DARK FANFICTION

[FF] Believe (Chapter 5)


Title : Believe (part 5)
Author :Kim Soo Jin
Cast : All member Super Junior
Other Cast : Young Jin
Genre : Family, Brothership
Rating : General
Disclaimer : semua ide cerita murni dari imajinasiku #plak All Super junior member hanya milik orang tuanya dan milik Tuhan # Tapi Teuk oppa boleh buat ku ya.. ^^ #plak dirajam Angel



Don't take my Fanfiction without FULL CREDIT to my Account, Don't copy my Fanfiction without my PERMISSION, Don't PLAGIAT my Fanficton. I HATE PEOPLE WHO JUST PLAGIAT !






Happy reading ...




****************************************************************************




“Hyung, aku sudah menyiapkan sarapan untukmu,” ujar Ryeowook sambil mengambilkan semangkuk nasi dan menyerahkan pada Leeteuk.

“Goma..”


PRANNNNKKKK!!!


Leeteuk melongo, mangkuk yang tadi dipegangnya terlepas begitu saja dari tangannya. Semua orang yang tadinya sibuk dengan kegiatan masing-masing serentak langsung berhenti saat mendengar ada sesuatu yang pecah.

“Hyung, kau tidak apa-apa?” tanya Ryeowook panik.

“Tidak, aku tidak apa-apa.”

Ryeowook mengambili pecahan mangkuk tadi, Sungmin dan Eunhyuk datang membantu sedangkan Hankyung menarik Leeteuk pergi dari dapur.

“Hyung tidak apa-apa?” tanya Hankyung. Leeteuk menganguk. Dia masih heran, kenapa mangkuk yang rasanya sudah dia pegang erat bisa jatuh begitu saja.

“Benar, hyung tidak apa?” tanya Hankyung lagi. Leeteuk mengangguk mantap.

“Aku mandi dulu saja,” ujar Leeteuk dan pergi.

Saat sedang mandi pikiran Leeteuk masih terbayang insiden tadi.

“Aish!!” seru Leeteuk. “Keseimbangan tubuhku mulai terganggu!!"

Leeteuk menggelengkan kepalanya berusaha menyingkirkan hal-hal buruk yang terus menghampiri pikirannya dan ia segera menyelesaikan mandi.

“Ahh, segar,” ujar Leeteuk sambil keluar. “Oh, Kangin.” Leeteuk sangat kaget saat melihat Kangin berdiri di depan kamar mandi.

“Kau lama sekali mandinya!” seru Kangin sambil mendorong Leeteuk masuk ke kamar mandi.

“YA!! Kenapa kau mendorongku masuk!!” seru Leeteuk. Kangin langsung memeluk Leeteuk erat sampai Leeteuk sulit untuk bernafas.

“Uhuk!! Ya!! Kang.. Kangin!!” Lepas...kan!! A...aku tidak bi...sa berna...fas!!” seru Leeteuk tersengal-sengal.

“Kau mau membunuhku ya!” seru Leeteuk saat Kangin melepaskan pelukannya. Kangin tersenyum.

“Senang hyung sudah kembali cerewet seperti ini. Sekarang pergi!” Kangin langsung mendorong Leeteuk keluar.


BLAM!!


“YA!!!” Leeteuk berteriak marah saat Kangin menutup pintu di depan wajahnya. Tapi lalu dia tersenyum sambil berjalan ke ruang tengah di mana para dongsaeng sedang makan.

“Ayo hyung, makan dulu,” ajak Sungmin sambil menyuruh Leeteuk duduk. Leeteuk pun segera makan.

“YA!! Jungsoo!! Itu!!” tunjuk Heechul pada wajah Leeteuk. Semua langsung memandang Leeteuk. Leeteuk tahu apa yang di maksud Heechul, dia pergi mengambil tisu dan mengelap darah yang keluar dari hidungnya dan kembali ke ruang tengah.

“Makanlah hyung dan cepat minum obat,” kata Ryeowook. Leeteuk mengangguk dan segera makan.

“Di mana Kangin?” tanya Yesung.

“Masih mandi,” jawab Leeteuk.

“Aish!!” seru Heechul. “Anak itu bisa membuat kita terlambat!!” Heechul segera pergi ke kamar mandi.

“YA!! Kangin!!! Cepat sedikit!!” seru Heechul sambil menggedor-gedor pintu kamar mandi.

“Aish!! Iya!!” seru Kangin dari dalam.

“CEPAT!!!!” seru Heechul sambil menggedor pintu sekali lagi dan pergi.

“DASAR CEREWET!!!” teriak Kangin.

“MWO!!! Kau bilang apa?” tanya Heechul sambil kembali ke kamar mandi. Kangin pun keluar.

“Ani,” jawab Kangin sambil pergi meninggalkan Heechul.

“Kalian ini, pagi-pagi sudah teriak-teriak,” keluh Sungmin.

“Bukan aku, Heechul hyung,” kata Kangin. Heechul langsung menjitak keras kepala Kangin.

“Aduh!! Hyung!!!” seru Kangin sambil mengusap kepalanya yang tadi dijitak Heechul.

“Sudah.. Sudah..” lerai Leeteuk. “Cepat kau selesaikan makanmu Heenim, dan Kangin cepat makan, kita harusnya sudah berangkat sekarang.”

Leeteuk pergi ke kamar untuk menyiapkan barang-barangnya yang akan dibawa.

“Ayo, kita pergi sekarang,” ajak Leeteuk.

“Hyung, sudah minum obatnya?”

“Belum,” jawab Leeteuk tidak peduli.

Ryeowook langsung pergi mengambilkan obat-obatan Leeteuk dan mengambilkan segelas air.

“Minum!” perintah Ryeowook tegas. “Sekarang!!” tambah Ryeowook lagi saat Leeteuk akan protes. Eunhyuk tersenyum geli saat melihat itu.

“Sudah hyung, turuti saja, dari pada si eternal maknae berisik,” bisik Eunhyuk pada Leeteuk. Leeteuk mengangkat bahu dan segera meminum obat-obatnya yang beragam itu.

“Sudah, ayo kita pergi!!” ajak Leeteuk sambil berlalu pergi.

“Ayo cepat kita berangkat!” tambah Kyuhyun.

Mereka pun segera membawa barang masing-masing dan pergi. Kangin yang masih menyelesaikan makan sampai tersedak. Setelah minum dia pun segera pergi.

Saat akan naik mobil yang akan mengantar mereka pergi, Kangin melotot pada Heechul yang sudah duduk di samping Leeteuk.

“APA?!” seru Heechul ikut-ikutan melotot.

“Sudah! Dari tadi kalian ribut terus sih!” Leeteuk tiba-tiba memarahi mereka berdua. Heechul dan Kangin langsung diam.

“Ya!! Jungsoo, kenapa kau marah-marah?”

Leeteuk hanya melirik Heechul dengan tatapan sebal.

“Baiklah, baiklah, aku tidak akan mengganggumu. Kenapa sih kau jadi sensi begini?”

Leeteuk tidak menggubris perkataan Heechul. Dia terus memandang luar jendela dan sedikit demi sedikit matanya tertutup, mungkin karena pengaruh obat yang ia minum tadi dia jadi mengantuk.

“Ehh, Teukie hyung tidur,” kata Ryeowook sambil menunjuk Leeteuk yang sudah tertidur lelap.

“Sampai kapan dia harus mengkonsumsi obat itu?” tanya Heechul.

“Seumur hidup,” jawab Kangin. Heechul langsung melotot.

“Seumur hidup?!!” seru Heechul.

“Ssssstttttt!!!” desis Eunhyuk sambil menaruh telunjuk dibibirnya. Heechul memandang Leeteuk dan mengangguk.

“Seumur hidup?” tanya Heechul lagi, kali ini lebih pelan.

“Ne,” jawab Kangin.

“Padahal kan Jungsoo tidak suka minum obat,” kata Heechul. “Apalagi dengan obat yang segitu banyaknya. Lihat saja, lama-lama dia pasti protes.”

“Sekarang saja sudah seperti itu,” keluh Ryeowook yang sangat memperhatikan jadwal minum obat hyungnya itu. “Kalau aku tidak memaksa atau mengingatkannya pasti dia tidak akan pernah meminumnya.”

 “Apapun yang terjadi, kita harus terus menyemangati Teukie hyung,” ujar Siwon. “Dan kita tidak boleh lemah di depan Teukie hyung. Selama ini Teukie hyung terlalu banyak memikirkan kita sampai-sampai dia tidak pernah memikirkan dirinya sendiri.”

“Benar apa kata Siwon,” kata Eunhyuk menyetujui. “Selama ini Teukie hyung hanya memikirkan kita, memikirkan Super Junior, memikirkan pekerjaan, memikirkan peraturan-peraturan, memikirkan ELF dan yang lain. Dia tidak pernah memikirkan kesehatannya sendiri. Tidak akan pernah bisa tidur kalau tidak mengetahui bagaimana keadaan kita. Selalu khawatir apa yang akan terjadi besok. Tetapi hyung juga tidak pernah membaginya pada kita. Hyung selalu menyimpannya sendiri, selalu mengatasinya sendiri. Aku selalu merasa kasian pada Teukie hyung. Melihatnya seperti itu membuatku ingin menangis.”

Donghae memeluk Eunhyuk karena Eunhyuk benar-benar hampir menangis.

“Ini benar-benar tidak adil untuk Teukie hyung,” lanjut Eunhyuk. “Orang sebaik dia kenapa harus mendapatkan cobaan yang berat seperti ini.”

“Sudah,” ujar Dongahe menenangkan karena mata semua orang sudah mulai berkaca-kaca mendengar perkataan Eunhyuk. “Yang terpenting Teukie hyung masih bisa tersenyum untuk kita dan dia bisa bertahan untuk kita. Itu bukankah sudah cukup? Selama Teukie hyung tidak bersedih, kenapa kita juga tidak melakukannya? Kita harus membuat kenangan yang indah untuk Teukie hyung.”

Eunhyuk mengangguk.

“Benar apa katamu,” ujar Hankyung. “Kita harus meringankan beban Leeteuk hyung.”

Tiba-tiba mobil yang mereka tumpangi berhenti.

“Kita sudah sampai, ayo cepat. Kita benar-benar sudah terlambat. Jungsoo! Bangun!” Heechul mengguncang-ngguncang tubuh Leeteuk agak keras. Leeteuk menggeliat pelan.

“Apa?” tanya Leeteuk sambil menguap.

“Kita sudah sampai,” jawab Heechul sambil mengikuti dongsaengnya yang sudah turun. Leeteuk meregangkan otot-ototnya dan ikut turun.

“Oppaaaa!!!!! Oppaaaa!!!!” teriak beberapa ELF saat melihat para member Super Junior turun dari mobil. Leeteuk melambai pada semuanya sambil tersenyum, tidak dipedulikannya para dongsaeng yang sudah pergi mendahuluinya.


BUUUKKK!! BRAKK!!!


“Maaf, maaf,” ujar Leeteuk sambil meringis kesakitan. Leeteuk menabrak seorang staff yang sedang membawa beberapa alat untuk shooting. Leeteuk membantu staff itu memunguti peralatannya yang berserakan.

“Aku minta maaf,” ujar Leeteuk sekali lagi sambil membungkuk.

“Tidak apa-apa,” jawab staff itu ramah. “Aku juga yang tidak melihat ada orang di depanku. Tangamu tidak apa-apa?”

“Hyung, kau tidak apa-apa?” tanya Kibum sambil mendekati Leeteuk.

“Ye, aku tidak apa-apa,” jawab Leeteuk sambil memegangi tangannya yang tadi kejahutan besi. “Sudah, ayo kita ke ruang makeup, kita sudah terlambat.”

Kibum berlari bersama Leeteuk menuju ruang makeup, di mana member lain sudah mulai merias diri.

“Hyung, Kibum, kalian dari mana saja?” tanya Yesung.

“Aku tadi pergi sebentar,” jawab Kibum sambil mengambil kostum untuk perform hari ini.

“Hyung, tanganmu kenapa?” tanya Kyuhyun tiba-tiba. Semua orang langsung memandang tangan Leeteuk. Sedangkan Leeteuk berusaha menyembunyikannya.

“Iya hyung, kenapa bisa lebam seperti itu?” tambah Eunhyuk.

“Tidak apa-apa, tadi aku hanya terjatuh,” jawab Leeteuk sambil mengganti pakaiannya bersama Kibum.

“Jangan katakan apa-apa pada mereka,” bisik Leeteuk pada Kibum. “Aku tidak ingin mereka khawatir. Mengerti?”

Kibum mengangguk, berusaha memahami hyungnya.

“Super Junior bersiap!” seru PD dari luar.

“Ayo cepat!!” seru hairstylist pada Leeteuk dan Kibum. Mereka di make up secara kilat, setelah itu mereka semua segera menuju panggung.

Mereka menyanyikan dua lagu, kali ini Sorry Sorry dan It’s You.

Setelah selesai mereka kembali ke ruang tunggu. Leeteuk terus memegangi tangannya. Sedari tadi dia menahan rasa sakit yang amat sangat, dan sekarang dia sudah tidak bisa lagi menahan rasa sakit itu. Tangannya terlihat bengkak dan membiru.

“Hyung, kau benar tidak apa?” tanya Yesung khawatir. Leeteuk hanya diam saja sambil memegangi tangannya.

“Hyung, tanganmu harus dikompres,” perintah Kibum sambil menyerahkan es yang sudah dibalut dengan kain. Leeteuk menerimanya dan langsung menempelkan pada tangannya. Dia merintih saat kain dingin itu menyentuh tangannya yang bengkak.

“Kenapa bisa sampai seperti itu hyung?” tanya Kangin.

“Aku tadi yang tidak hati-hati sampai menabrak orang, dan tangan ku kejatuhan besi, jadi..”

Leeteuk tiba-tiba berhenti bicara, dia memandang dongsaengnya yang terlihat sangat shock.

“Aku keceplosan,” batin Leeteuk kesal.

“Tenang, tapi aku tidak apa-apa,” tambah Leeteuk. “Kalian tidak usah khawatir.”

“Hyung, tidak bisakah kau tidak menyembunyikan sesuatu dari kami?” ujar Eunhyuk. Leeteuk memandang Eunhyuk.

“Kau selalu saja menyembunyikan sesuatu dari kami, tidak pernah mau membagi masalah dengan kami. Hyung, kami semua sedih saat kau seperti itu. Selalu menyimpan semua masalah sendiri. Walau kau bisa menyelesaikannya sendiri, tapi akan lebih baik kalau hyung berbagi masalah dengan kami. Kami tidak akan keberatan jika kau meminta tolong pada kami. Jadi kami mohon hyung, jangan simpan sendiri masalahmu. Berbagilah pada kami.”

Seketika itu juga Leeteuk menitikkan air mata.

“Eunhyuk-ah,” bisik Leeteuk disela isak tangisnya. Eunhyuk mendekati Leeteuk dan memeluknya. Leeteuk makin keras menangis.

“Mianhaeyo,” ujar Leeteuk. “Aku tidak ingin merepotkan kalian. Aku sudah begitu banyak membuat kalian repot, aku tidak..”

“Hyung, jangan pernah berpikir seperti itu,” sela Eunhyuk. “Kita ini sudah tinggal bersama untuk waktu yang sangat lama, kita sudah seperti keluarga. Jadi jangan pernah berpikir seperti itu hyung.”

Leeteuk mengangguk dalam pelukan Eunhyuk.

“Ya!!” seru Heechul memecah keheningan. “Berhentilah menangis! Ayo kita pulang.”

“Kami masih ada siaran Sukira, kalian pulanglah dulu,” kata Leeteuk sambil melepaskan pelukan dari Eunhyuk dan pergi memberesi barang-barangnya.

“Kau masih mau siaran?” tanya Heechul pada Leeteuk. Leeteuk mengangguk.

“Jungsoo!” seru Heechul. “Kau benar-benar ingin pergi? Kau itu sedang sakit parah, kenapa masih saja nekat seperti itu? Kau tidak sayang pada tubuhmu? Tidak kasihan pada mereka yang selalu megkhawatirkanmu? Sadarlah Jungsoo!”

“Cuma ini yang bisa mengalihkan pikiranku dari penyakit ini!” ujar Leeteuk.

“Kenapa kau berubah menjadi seperti ini!” bentak Heechul.

“Apa maksudmu!” bentak Leeteuk tak mau kalah, membuat para dongsaeng ketakutan. “Apa yang berubah! Aku dari dulu memang seperti ini! Apa maksudmu meng.. argh!!!”

Leeteuk memegangi kepalanya yang tiba-tiba berdenyut, membuatnya kehilangan keseimbangan. Eunhyuk yang berdiri disebelah Leeteuk langsung memeganginya.

“Hyung, tidak apa?” tanya Eunhyuk dan yang lain dengan cemas. Leeteuk menggeleng pelan.

“Ayo kita pergi, Hyukjae. Aku sedang tidak ingin berdebat lagi,” kata Leeteuk datar sambil pergi meninggalkan mereka semua. Eunhyuk pun pergi mengejar Leeteuk.

Heechul hanya terdiam. Saat ini perasaannya campur aduk.

“Sudahlah, kita pulang saja sekarang,” ajak Hankyung. Heechul hanya menurut.

“Aku akan pergi menemani Eunhyuk dan Teukie hyung,” kata Kangin tiba-tiba. “Kalian pulanglah, aku akan menjaganya.”

Mereka semua mengangguk, mereka keluar bersama-sama. Kangin pergi menuju mobil yang akan membawa Leeteuk dan Eunhyuk ke Sukira.

“Ada apa hyung?” tanya Eunhyuk pada Kangin.

“Aku akan ikut kalian ke Sukira, bolehkan? Aku sudah lama tidak melihat kalian siaran. Kajja.”

Mereka pun berangkat ke Sukira. Selama perjalanan Leeteuk, Eunhyuk dan Kangin hanya diam saja. Eunhyuk dan Kangin tidak tahu apa yang akan mereka bicarakan. Sedangkan Leeteuk sudah memejamkan matanya untuk menenangkan pikiran.

Akhrinya mereka sampai di Sukira, Leeteuk langsung turun meninggalkan dongsaeng-dongsaengnya. Leeteuk berusaha untuk tersenyum dan mengucapkan salam saat bertemu dengan orang-orang. Kangin dan Eunhyuk mengikutinya dari belakang. Kangin menunggu diluar selama Eunhyuk dan Leeteuk siaran. Kangin terus mengawasi Leeteuk.

Hyung, kenapa kau masih terus berakting seakan tidak terjadi apa-apa,” batin Kangin sambil memandang Leeteuk yang tertawa-tawa bersama Eunhyuk. “Hyung, tidak bisakan kau bertingkah normal? Aku sangat mengkhawatirkanmu. Kenapa kau selalu memaksakan diri seperti ini? Sebenarnya apa yang kau pikirkan? Apa yang kau rasakan hyung?

Saat pemutaran musik, Leeteuk terlihat muram, Eunhyuk pun tidak berani mengganggu hyungnya. Dia hanya sekali-kali melirik ke arah Leeteuk.


Drrrtttt... Drrrttt..


Ponsel Leeteuk berbunyi, Leeteuk mengambilnya dari saku dan melihat ada sebuah pesan masuk.

Dari Kangin,” batin Leeteuk tanpa melihat kearah luar. Leeteuk pun segera membacanya.


Hyung, kau tidak apa-apa, kan? Jangan muram seperti itu, kau kelihatan tua. ~^^


Mata Leeteuk langsung melotot saat membaca pesan dari Kangin itu, langsung saja dia membalasnya.


Ya!! Kenapa kau selalu menggodaku dengan kata-kata itu? Apa benar aku terlihat tua? T_T


Leeteuk mengirimnya tanpa melihat kearah Kangin. Dia menunggu.


Drrttt.. Drrttt...


Leeteuk membaca lagi.


Hahahaha!!! Benar hyung, kau terlihat tua, sangaaaaaaatttttt tua!! ᄏᄏᄏ


Bocah ini!” batin Leeteuk. Dia lalu membalas lagi.


Sekali lagi kau bilang seperti itu ku pukul kau!


Ahh, aku salah,” batin Leeteuk. “Aku pasti akan dihabisinya nanti!


Drrtt... Drrttt...


Kau bilang apa hyung? Mau memukulku?Lihat saja kalau kau berani memukulku. Aku tidak akan melepaskanmu lagi. Masih ingatkah hyung yang terjadi di kamar hotel di Thailand waktu itu?


Leeteuk langsung memandang Kangin yang sedang senyum-senyum sendiri. Dia tidak berani melanjutkan smsnya pada Kangin, dia memilih diam. Kapok dengan apa yang pernah Kangin lakukan padanya dulu. (yang belum tahu coba deh liat Super Junior Show ^^ episode keberapa aku lupa #plak)


*KANGIN POV*


Sekali lagi kau bilang seperti itu ku pukul kau!”


Apa? Leeteuk hyung mau memukulku? Lihta saja nanti.

Aku dengan segera membalas sms dari Leeteuk hyung dan segera ku kirim sms itu sambil menatap Leeteuk hyung sambil tersenyum geli. Awalnya aku hanya ingin membuat Leeteuk hyung tersenyum lagi, tapi ternyata dia menanggapi terlalu serius. Hmm.

Ahh, dia memandangku. Apa dia takut denganku?” batinku sambil masih tersenyum geli. Dia tidak membalas smsku lagi. Aku pun mulai mengetik sms lagi untuk Malaikatku itu.


Hyung, tenanglah. Aku Cuma bercanda. Jangan serius seperti itu dong. ~^^ Senyumlah My Angel.


Send.


Aku memandang Leeteuk hyung yang sudah melanjutkan siarannya. Dia sangat ceria membawakan acara ini. Bahkan dia suka sekali bertingkah konyol. Ini adalah salah satu hiburan yang menyenangkan. Ehh, Teukie hyung kenapa berdiri. Mau ke mana dia?

Aku terus memandang Teukie hyung yang berlari keluar ruang siaran. Eunhyuk masih terus melanjutkan siaran tanpa Teukie hyung. Wajahnya tampak khawatir. Aku langsung menyusul Teukie hyung yang sudah pergi menjauh.

Ke kamar mandi?” batinku. “Ada apa lagi dengannya.

“Teukie hyung,” panggilku pelan. Tak ada jawaban. Aku pun segera masuk ke kamar mandi. Saat di dalam aku melihat Teukie hyung sudah tergeletak di lantai kamar mandi.

“HYUNG!!” seruku.


*KANGIN POV END*


“HYUNG!!” seru Kangin saat melihat Leeteuk sudah terkapar di lantai kamar mandi dengan darah yang mengalir dari hidung dan mulutnya. Kangin langsung membopong Leeteuk keluar kamar mandi, tapi sebelumnya ia sudah mengelap darah yang mengalir di hidung Leeteuk.

“Ada apa?” tanya PD pada Kangin.

“Leeteuk hyung pingsan, aku akan membawanya ke rumah sakit sekarang. Bolehkan?!” pinta Kangin sedikit memaksa. PD langsung mengangguk.

“Hyung,” panggil Eunhyuk sambil keluar dari ruang siaran.

“Eunhyuk-ah, aku akan membawa Teukie hyung ke rumah sakit. Setelah ini kau langsung pulang saja dan beritahukan pada yang lan.” perintah Kangin.

Eunhyuk hanya mengangguk.

“Dia kenapa?” tanya PD pada Eunhyuk.

“Kelelahan,” jawab Eunhyuk singkat sambil kembali ke ruang siaran.

Hufh, masih setengah jam lagi,” batin Eunhyuk.


DISISI LAIN


“Hyung, bertahanlah,” pinta Kangin sambil mengikuti Leeteuk yang sudah diletakkan diranjang dorong oleh para suster.

“Maaf, Anda tidak boleh masuk,” ujar suster itu pada Kangin. Kangin terpaksa menunggu di luar. Tak lama dokter yang sudah sangat familiar di mata Kangin keluar.

“Ahh, Kangin ssi,” sapa dokter Young Jin.

“Dok, bagaimana keadaannya?” tanya Kangin khawatir. Dokter Young Jin menghela nafas.

“Waktunya tidak lama lagi,” jawab sang dokter. Kangin seakan disambar petir, tubuhnya lagsung lemas sampai dokter Young Jin membantunya untuk duduk.

“Berapa lama lagi dok?” tanya Kangin sambil menahan tangisnya.

“Aku tidak tahu, tapi menurut perkiraanku hanya tinggal 3 bulan lagi. Tapi itu semua masih perkiraan. Semua tergantung yang di atas,” jawab dokter Young Jin. Kangin menutup wajahnya dengan kedua tangannya

“Sabarlah kalian, aku pergi dulu.”

Dokter Young Jin meninggalkan Kangin sendirian. Kangin sangat terguncang, perlahan dia masuk ke kamar di mana Leeteuk dirawat. Kangin memandang malaikatnya yang tergeletak tak berdaya di atas kasur. Wajahnya sangat pucat dan dia baru menyadari kalau hyungnya itu terlihat agak kurus.

“Hyung,” panggil Kangin pelan. Leeteuk diam saja. “Hyung, kenapa kau selalu memaksakan diri seperti ini? Kenapa kau tidak pernah mau mendengarkan kami?”

“Ka.. Kangin,” panggil Leeteuk. “Aku di mana?”

“Hyung di rumah sakit,” jawab Kangin berusaha tersenyum.

“Mwo? Rumah sakit?” tanya Leeteuk bingung.

“Ne, tadi hyung pingsan di kamar mandi saat siaran, tapi hyung sudah tidak apa-apa sekarang,” ujar Kangin.

“Aku mau pulang Kangin,” pinta Leeteuk. Kangin hanya memandang sedih Leeteuk.

"Tapi hyung sedang sakit parah, hyung harus istirahat di sini," sahut Kangin.

"Aku ingin pulang Kangin," rengek Leeteuk. "Aku ingin tinggal bersama kalian. Aku tidak ingin tinggal di tempat ini."

"Hyung, ku mohon. Tinggalah di sini. Hyung harus di rawat. Kalau perlu aku akan cuti dari pekerjaan untuk menemani hyung di sini."

"Tidak Kangin, aku ingin pulang."

Leeteuk terus memaksa Kangin. Kangin pun menyerah.

“Aku ijin dokter dulu ya hyung.”

Kangin langsung pergi meninggalkan Leeteuk. Dengan langkah lemas dia pergi ke ruangan dokter Young Jin.

"Ohh, Kangin ssi, ada apa?" tanya dokter Young Jin sambil menghentikan kesibukannya.

Kangin duduk di hadapan dokter itu.

"Dok, Leeteuk hyung apa boleh pulang sekarang?" tanya Kangin. Dokter Young Jin diam saja sambil memijit-mijit kepalanya, tampak dia bingung.

"Apakah dia memaksa untuk pulang lagi?" tanya dokter Young Jin. Kangin mengangguk. Dokter Young Jin menghela nafas panjang.

"Apakah dia ingin penyakit semakin parah?" Dokter Young Jin diam sejenak. "Waktu itu aku sudah mengijinkannya pulang karena dia tidak pernah mengeluhkan sakit atau apapun, jadi aku mengijinkannya pulang. Tapi aku pikir dia tidak mengatakan sejujurnya apa yang dia rasakan waktu itu. Untuk kali ini aku tidak akan mengijinkannya untuk pulang. Dia HARUS tinggal di sini."

"Tapi apa tidak bisa dia pulang hari ini saja dok?" pinta Kangin dengan suara pelan.

"Kau ingin membuatnya semakin parah!!" bentak dokter Young Jin. "Pokoknya aku tidak akan mengijinkannya!"

Kangin menghela nafas panjang.

"Aku hanya tidak ingin membuatnya sedih dok, dia terus meminta padaku untuk pulang dan berkumpul dengan para dongsaengnya. Dia hanya ingin tinggal dengan dongsaeng-dongsaengnya sebelum dia.. sebelum dia.." Kangin tidak bisa melanjutkan kata-katanya.

"Pokoknya aku tidak akan mengijinkannya kali ini."

Sekali lagi Kangin menghela nafas panjang.

"Baiklah dok, aku akan bicara lagi dengan Leeteuk hyung," bisik Kangin. "Aku permisi."

Kangin pun pergi dari ruangan dokter Youn Jin dan kembali ke tempat Leeteuk dirawat. Perlahan Kangin membuka pintu kamar itu dengan perasaan campur aduk. Tapi saat masuk ke dalam, Kangin tidak melihat siapapun di situ.

"Teukie hyung!!" panggil Kangin sambil membuka pintu kamar mandi. Leeteuk tidak ada di situ juga. Kangin jadi frustasi. Dia pun keluar dari kamar itu dan mencegat suster yang lewat.

"Apa kau melihat pasien yang ada di dalam sini?" tanya Kangin. Suster itu menggeleng.

"Aishh!!! Hyung!! Kau pergi ke mana?" tanya Kangin. Dia mencari ke seluruh wilayah rumah sakit sambil berkali-kali meneriakkan nama Leeteuk, tetapi tidak ketemu juga.

"Ahh, ponsel.. ponsel."

Kangin mengeluarkan ponselnya dan segera menghubungi Leeteuk.

"Hyung kau di mana?" tanya Kangin saat panggilan itu diangkat.

"Hyung, ini Eunhyuk. Ponsel Leeteuk hyung ada padaku. Ada apa dengan Leeteuk hyung?"

"Aissshhhh!!!" umpat Kangin. "Leeteuk hyung meninggalkan rumah sakit tanpa sepengetahuanku. Kau hubungi memberlain. Siapa tahu hyung sudah kembali ke dorm."

"Ne!" jawab Eunhyuk dan langsung memutuskan panggilan.

"Hyung! Kau pergi ke mana?"




~TBC~




hiks.. Teuk oppa kayaknya makin tersiksa aja.. udah jatuh ketimpa tangga pula..
#plakkk
mian kalo makin ke sini ceritanya makin aneh dan makin nggak masuk akal.. author lagi galau soalnya..
#jleb
#bunuh author



hhe... author ngaco ya?
ayo review aja deh.. abis ini mau langsung author sambung ke part 6 soalnya.
gomawo...
*bow 90 derajat*





~SJK~

1 komentar:

  1. Leeteuk oppa itu kenapa sich?? udah sakit masih aja bawel...
    Gag tahu apa semua orang khawatir... :(


    Next :)

    BalasHapus