DARK FANFICTION

[FF] Believe (Chapter 4)


Title : Believe (Chapter 4)
Author :Kim Soo Jin
Cast : All member Super Junior
Other Cast : Young Jin, Daebin
Genre : Family, Brothership
Rating : General
Disclaimer : semua ide cerita murni dari imajinasiku #plak All Super junior member hanya milik orang tuanya dan milik Tuhan # Tapi Teuk oppa boleh buat ku ya.. ^^ #plak dirajam Angel



Don't take my Fanfiction without FULL CREDIT to my Account, Don't copy my Fanfiction without my PERMISSION, Don't PLAGIAT my Fanficton. I HATE PEOPLE WHO JUST PLAGIAT !



Annyeong, author geje balik lagi #plak bawa lanjutan FF ^^
nggak usah banyak omong deh.. langsung aja dinikmati..


Happy reading ...


****************************************************************************




“Sore hyung,” sapa Sungmin dan Kyuhyun bersamaan.

“Ahh, kalian.”

Leeteuk meletakkan ponselnya dan memandang kedua dongsaeng yang datang menjenguk.

“Bagaimana keadaanmu, hyung?” tanya Sungmin sambil duduk di kursi samping tempat tidur Leeteuk.

“Emm, agak mendingan, tapi hari ini aku muntah darah sampai 7 kali. Lebih banyak dari kemarin,” terang Leeteuk dengan wajah sedih. “Semakin hari aku malah semakin parah. Apa aku akan mati?”

Sungmin dan Kyuhyun terdiam. Tidak tahu apa yang harus mereka katakan.

“Berapa lama lagi aku akan keluar dari sini dan beraktivitas bersama kalian lagi? Aku benar-benar merindukan masa-masa itu. Sudah hampir 1 minggu aku berada di sini. Tapi dokter masih belum mengijinkanku untuk pulang. Aku benar-benar bosan.”

“Hyung kan belum fit, jadi belum boleh keluar,” kata Sungmin.

“Tapi, harus berapa lama lagi aku tinggal di sini, Sungmin?” tanya Leeteuk. “Aku sudah lama tinggal di rumah sakit dan tidak tahu kapan aku akan keluar. Keseimbangan tubuhku saja sudah mulai terganggu. Jika cepat-cepat aku tidak keluar dari sini, bisa-bisa aku selamanya akan tinggal di rumah sakit ini. Bahkan ELF pun mulai curiga kenapa aku tidak muncul dalam berbagai acara.”

“Sabarlah hyung, cepat atau lambat kau pasti akan diijinkan pulang,” ucap Kyuhyun.

“Iya iya,’ ujar Leeteuk. “Gomawo, kalian sudah mau menjengukku.”

“Cheonmaneyo.”



Uhuk!!!



Leeteuk muntah darah lagi. Sungmin dengan cepat mengambilkan tisu dan mengelap darah di tangan Leeteuk. Leeteuk langsung bersandar ke tempat tidur.

“Kepala ku sakit sekali,” ujar Leeteuk sambil memegangi kepalanya.

“Aku panggilkan dokter ya.”

Kyuhyun langsung pergi tanpa menunggu jawaban dari hyungnya. Leeteuk terus memegangi kepalanya dengan satu tangan, sedangkan tangan yang lain digenggam erat oleh Sungmin seakan Sungmin ingin memberi kekuatan kepada Leeteuk.

Tak lama kemudian, Kyuhyun datang bersama dokter Young Jin dan seorang suster. Langsung saja dokter dan suster memeriksa Leeteuk.

“Kau jangan terlalu banyak berfikir yang tidak-tidak,” kata dokter Young Jin.

Leeteuk mengangguk dan dokter Young Jin pergi.

Sungmin dan Kyuhyun mendekati Leeteuk dan mereka mengobrol cukup lama hingga Leeteuk tertidur. Sungmin dan Kyuhyun lalu meninggalkan Leeteuk dan segera berangkat keacara musik di mana teman-temannya sudah menunggu mereka.



0o0



“Benar dok? Aku sudah boleh pulang?” tanya Leeteuk tidak percaya.

“Iya, kau sudah boleh pulang sekarang,” kata dokter Young Jin. “Tapi kau harus sering kontrol untuk mengecek keadaanmu. Mengerti?”

“Mengerti dok,” jawab Leeteuk.

“Aku akan memanggilkanmu taxi, kau bersiap-siaplah.”

“Ne, gamsahamnida.”

Dokter Young Jin meninggalkan Leeteuk sendiri.

“Akhirnya aku bisa keluar juga setelah satu minggu tinggal di tempat ini,” bisik Leeteuk senang. “Aku tidak sabar untuk melanjutkan kegiatanku lagi.”

Leeteuk segera bersiap-siap dan tak lama kemudian seorang suster masuk.

“Tuan Park, taxi anda sudah datang.”

“Gomawo.” Suster itu mengantar Leeteuk masuk ke dalam taxi.

“Jaga kesehatan anda,” ujar suster itu sambil tersenyum.

“Ne, gamsahamnida. Annyeong.”

Selama dalam perjalanan pulang menuju dorm Leeteuk terus saja tersenyum. Dia sangat senang akhirnya bisa beraktivitas lagi bersama para dongsaengnya. Dan hari ini dia akan memberi kejutan pada dongsaeng-dongsaengnya di dorm.



DI DORM



Ting tong.. Ting tong..



“Iya tunggu sebentar,” seru Kangin sambil berlari. “Nugu seyo?”

“Aku!!”

Kangin kaget dan tidak percaya dengan apa yang dia dengar barusan. Kangin langsung membuka pintu.

“HYUNG!!!” seru Kangin sambil memeluk Leeteuk.

“Aku pulang,” kata Leeteuk. Kangin langsung membawa Leeteuk masuk dan member lain yang sedang menonton tv terkejut saat Kangin masuk sambil menggandeng Leeteuk.

“HYUNG!!” seru mereka bersamaan. Leeteuk tersenyum.

“Hyung sudah boleh pulang?” tanya Donghae. Leeteuk mengangguk.

“Dokter Young Jin mengijinkan aku pulang.”

Semua kelihatan sangat senang saat Leeteuk kembali, kecuali satu orang.



*Yesung POV*



“Hyung sudah boleh pulang?” tanya Donghae pada Leeteuk hyung.

“Dokter Young Jin mengijinkan aku pulang,” jawab Leeteuk hyung. Aku terus memandang Leeteuk hyung tanpa kedip dan tak lama dia menyadarinya kalau aku terus memandanginya.

“Kau kenapa Yesung?” tanya Leeteuk hyung padaku. Aku hanya menggeleng sambil berusaha tersenyum. Leeteuk hyung lalu duduk di sofa dan para dongsaeng kembali menonton tv lagi. Aku pun ikut-ikutan duduk tapi sambil berkali-kali melirik ke arah Leeteuk hyung. Aku hanya merasa ada yang mengganjal tapi aku tidak tahu apa itu.

“Seharusnya aku senang Leeteuk hyung bisa pulang,” batinku. ”Tapi kenapa aku tidak bisa tersenyum sama sekali?”

“Yesung, kau kenapa?”

Leeteuk hyung bertanya lagi padaku tapi dengan suara pelan.

“Kau sakit?”

“Aku tidak apa-apa hyung,” jawabku sambil tersenyum. “Cuma ada yang mengganjal saja.”

“Apa?”

“Aku tidak tahu hyung,” jawabku jujur. “Mungkin aku kelelahan.”

“Kalau begitu kau istirahatlah.”

Aku pun mengangguk dan pergi ke kamar.



*Yesung POV END*


Leeteuk memandangi Yesung yang sedang akan pergi ke kamar dan dia pun bangkit dari temapt duduknya.

“Mau ke mana hyung?” tanya Kangin sambil memegang tangan Leeteuk.

“Aku mau bicara sebentar dengan Yesung,” jawab Leeteuk dan ia segera menyusul Yesung.



Tok tok tok..



“Masuk.”

Leeteuk pun masuk ke kamar Yesung.

“Ada apa hyung?” tanya Yesung sambil bangkit dari tempat tidur.

“Ahh, tidak,” jawab Leeteuk sambil menutup pintu. “Aku cuma ingin bicara denganmu saja.”

Leeteuk duduk di hadapan Yesung, Yesung terus memandangi Leeteuk.

“Apa yang sedang kau pikirkan?” tanya Leeteuk tanpa basa basi. “Sejak aku kembali tadi sepertinya kau tidak tenang. Apa kau sedang ada masalah?”

“Tidak, hanya saja aku merasa ada sesuatu yang mengganjal hyung,” jawab Yesung.

Leeteuk memandang Yesung lekat-lekat.

“Hyung, kau benar-benar sudah diijinkan pulang oleh dokter, kan? Kau tidak kabur kan?” tanya Yesung tiba-tiba.

“Tidak mungkinlah aku kabur,” jawab Leeteuk sambil tersenyum. “Tadi tiba-tiba dokter Young Jin mengijinkan aku pulang. Mungkin keadaanku mulai membaik jadi mengijinkanku pulang.”

“Atau semakin parah,” bisik Yesung tanpa sadar.

“Apa?” tanya Leeteuk.

“Apa?” Yesung balas bertanya.

“Tadi kau bicara apa?”

“Ahh, jadi ini yang sedari tadi aku pikirkan,” batin Yesung.

“Hyung, berjanjilah padaku,” pinta Yesung tiba-tiba. “Jika kau merasakan sakit, bilanglah pada siapa saja yang ada di sampingmu. Tidak peduli dia orang lain atau para dongsaeng. Kau harus segera bilang.”

Leeteuk mengerutkan dahinya sambil memandang Yesung. Dia tidak mengerti apa yang dikatakan Yesung, tapi dia tidak bertanya lagi dan hanya mengangguk sambil tersenyum.

“Aku akan berjanji padamu. Sekarang istirahatlah, kau sudah bekerja sangat keras selama aku tidak ada. Aku sangat-sangat berterima kasih pada mu karena telah menjaga mereka semua.”

“Tidak apa hyung.”

“Istirahatlah, aku akan keluar.”

Leeteuk segera keluar dari kamar Yesung dan kembali ke ruang tengah di mana para dongsaeng sedang menonton tv.

Kangin yang melihat Leeteuk datang langsung menarik tangan Leeteuk dan menyuruhnya duduk di sampingnya. Leeteuk memandang Kangin sayang.

“Hyung, aku merindukanmu,” ucap Kangin manja sambil bergelayutan di pundak Leeteuk.

“Hyung, jangan seperti itu,” ujar Kyuhyun tanpa mengalihkan pandangan dari PSPnya. “Sangat tidak pantas untukmu.”

Kangin langsung menjitak kepala Kyuhyun keras-keras dan yang dijitak hanya meringis kesakitan.

“Sudah, kalian pergilah tidur,” kata Leeteuk. “Biar aku saja yang menunggu Eunhyuk dan Shindong pulang dari SUKIRA.”

“Tidak boleh!!” seru mereka semua kompak.

“Hyung yang harus pergi tidur!” Kangin langsung menarik Leeteuk masuk ke kamar.

“Ani, Kangin. Tunggu!!! Kangin!!”

Kangin terus menarik tangan Leeteuk sampai ke dalam kamar dan langsung menidurkannya di tempat tidur.

“Ya!! Kangin!!”

Leeteuk protes diperlakukan seperti itu oleh Kangin.

“Protes?” tanya Kangin sambil mendelik. Leeteuk memonyongkan bibirnya. Dia pun merebahkan diri di tempat tidur sambil menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut dan hanya tinggal kepalanya yang terlihat.

Kangin hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah hyungnya itu.

“Sudah cepat tidur!” perintah Kangin dan Kangin keluar dari kamar.

“Kau mau pergi ke mana?” tanya Leeteuk saat melihat Kangin akan keluar kamar.

“Aku mau pergi sebentar hyung, kau tidurlah,” jawab Kangin sambil tersenyum.

Leeteuk memasang tampang sedih, Kangin mendekati Leeteuk.

“Ada apa hyung?” tanya Kangin.

“Tidak bisakah aku menemanimu pergi?” harap Leeteuk. Kangin menggeleng cepat.

“Tidak usah hyung, aku tidak apa pergi sendiri, cuma mau jalan-jalan kok. Lain kali saja hyung menemaniku. Sekarang lebih baik hyung istirahat.”

Leeteuk mengangguk. Kangin mencium kening Leeteuk lalu keluar kamar.

“Kalian tidak istirahat?” tanya Kangin pada dongsaeng dan hyungnya yang masih asik nonton tv. Semuanya menggeleng dengan mata masih tertuju pada tv.

“Ya sudah kalau begitu, aku pergi dulu.”

“Mau kemana?” tanya Kyuhyun.

“Menghirup udara segar,” jawab Kangin sambil pergi.



*KANGIN POV*



“Menghirup udara segar,” jawabku dan segera pergi.

Tiba-tiba saja air mataku mengalir.

“Ahh, kenapa jadi seperti ini?” bisik ku sambil mengusap air mata yang masih terus mengalir. “Walaupun sakit parah dia masih bisa tersenyum seperti. Membuatku ingin menangis. Apa yang harus aku lakukan jika Teukie hyung benar-benar tidak ada? Aku tidak bisa berhenti memikirkan ini. Aku benar-benar takut jika Teukie hyung tidak ada. Kenapa sih bukan aku saja yang kena penyakit itu? Kenapa harus Teukie hyung? Sudah begitu banyak beban yang dia dapat tetapi kenapa dia masih mendapatkan penyakit seperti ini!”

Aku terus saja berjalan, tidak tahu mau ke mana. Tapi kaki ku terus melangkah tanpa bisa dihentikan.

“Ahh, ada bar,” batinku. Aku pun masuk ke bar itu.

“Tidak terlalu ramai,” pikirku. “Aku bisa menenangkan diri sejenak di sini.”

Aku pun masuk ke bar itu dan memesan soju. Aku lalu duduk dan memandang orang-orang yang ada di dalam bar ini dengan tatapan kosong. Pikiranku masih tertuju pada Leeteuk hyung. Aku terus saja melamun di bar sambil meminum sojuku hingga habis dan aku pun pergi meninggalkan bar.

“Lebih baik aku kembali ke dorm. Kasihan jika mereka nanti mencariku.”

Aku pun pergi dengan keadaan kepala sedikit pening karena habis meminum soju, tapi baru berjalan beberapa langkah ada yang menabrakku.

“Joesonghaeyo,” ujarku pada dua orang namja itu walau aku tidak menabrak mereka duluan. Dan dua orang namja itu diam saja sambil berbisik-bisik satu sama lain. Aku pun meninggalkan mereka.

“Orang aneh,” pikirku. Tapi yang membuatku makin merasa aneh adalah, kedua namja ini mengikutiku terus. Tapi aku tidak peduli, aku tidak ada urusan dengan mereka.

Aku terus berjalan dan tiba-tiba dua namja itu mendekatiku.

“Mau apa mereka?” pikirku.

“Kau Kangin, kan?” tanya salah satu namja itu padaku.

“Ne,” jawabku singkat. “Ahh, aku tidak menyukai mereka. Mau apa mereka?”

“Kau artis itu kan?” tanya namja yang satu lagi. Aku diam saja.

“Kami dengar kau orang terkuat, tapi kami pikir setelah melihatmu begini kau biasa-biasa,” kata namja yang pertama. Aku terus diam sambil mengontrol emosiku. “Ternyata artis-artis itu suka sekali berbicara yang tidak-tidak ya?”
“Mianhae, aku harus pergi,” ujarku pada mereka dan aku meninggalkan mereka.

“Mereka kenapa sih? Membuatku jengkel saja. Ahh, sabar Kangin. Sabar,” batinku. Tapi kedua namja itu tidak melepaskanku begitu saja. Mereka mendekatiku lagi.

“Hei, kau sombong sekali sih!” Aku berhenti melangkah tapi tetap diam. "Kalian pikir kalian hebat? Kalian itu hanya sekumpulan orang cengeng! Tingkah kalian seperti yeoja!! Apa lagi pemimpin kalian itu!!"

"Kau bilang apa barusan?" Aku langsung membalikkan tubuhku saat mendengar leaderku disebut-sebut.

“Jungsoo itu seperti yeoja!!” jawab namja kedua. Aku langsung memukul wajah namja pertama itu hingga jatuh, namja kedua yang kagetpun mengarahkan tinjunya padaku tapi aku mengelak. Akupun memukul namja kedua itu hingga terjatuh.

Aku sadar.

“Aku seharusnya tidak melakukan ini!” pekikku dalam hati. Kedua namja itu pergi meninggalkanku. Aku malah terbengong. Tidak tahu apa yang harus aku lakukan.



*KANGIN POV END*



Jam sudah menunjukkan pukul 3 pagi. Semua penghuni dorm sudah tertidur pulas tapi ada satu orang yang masih membuka matanya, Yesung.

Sejak berbincang-bincang dengan Leeteuk tadi, Yesung sama sekali tidak bisa memejamkan matanya. Padahal semua orang sudah tertidur nyenyak, tapi Yesung sama sekali tidak bisa tidur. Dia bangkit dari tempat tidurnya perlahan agar tidak membangunkan Ryeowook yang sudah tertidur, dia keluar dari kamarnya menuju ruang tengah dan duduk di sofa sambil memandang tv didepannya yang tidak menyala.

“Kanker otak,” bisik Yesung pelan.

“Kenapa harus Teukie hyung,” batin Yesung.  “Kenapa bukan aku saja? Aku bukan orang yang begitu penting di grup ini. Sedangkan Leeteuk hyung adalah leader. Dia yang selalu memperhatikan dan membimbing kami. Dia memiliki posisi terpenting di grup ini. Bagaimana jadinya kalau dia tidak ada?”

Yesung terus berperang dengan pikirannya sendiri.




CKLEK



“Siapa itu?” batin Yesung sambil berjalan perlahan ke sumber suara.

“Kangin?” panggil Yesung. Kangin yang barusan pulang hanya memandang Yesung dengan tatapan sedih.

“Hyung,” ratap Kangin dan tiba-tiba dia menangis.

“Kau kenapa?” tanya Yesung pelan. “Ayo kita masuk dulu.”

Yesung menuntun Kangin ke ruang tengah. Yesung pergi ke dapur dan mengambilkan segelas air untuk Kangin.

“Minumlah dulu.”

“Gomawo hyung.” Kangin meminumnya hingga habis. Setelah itu dia terdiam.

“Ada apa?” tanya Yesung lagi. Kangin malah menangis lagi. Yesung memeluk dongsaengnya itu. Setelah agak lama Kangin pun bercerita pada Yesung.

“Hyung, aku habis memukul orang.”

Yesung kaget setengah mati.

“Kenapa kau bisa sampai memukul orang?” tanya Yesung, berusaha agar tedengar tidak menyalahkan Kangin.

“Orang itu terus saja menggangguku hyung. Aku sudah menghindari mereka tapi mereka masih saja mendekatiku dan mereka mengatakan Teukie hyung seperti yeoja. Karena itu aku memukul mereka.”

Yesung mengangguk.

“Sudah, tidak apa-apa. Itu bukan kesalahanmu,” ujar Yesung menenangkan. “Kau sudah menghindari mereka tapi mereka yang mencari masalah. Kau tidak akan disalahkan.”

“Tapi mereka pasti tidak akan melepaskanku hyung,” kata Kangin ketakutan. “Dan kalian juga pasti akan mendapatkan masalah. Ahh, Leeteuk hyung juga pasti sedih mendengar ini.” Kangin menangis lagi.

“Percayalah padaku. Tidak akan terjadi apa-apa padamu.”

“Teukie hyung,” bisik Kangin disela isak tangisnya sambil memandang sosok orang yang berdiri di depan pintu kamar dengan wajah syok. Yesung mengikuti arah pandangan Kangin.

“Hyung,” kata Yesung, sama-sama kaget. Leeteuk menggelengkan kepala sambil mendekap mulutnya dengan kedua tangan. Yesung mendekati Leeteuk dan menuntunnya untuk duduk bersama.

“Hyung, kau mendengar semuanya?” tanya Kangin. Leeteuk mengangguk. “Mian hyung, aku membuat masalah seperti ini. Jeongmal mianhae hyung.”

Leeteuk hanya tersenyum.

“Hyung, kau boleh marah padaku jika kau mau,” kata Kangin. Leeteuk teteap diam sambil menundukkan kepala.

“Hyung, aku mohon kau jangan diam saja, katakanlah sesuatu,” pinta Kangin. “Marahilah aku hyung.”

“Pergilah tidur.”

Cuma itu yang dikatakan Leeteuk pada Kangin dan Leeteuk pun kembali masuk ke kamar.

“Hyung,” bisik Kangin. Yesung menepuk punggung Kangin pelan.

“Sudahlah, Leeteuk hyung masih syok. Biarkan saja dulu, sekarang kau istirahatlah di kamarku. Sana.”

Kangin mengangguk lemah dan segera pergi ke kamar Yesung.

Yesung menghela nafas panjang.

“Kenapa akhir-akhir ini muncul banyak sekali musibah?” bisik Yesug sedih.



0o0



“MWO??!!!!” teriak semua member bersamaan.

“Hyung bercanda?!!” seru Donghae pada Yesung.

“Ani, ini benar. Aku sedang tidak bercanda pada kalian,” kata Yesung.

“Jungsoo sudah tahu?” tanya Heechul. Semua memandang Yesung dan Yesung mengangguk.

“Aku harap kalian jangan terlalu menyalahkan Kangin, karena ini sepenuhnya bukan salahnya,” pinta Yesung.

“Tapi pasti Kangin akan mendapat masalah jika seperti ini,” kata Hankyung.



CKLEK



“Teukie hyung,” sapa Donghae. Leeteuk hanya tersenyum dan pergi ke dapur.

“Leeteuk hyung pasti sangat syok dan kecewa pada Kangin hyung,” kata Donghae. “Aku belum pernah melihatnya begitu terpukul seperti ini.”



CKLEK



Kangin keluar dari kamar dan menuju dapur. Tiba-tiba Kangin dan Leeteuk berpapasan di ruang tengah. Leeteuk diam saja saat melihat Kangin dan Kangin yang semula ingin menyapa pun tidak jadi melihat Leeteuk masih mendiamkannya.

“Hyung,” panggil Kyuhyun. “Kalian kemarilah.”

Kangin langsung bergabung dan duduk, sedangkan Leeteuk juga ikut bergabung tapi dia tetap berdiri sambil menyilangkan tangan didadanya.

“Hyung, ini benar-benar masalah yang serius,” kata Kyuhyun. “Kita harus bagaimana?”

“Kalian tenang saja biarkan aku yang menanggungnya,” ujar Kangin. “Aku tidak ingin merepotkan kalian, jadi aku harap kalian tidak usah ikut andil dalam masalah ini.”

“Tapi kita satu tim, kita harus menyelesaikannya bersama-sama,” protes Eunhyuk.

“Tidak, aku tidak ingin kalian mendapatkan ma..”



Drrttt.. Drrtttt...



Tiba-tiba ponsel Leeteuk berbunyi dan membuat Kangin berhenti bicara dan semua member memandang Leeteuk.

“Yoboseyo,” kata Leeteuk.

“...”

“Ne ne ne.”

“...”

“Ne, aku sudah dengar itu.”

“...”

“Ohh, ne. Aku segera ke sana. Gamsahamnida.”

“Ada apa hyung?” tanya Hankyung saat Leeteuk memutuskan panggilan.

“Dari Dae Bin hyung, dia ada di kantor polisi sekarang.”

Dan Leeteuk pun masuk ke kamar untuk mengganti pakaiannya.

“Hyung, aku akan ikut denganmu,” kata Kangin sambil bangkit berdiri.

“Tidak usah, aku akan pergi sendir, lagi pula manager tidak memintamu untuk datang” kata Leeteuk sambil tersenyum lembut.



DI KANTOR POLISI



“Ahh, Jungsoo-ssi?” sapa manager.

“Dae Bin hyung.”

“Ayo ikut aku ke dalam.”

Leeteuk mengikuti sang manager.

“Silahkan duduk.” Perintah seorang polisi pada manager dan Leeteuk. “Kami mendapat laporan bahwa salah satu teman Anda memukul dua orang namja di dekat bar. Tapi saya mohon Anda jangan salah paham dulu, karena ini bukan sepenuhnya salah teman Anda.”

Leeteuk dan Dae Bin tersenyum lega tapi masih serius mendengarkan polisi itu.

“Kami mendaptkan rekaman dari kamera pengawas di bar itu dan di rekaman itu terlihat teman Anda diganggu terlebih dahulu oleh dua namja itu, jadi teman Anda tidak memukul tanpa alasan.”

“Apakah saya boleh melihat rekaman itu?” tanya Leeteuk.

“Ohh, boleh. Silahkan.”

Leeteuk dan Dae Bin diajak masuk ke sebuah ruangan di mana banyak sekali monitor.

“Tolong putarkan rekaman yang tadi pagi itu,” perintah polisi itu pada salah satu staff.

“Ne.”

Leeteuk mengamati rekaman itu dengan serius, dan saat Leeteuk melihat Kangin memukul salah satu namja itu, Leeteuk terkejut dan tubuhnya sedikit oleng dan Dae Bin langsung memegangi Leeteuk.

“Jungsoo-ssi, gwaenchanhayo?”

“Ye, jeon gwaenchanhida,” jawab Leeteuk sambil memegangi kepalanya. “Gamsahamnida Anda telah menunjukkan rekaman ini pada saya. Saya permisi dulu.”

“Ne, terima kasih Anda sudah meluangkan waktu untuk datang kemari.”

Leeteuk dan manager membungkuk dan segera pergi. Sampai diluar mereka segera mencari tempat duduk untuk menenangkan diri.

“Kau benar tidak apa-apa Jungsoo?”

Leeteuk mengangguk dan tersenyum.

“Ye, jeon gwaenchanhayo.”

“Tapi kau pucat sekali,” kata Dae Bin.

 “Aku tidak apa-apa, aku ingin pulang hyung.”

Mereka pun segera menuju mobil sang manager yang diparkir tak jauh dari mereka.



0o0



“Kenapa Leeteuk hyung belum kembali juga?” tanya Ryeowook pada hyung-hyungnya.

“Iya, sudah 5 jam Teukie hyung pergi,” imbuh Sungmin.

“Jangan-jangan terjadi sesuatu pada Teukie hyung?” seru Donghae khawatir.

“Kau jangan bicara yang tidak-tidak!” tegur Yesung keras.



DUARRR!!!



Tiba-tiba guntur menggelegar dan hujan pun turun dengan deras.

“Hujan!” seru Shindong.

“Teukie hyung!” seru Hankyung.

“Hubungi dia,” perintah Heechul.

Kangin langsung meraih telephone yang ada di ruang tengah dan memencet beberapa angka yang sudah sangat dihafalnya.“Hyung, kau di mana?” tanya Kangin khawatir saat Leeteuk mengangkatnya.

“Aku sudah di dorm,” jawab Leeteuk dan langsung memutuskan panggilan. Kangin langsung berlari ke pintu untuk menjemput Leeteuk.

“Di mana Teukie hyung?” seru semua member sambil ikut berlari bersama Kangin.



CKLEK



“Hyung,” panggil Kangin saat melihat Leeteuk sudah ada di depan pintu. Leeteuk menatap dongsaeng-dongsaengnya yang khawatir. Kangin langsung memeluk Leeteuk erat-erat dan Leeteuk diam saja dipeluk Kangin.

“Hyung ke mana saja?” tanya Kangin sambil melepaskan pelukan. “Kami semua mengkhawatirkanmu.”

“Joesonghaeyo, aku sudah membuat kalian khawatir,” kata Leeteuk sambil membungkuk.

“Sudah, ayo kita masuk dulu,” ajak Siwon.

Mereka semua pun segera masuk dan duduk di ruang tengah.

“Bagaimana Jungsoo?” tanya Heechul.

“Tidak apa-apa, Kangin tidak bersalah,” jelas Leeteuk dan semua bernafas lega. “Tadi aku melihat rekaman video dari bar itu dan disitu terlihat kalau Kangin memukul dua namja itu untuk melindungi diri.”

“Syukurlah,” kata Sungmin. Kangin hanya diam saja sambil memandang Leeteuk yang sama sekali tidak mau menatapnya.

“Lain kali kau harus lebih hati-hati lagi hyung, jangan sampai ini terulang lagi,” nasehat Kyuhyun.

“Hyung, kau berdarah lagi,” seru Kangin pada Leeteuk. Semua orang langsung memandang Leeteuk. Ada darah keluar dari hidung Leeteuk. Leeteuk langsung mengelapnya dengan punggung tangan sambil mengangkat kepalanya sedikit.

“Lebih baik aku istirahat,” kata Leeteuk sambil beranjak pergi.

Suasana jadi hening saat Leeteuk pergi.

“Leeteuk hyung agak aneh,” bisik Ryeowook.

“Iya, ada sesuatu yang aneh pada Teukie hyung,” tambah Donghae.

“Apa ada sesuatu yang Teukie hyung sembunyikan ya?” tanya Siwon.

Saat semua sedang berbisik-bisik, Kangin menyelinap pergi ke kamar Leeteuk dan kamarnya. Saat masuk, dilihatnya Leeteuk sedang duduk di pinggir tempat tidur sambil menundukkan kepala. Kangin langsung mendekati dan duduk di samping Leeteuk. Leeteuk langsung menoleh saat Kangin duduk di sampingnya. Kangin tersenyum.

“Hyung, ada apa? Kau marah ya padaku?” tanya Kangin. “Hyung jangan diam seperti ini. Aku lebih baik dimarahi dari pada hyung diam seperti ini. Aku lebih senang jika hyung marah dari pada diam seperti ini, hyung.”

“Aku tak bisa marah pada mu,” kata Leeteuk. “Aku sangat-sangat marah tetapi tidak bisa marah padamu. Aku tidak tahu harus melakukan apa padamu. Dulu aku pernah mengatakan padamu. Jangan pernah gunakan kekuatanmu.”

“Hyung, tapi aku kan..”

“Kangin-ah, aku sedang tidak ingin berdebat sekarang. Lebih baik kau keluar saja.”

Lalu Leeteuk merebahkan diri sambil memunggungi Kangin. Kangin sangat sedih diperlakukan seperti itu oleh Leeteuk.

“Hyung, mianhaeyo, aku benar-benar sudah mengecewakanmu,” kata Kangin, lalu dia keluar sambil menahan air matanya. Leeteuk menghela nafas panjang.

“Kangin, mianhae,” bisik Leeteuk. “Aku benar-benar tidak tahu harus melakukan apa padamu, ijinkanlah aku untuk meneangkan diri sejenak.”



Sementara itu di ruang tengah.



“Kangin hyung,” panggil Ryeowook. “Leeteuk hyung kenapa?”

Kangin menggelengkan kepala.

“Molla, tapi sepertinya Teukie hyung sangat kecewa padaku,” jawab Kangin.

“Aku akan bicara dengan Jungsoo,” seru Heechul tiba-tiba.

“Hyung jangan,” larang Kangin.

“Tenang, aku tidak akan marah-marah padanya,” ujar Heechul lalu masuk ke kamar Leeteuk.

“Ya! Jungsoo!”

Heechul langsung mendekati Leeteuk yang sedang mengelap darah yang keluar dari hidungnya dengan tisu.

“Ahh, Heenim,” kata Leeteuk.

“Gwaenchanhayo?” tanya Heechul khawatir.

“Ye, jeon gwaenchanhayo,” jawab Leeteuk. “Ini sudah biasa.”

“Kau itu kenapa?” tanya Heechul tanpa basa basi. Leeteuk menatap Heechul bingung.

“Apa maksudmu?”

“Kau bertingkah diam seperti ini, sebenarnya ada apa? Apa ada yang kau sembunyikan dari kami?”

“Aniyo.” Leeteuk menggeleng.

“Lalu kenapa? Kau jangan membuat para dongsaeng menebak-nebak. Kalau kau marah, marahlah. Jangan kau pendam seperti itu. Itu akan membuatmu cepat tua!”

“Heenim!!” seru Leeteuk.

“Hahaha. Arraseo.. Arraseo..” ujar Heechul. “Katakanlah apa yang mau kau katakan, jangan kau simpan sendiri. Kau punya kami, kalau kau tidak bisa mengatasinya sendiri katakanlah pada kami. Kami pasti akan membantumu, Jungsoo. Kau jangan keras kepala.”

“Baiklah, baiklah,” kata Leeteuk. “Aku memang marah pada Kangin, tapi sudahlah, aku tidak akan memikirkannya lagi. Semua sudah terjadi dan masalah ini juga sudah selesai. Aku tidak akan memikirkannya lagi.”

“Janji?”

“Iya.”

“Baiklah, berarti sudah beres,” kata Heechul. “Kau jangan seperti ini lagi, kalau tidak awas kau!” Heechul mengancam Leeteuk sedangkan Leeteuk hanya tertawa.

“Heenim,” panggil Leeteuk saat Heechul akan pergi.

“Ye?”

“Gomawo.”

Heechul tersenyum dan pergi.

“Sudah beres,” ujar Heechul pada dongsaeng-dongsaengnya. Mereka memandang Heechul heran.

“Hyung mengancam Leeteuk hyung ya?” tanya Siwon.

“Hahaha, kau tahu saja. Tapi tenang saja, dia tidak apa-apa,” kata Heechul. “Sudah cepat kalian pergi tidur! Besok pagi kita masih ada jadwal.”

Mereka pun menurut.

“Hari yang melelahkan,” bisik Heechul pelan.



0o0



Sinar matahari pagi memasuki celah jendela kamar Leeteuk dan Kangin. Terlihat Leeteuk dan Kangin masih tertidur pulas. Padahal member lain sudah bersiap-siap untuk pergi ke acara musik. Mereka sangat berisik dan sibuk. Dan mereka tidak ada yang membangunkan kedua makhluk yang masih tertidur lelap ini. Tapi, karena suara mereka yang sangat-sangat berisik, Leeteuk pun terbangun. Sambil mengucek matanya, dia berjalan keluar kamar dengan wajah kusut.

“Kalian berisik sekali,” kata Leeteuk sambil menguap.

“Ahh, hyung sudah bangun?” tanya Hankyung sambil berlalu pergi.

“Teukie hyung!! Sarapan dulu!!!” teriak Ryeowook dari arah dapur.

Leeteuk pun mendatangi Ryeowook.

“Hyung, aku sudah menyiapkan sarapan untukmu,” ujar Ryeowook sambil mengambilkan semangkuk nasi dan menyerahkan pada Leeteuk.

“Goma..”



PRANNNNKKKK!!!


~TBC~



hyaaaa... sudah TBC lagi.. ^^
mian, ceritanya aneh ya? #plak
author nggak tega deh bikin uri leader sengsara terus.. T_T

dan adegan di kantor polisi itu seharusnya cuma Teuk oppa sendiri, tapi kok nggak pas. jadi di rombak deh. #curhat2

ayo... ayo...
yang sudah baca mohon review/pendapatnya ya.. ^_^
don't be silent reader..
gomawo.. *bow 90 derajat*


1 komentar:

  1. Gag papa Author, ceritanya tetep keren kog :)

    Leeteuk oppa sakit lagi?? T.T


    Next :)

    BalasHapus