tanya Sungmin.

“Di-dingin.”

“Dingin?” tanya Kangin. Dengan segera Kangin menyelimuti Leeteuk sampai 3 lapis, dibantu oleh Yesung yang sudah mengambilkan persediaan selimut yang tersisa.

“Masih dingin?” tanya Kangin lagi. Leeteuk mengangguk lemah. Mereka semua jadi khawatir.

Tanpa pikir panjang Kangin langsung memeluk erat tubuh Leeteuk, supaya suhu tubuhnya yang hangat bisa menghangatkan hyungnya itu.

“Apa yang terjadi hyung?” tanya Kangin. “Kau dari mana saja?”

“A-aku semalam pi-pingsan di luar,” ucap Leeteuk terbata.

“PINGSAN??!!!” seru mereka bersamaan.

“Ne, aku berusaha menghubungi seseorang, tetapi aku keburu pingsan,” jelas Leeteuk dengan suara normal. Sepertinya
dia sudah tidak kedinginan.

“Hyung, sepertinya sakit mu tambah parah,” ujar Yesung tiba-tiba.

“Tidak apa-apa,” kata Leeteuk. “Aku masih bisa bertahan.”

Kangin melepaskan pelukan dan memandang Leeteuk.

“Hyung, jangan memaksakan diri. Kami semua benar-benar tidak ingin kehilanganmu,” ujar Kangin.

Leeteuk terdiam sambil memandang dongsaeng-dongsaengnya.

“Cepat atau lambat penyakit ini juga akan membunuhku,” ucap Leeteuk.

Semua terdiam mendengar perkataan Leeteuk yang sepertinya sudah sangat pasrah dengan apa yang akan terjadi esok.

“Sudah.. Sudah..” sela Yesung. “Sebentar lagi kita akan pergi shooting, kita harus siap-siap. Biarkan Teukie hyung istirahat sebentar.”

Yesung menggiring para dongsaengnya keluar dan menutup pintu.

“Ahh, hyung. Aku masih ingin menemani Teukie hyung,” protes Kangin pada Yesung.

“Biarkan Leeteuk hyung istirahat.”

Cuma itu kata-kata yang keluar dari mulut Yesung sembari ia pergi dari hadapan Kangin.



KBS MUSIC BANK



“Ayo cepat!! Cepat!! Sebentar lagi kita naik panggung!!” seru Eunhyuk.

“Kau siap hyung?” tanya Kangin pada Leeteuk.

“Ne,” jawab Leeteuk mantap. Kangin pun tersenyum. Selama perjalanan ke panggung Kangin terus menggandeng dan menempel pada Leeteuk. Baru setelah sampai di atas panggung Kangin melepaskan gandengannya.

Leeteuk menghela nafas dan bersiap.

Musik pun diputar, mereka menyanyi dan ngedance dengan sangat semangat. Tiba-tiba di tengah lagu, Kibum yang ada di samping Leeteuk melotot dan menyenggol-nyenggol Sungmin sambil mengucapkan ‘Leeteuk hyung’ tanpa suara. Saat itu Leeteuk sudah akan maju ke depan karena partnya tinggal beberapa detik lagi. Sungmin dengan sigap maju ke depan Leeteuk sambil berbisik dan mengelap hidung Leeteuk.

“Hyung, kau mimisan,” bisik Sungmin sambil menajuhkan micnya.

Leeteuk pun panik dan langsung mengelap darah yang mengalir dari hidungnya dan segera bernyanyi sambil sedikit menundukkan kepala.

Bagaimana ini?” batin Leeteuk sambil masih terus bernyanyi. Setelah bagiannya selesai dia segera mundur ke belakang.

Sungmin dan Kibum terus memandangi Leeteuk yang terus menunduk sampai lagu selesai. Leeteuk segera lari ke backstage saat mereka selesai. Kibum dan Sungmin pun juga ikut berlari tetapi langkah mereka sedikit terhalang oleh para staff dan mereka tidak melihat Leeteuk lagi saat mereka sudah tidak terhalang staff.

“Ada apa?” tanya Yesung pada Kibum dan Sungmin.

“Tadi kami melihat Teukie hyung mimisan,” jelas Kibum. Dan mereka pun segera pergi ke waiting room. Berharap leader mereka berada di sana.

 “Hyung, kau lihat Leeteuk hyung?” tanya Sungmin pada manager mereka yang sedang duduu-duduk di waiting room..

“Tidak. Memang kenap.. Hey!! Kalian mau ke mana?”

Manager berteriak-teriak memanggil member SuJu, tetapi tidak ada yang menjawab karena mereka semua sudah berlari pergi.

“Kemana hyung?” tanya Sungmin pada semua member yang masih terus berlari mencari disemua tempat.

 “Ahh, kita ke bis saja,” saran Kyuhyun. “Siapa tahu hyung ada di sana.”

“Tapi kan bis selalu dikunci oleh manager,” seru Eunhyuk.

“Sudah, kita hubungi dulu Teukie hyung, siapa tahu dia menjawab,” ujar Yesung sambil mengeluarkan ponselnya.

Semuanya berhenti berlari. Mereka beristirahat sambil menunggu Yesung yang sedang menelephone Leeteuk.

Terdengar nada dering, tetapi tidak diangkat. Yesung terus menunggu. Saat Yesung akan memutuskan panggilan, tiba-tiba Leeteuk menjawab.

“Ahh, hyung. Kau di mana?” tanya Yesung.

Aku sedang bersembunyi di tempat parkir,” jawab Leeteuk dari seberang.

“Kau tidak apa-apa?”

Ne, gwenchanaseyo.

“Kami akan segera ke sana.” Yesung memutuskan panggilan.

“Bagaimana?” tanya semua member bersamaan.

“Hyung bersembunyi di tempat parkir.”

Mereka segera berlari menuju tempat parkir.

“Teukie hyung!!” panggil semua member bersamaan saat sampai di parkiran. Tidak ada yang menjawab. Mereka terus saja memanggil sampai akhirnya mereka menemukan Leeteuk sedang duduk di dekat tangga darurat sambil memutar-mutar ponselnya di tangan.

“Hyung,” panggil Kibum pelan. Leeteuk mendongak.

“Ohh, kalian di sini? Sejak kapan?” tanya Leeteuk sambil berusaha tersenyum.

“Kami sudah dari tadi hyung,” kata Yesung. “Dan kami terus memanggilmu, apa kau tidak mendengarnya?”

“Memanggilku?” Leeteuk menggeleng pelan. “Aku tidak mendengarnya sama sekali. Mianhaeyo.” Leeteuk menunduk meminta maaf.

“Ayo hyung, kita pulang,” ajak Eunhyuk sambil mengulurkan tangannya. Leeteuk memandang Eunhyuk lalu menyambut tangan Eunhyuk yang terulur. Semua member memandang Leeteuk khawatir, kalau-kalau Leeteuk pingsan lagi. Karena akhir-akhir ini Leeteuk jadi sering pingsan.

Semua masuk ke dalam bis saat manager datang. Mereka semua diam saat ditanya apa yang mereka lakukan tadi dan manager pun menyerah menanyai mereka lebih lanjut.



DI DORM


“Hyung, kau tidak apa-apa? Mana yang sakit?” tanya Ryeowook.

“Kepala ku tiba-tiba nyeri.”

Ryeowook menggandeng Leeteuk duduk di sofa. Ryeowook memandang Leeteuk khawatir.

“Apa tidak sebaiknya hyung ke rumah sakit saja?” pinta Kyuhyun. Leeteuk menggeleng lemah.

“Tidak usah, sementara ini biar aku.. uhuk..”

Tiba-tiba Leeteuk batuk dan menyemburkan darah segar. Semua member langsung berseru panik. Sedangkan Leeteuk hanya diam saja.

“Mianhaeyo,” kata Leeteuk. “Seharusnya aku tidak seperti ini di depan kalian.”

“Berarti hyung sudah sering muntah darah?!” seru Donghae.

Leeteuk mengangguk.

“Aku tidak ingin membuat kalian khawatir.”

“Hyung, ayolah. Kita ke rumah sakit saja,” rengek Kangin. Tapi Leeteuk tetap saja menggeleng.

“Hyung! Ayolah,” pinta semua member bersamaan dengan tatapan khawatir.

Leeteuk yang tidak tega melihat dongsaeng yang mengkhawatirkannyapun akhirnya mengangguk. Dan mereka segera berangkat ke rumah sakit.



DI RUMAH SAKIT



“Bagaimana dok?” tanya Kangin pada dokter Young Jin.

“Tuan Park harus di rawat inap,” kata sang dokter. “Penyakitnya sudah semakin parah. Dia sudah tidak bisa lagi menjalani rawat jalan. Harus rawat inap.”

“Tapi..”

“Hyung, kali ini kau harus mendengarkan apa kata dokter,” ucap Kangin memotong perkataan Leeteuk.

“Kami mohon hyung,” ujar para dongsaeng bersamaan.

“Apa kalian tega melakukan ini padaku?” tanya Leeteuk mulai menangis. Para dongsaeng malah bingung.

“Apa maksudmu Jungsoo?” tanya Heechul.

“Apa kalian membiarkanku tinggal di sini terus hingga aku mati?” tanya Leeteuk, tangisnya makin keras.

“Hyung..”

Heechul dan para dongsang terdiam mendengar kata-kata Leeteuk. Tidak tahu apa yang harus mereka katakan. Tiba-tiba saja Heechul langsung memeluk Leeteuk erat-erat.

“Jungsoo,” panggil Heechul pelan. “Kami tidak ingin kau berpikiran seperti itu. Kau di sini untuk menjalani perawatan. Sementara ini tinggallah di sini untuk terapi. Bukan untuk selamanya kan dok?” Heechul bertanya pada sang dokter.

“Iya, tidak untuk selamanya,” jawab sang dokter. “Kau hanya perlu tinggal hingga keadaanmu memungkinkan untuk beraktivitas lagi.”

“Bagaimana kalau keadaanku semakin parah? Itu artinya aku harus tetap tinggal di sini kan?” tanya Leeteuk sambil melepaskan pelukan Heechul.

“Ya! Jungsoo. Ada apa denganmu?” seru Heechul. “Selama ini aku tidak pernah melihatmu down sampai seperti ini. Kau bukan orang seperti ini. Kau orang yang kuat. Kau tidak pernah menyerah dalam melakukan apapun. Tapi kenapa sekarang kau bisa berfikiran seperti itu?”

“Aku takut mati, Heenim,” jawab Leeteuk terus terang. Heechul terdiam mendengar  jawaban Leeteuk. Tanpa mereka berdua tahu, para dongsaeng sudah keluar ruangan sambil menangis. Tidak bisa lagi mendengarkan percakapan itu.

“Jungsoo, kau dulu pernah bilang. Cepat atau lambat kita semua juga akan mati. Cuma kita memang tidak tahu kapan saat itu terjadi, iya kan? Kau dulu pernah berbicara seperti itu dan aku pikir kau sudah pasrah dengan apa yang terjadi padamu. Aku berfikir kau sudah menerima vonis ini dan aku kira kau akan baik-baik saja dan tidak akan terpengaruh dengan penyakitmu ini dan akupun jadi sedikit tenang. Karena aku tahu, kau adalah leader yang kuat, kau leader yang hebat, dan kau adalah leader yang bisa menyelesaikan semua masalah dengan baik. Aku ingin kau kembali menjadi orang seperti itu, Jungsoo. Orang yang selalu bekerja keras setiap hari tanpa merasakan lelah, orang yang akan selalu memberikan semangat walau dalam hatinya sedang tersiksa, orang yang selalu memperhatikan para dongsaengnya tanpa memikirkan diri sendiri. Aku ingin melihat Jungsoo yang dulu.”

“Heenim..” Leeteuk berbisik pelan sambil memandang Heehcul.

“Jungsoo, aku tahu kau pasti sangat sedih. Kami juga. Bahkan kami juga tidak ingin ini terjadi padamu,” kata Heechul. “Tapi apa mau dikata, ini semua sudah terjadi dan tidak ada lagi yang bisa kita lakukan. Kau harus kuat Jungsoo! Harus!!”

Leeteuk mengangguk pelan lalu memeluk Heechul, sedangkan Heechul balas memeluk Leeteuk erat.

“Gomawo, Heenim,” kata Leeteuk. “Aku akan berusaha semaksimal mungkin hingga akhir.”

Heechul tersenyum lembut.

“Berarti kau mau kan di rawat di sini hingga kau bisa beraktivitas lagi nanti?”

Leeteuk mengangguk. Dokter Young Jin yang sedari tadi mendengarkan percakapan mereka berdua jadi terharu.

“Dok, tolong rawat Jungsoo dengan baik,” pesan Heechul pada dokter Young Jin.

“Ne, saya mengerti.”

“Gamsahamnida.”

Heechul lalu berpamitan dan keluar.

“Bagaimana hyung?” tanya dongsaeng pada Heechul.

“Dia sementara akan tinggal di rumah sakit hingga dia sudah cukup kuat untuk beraktivitas.”

“Hyung, lalu bagaimana kita memberitahu agensi dan manager?” tanya Shindong.

“Serahkan padaku, biar aku yang urus,” jawab Heechul. “Sudah, kita pulang sekarang. Ini sudah larut.”

Mereka pun pulang ke dorm.



*HEECHUL POV*



“Akhirnya sudah di dorm,” batinku lega. Aku pun segera masuk ke kamar. Aku sedang tidak ingin berbicara dengan siapapun saat ini. Para dongsaeng pun sudah masuk ke kamar mereka masing-masing termasuk Hankyung yang mengikutiku ke kamar.

“Heechul, apa yang akan kau katakan pada manager dan agensi?” tanya Hankyung padaku. Aku memandangnya sejenak dan menggeleng.

“Aku belum tahu,” jawabku jujur sambil merebahkan diri di kasur diikuti oleh Hankyung diseberang ruangan. Aku terdiam sambil memikirkan apa yang akan ku katakan pada manager dan agensi.

“Hankyung, apa yang harus ku katakan pada mereka?” tanyaku. Kulihat Hankyung juga sedang berfikir. Otakku sedang buntu, aku tidak bisa memikirkan apapun.

“Emm, bagaimana kalau begini. Teukie hyung mengalami kelelahan dan harus masuk rumah sakit untuk perawatan. Bagaimana?” saran Hankyung padaku.

“Baiklah, aku akan pakai ide itu,” ujarku tanpa berfikir panjang.

“Ya!! Kenapa kau tidak mempertimbangkannya dulu?” seru Hankyung.

“Aku sedang tidak bisa berfikir, jadi lebih baik pakai idemu saja,” jawabku. “Sudah, ayo kita tidur. Aku sudah lelah.”



*HEECHUL POV END*


“Sore hyung,” sapa Sungmin dan Kyuhyun bersamaan.

“Ahh, kalian.”



~TBC~



hwaaa... part 3nya kepanjangan ya?? abisnya author nggak tau mau motong ceritanya di mana.. ^_^v
ceritanya juga makin aneh, lebay dan ngelantur ya?
#plak
#bunuh author


buat Angel mianhae ya, uri leadernya dibikin sengsara -_-
abisnya oppa cocok banget kalo dapet peran sengsara (?)
#bugh
#ditendang Teuk oppa ampe ke planet tak berpenghuni
#dicincang Angel sampe kecil-kecil


ya sudahlah
yang sudah baca mohon review/pendapatnya ya.. ^_^
don't be silent reader..
gomawo.. *bow 90 derajat*

1 komentar:

  1. Ea nech, dari Angel, Always Super Junior sampai Believe kenapa oppa sakit mulu ??
    jadi ikutan nangis sesenggukan T.T
    #ambil tisu

    kira'in Young Jin itu siapa??? eh, ternyata Dokter. jadi lega :)

    Next :)

    BalasHapus