DARK FANFICTION

[FF] Always Super Junior (Part 1)


Title :: Always Super Junior (Part 1)
Author :: Kim Soo Jin
Cast :: All Super Junior member
Other Cast :: Temukan sendiri ya ^^
Genre :: Brothership
Rating :: General
Disclaimer :: Ide cerita author dapetin pas lagi ngubek-ubek FFn.. tapi cerita dan lain sebagainya murni buatan author.. ^^





Don't take my Fanfiction without FULL CREDIT to my Account, Don't copy my Fanfiction without my PERMISSION, Don't PLAGIAT my Fanficton. I HATE PEOPLE WHO JUST PLAGIAT !










------------------------------------------------------------------------------------------------












“Hwaaaa!! Daebak!!! Oppa!! Saranghae!!!”


Teriakan para fans menggema, membuat Super Junior yang baru saja turun dari panggung tersenyum bangga.


“Satu perform lagi selesai,” sahut Leeteuk sambil tersenyum. Mereka sekarang sedang kembali ke waiting room.


“Setelah ini siapa yang masih ada jadwal?” tanya Leeteuk sambil memandang dongsaeng-dongsaengnya.


“Aku,” jawab Heechul, Siwon, Eunhyuk dan Shindong.


Leeteuk mengangguk-anggukkan kepala tanda mengerti sambil memasukkan barang-barangnya ke tas.


“Berarti yang sisanya segera kembali ke dorm. Mengerti?”


“Ne hyung.”


“Hyung, bagaimana kalau kita makan dulu di luar?” tanya Ryeowook.


“Ne hyung, aku setuju itu,” sahut Kyuhyun.


“Baiklah, ayo kita pergi sekarang. Kalian ikut?” ajak Leeteuk pada Heechul dan Siwon.


“Ani, aku sudah terlambat. Aku pergi,” pamit Heechul.


“Hati-hati hyung,” ucap Ryeowook.


“Siwon?”


“Maaf hyung, aku juga tidak bisa ikut. Satu jam lagi shooting sudah akan dimulai,” jawab Siwon.


“Kalau begitu hati-hati,” sahut Leeteuk sambil ke luar dari waiting room sebelum Siwon sempat menjawab.


“Kenapa Leeteuk hyung?” tanya Siwon pada Kangin.


“Molla,” jawab Kangin sambil mengangkat bahunya dan segera pergi mengikuti para dongsaeng. Siwon pun mengikuti dari belakang.


“Hyung, kau kenapa?” tanya Kangin sambil mendekati Leeteuk. Mendengar pertanyaan Kangin, member lain sedikit mempercepat langkah mereka. Tidak ingin mendengarkan.


“Tidak apa-apa,” jawab Leeteuk. “Waeyo?”


“Ani, sepertinya ada yang sedang kau pikirkan. Kau sedang memikirkan apa hyung? Jangan bilang kau sedang memikirkan Kibummie lagi?”


Leeteuk menghentikan langkahnya dan menatap Kangin lekat-lekat. Kangin pun ikut menghentikan langkahnya, sedangkan member lain terus berjalan melewati mereka.


“Ne, aku memang sedang memikirkan Kibummie,” jawab Leeteuk sambil kembali melangkahkan kakinya.





*LEETEUK POV*




“Ani, sepertinya ada yang sedang kau pikirkan. Kau sedang memikirkan apa hyung? Jangan bilang kau sedang memikirkan Kibummie lagi?”


Pertanyaan Kangin langsung membuatku menghentikan langkah. Kutatap Kangin lekat-lekat saat dia juga ikut berhenti. Ku lihat para dongsaeng melewati kami. Sepertinya mereka tidak ingin mendengarkan percakapan kami.


“Ne, aku memang sedang memikirkan Kibummie,” jawab ku sambil melanjutkan perjalanan. Kangin terus berjalan disisiku. Aku pun segera masuk ke mobil, diikuti oleh Kangin.


“Kita mau makan di mana hyung?” tanya Ryeowook pada manager hyung.


“Kita makan di dekat tempat siaran Jungsoo dan Hyukjae saja. Aku takut kita nanti tidak punya banyak waktu untuk sampai sana,” jawab manager hyung sambil menghidupkan mesin mobil dan akhirnya kami pun meninggalkan SBS building.


“Hyung, bisa tolong kau setelkan musik?” pintaku pada manager hyung.


“Ne,” jawabnya sambil menghidupkan player di mobil dan langsung saja lagu kami, Endless Moment menggema di mobil. Aku tersentuh saat mendengar lagu ini. Mengingatkanku akan beberapa tahun lalu. Saat kami di atas panggung menyanyikan lagu ini, kami semua menahan tangis karena Donghae dan Heenim tidak ada bersama dengan kami. Kami semua sedang berkabung, kami kehilangan Appa Donghae dan dua hari berikutnya Heenim mengalami kecelakaan hingga membuatnya harus tinggal di rumah sakit dan aku ingat, saat itu Kibum memakai kacamata untuk menutupi matanya yang sedikit bengkak karena menangis. Ahh, Kibummie. Aku merindukanmu.


Perlahan ku lirik para dongsaeng, mereka sepertinya tidak merasakan apa yang aku rasakan saat ini. Aku sedikit mendesah. Membuat Kangin yang duduk di sampingku menoleh.


“Kau kenapa hyung?” tanya Kangin dengan suara pelan. Aku pun menggeleng. “Apa aku perlu bilang pada manager hyung untung mengganti lagunya? Aku tidak ingin kau terus memikirkan Kibummie.”


“Dia itu juga dongsaengku Kangin, bagaimana mungkin aku tidak memikirkannya?”


“Hyung, bukan begitu maksudku. Aku tahu hyung sangat khawatir pada Kibum. Tapi aku yakin, Kibum pasti baik-baik saja. Ini adalah jalan yang dia pilih, jadi dia pasti bisa melakukannya. Walau sekarang dia tidak beraktivitas dengan kita lagi, tapi suatu saat dia pasti kembali pada kita. Hyung yakin akan itu bukan? Kan hyung sendiri yang bilang, kalau Super Junior akan terus bertiga belas.”


Aku menganggukkan kepala saat mendengar perkataan Kangin. Ya, memang benar apa yang dikatakan Kangin. Aku memang khawatir dengan Kibum. Sekarang ini dia lebih memilih berkarir dalam akting dan ingin fokus pada itu. Walau aku memang mengijinkannya tapi ada sedikit perasaan tidak rela saat dia meninggalkan kami, walau tidak untuk selamanya. Tapi memang ini adalah keputusan terbaik yang sudah diambil Kibum. Aku harus terus mendukungnya. Walau dia tidak beraktivitas dengan kita, dia akan selalu menjadi bagian dari Super Junior.


“Sudah hyung, jangan terlalu dipikirkan,” ujar Kangin mengagetkanku dari lamunan. “Kita sudah sampai. Sebaiknya kita cepat turun. Hyung tidak mau kan mendengar rengekan si Anchovy yang kelaparan itu?”


“Ya!! Hyung, aku tidak sampai seperti itu!!” sahut Eunhyuk tiba-tiba.


“Hahahaha, kau mendengarnya? Maaf, maaf.”


Aku hanya bisa ikut tertawa melihat tingkah mereka. Aku dan para dongsaeng pun segera turun dari mobil dan masuk ke kedai yang ditunjuk oleh manager hyung. Tapi saat aku melihat jam, sepertinya aku dan Eunhyuk tidak punya banyak waktu, kami hanya tinggal punya waktu setengah jam sebelum siaran SUKIRA dimulai. Aku pun mendekati dongsaengku, Eunhyuk.


“Eunhyuk-ah, sepertinya kita tidak bisa tinggal lebih lama. Kita beli dukkbokki saja ya?”


“Ahh, wae?” tanya Eunhyuk. Dia nampak kecewa. Para dongsaeng pun menatap ku heran.


“Setengah jam lagi kita akan siaran. Jadi kita tidak bisa makan di sini. Kita bungkus saja ya?”


Dongsaengku itu mengangguk dengan pasrah. Aku sebenarnya tidak rela, tetapi mau bagaimana lagi? Ini sudah tuntutan pekerjaan. Aku dan Eunhyuk pun segera memesan dukkbokki dan pamit pada yang lain. Kami pun segera berjalan menuju KBS, tempat di mana kami akan siaran. Aku tadi sudah bilang pada manager hyung untuk tidak usah mengantarkan kami, karena jarak kedai dengan tempat siaran tidak begitu jauh. Dan aku menyuruh mereka agar segera pulang ke rumah jika sudah selesai makan.


Aku berjalan beriringan dengan Eunhyuk. Ditangan kami ada dukkbokki yang masih panas. Eunhyuk yang memang sudah lapar segera memakan dukkbokkinya. Aku hanya bisa melihatnya sambil tersenyum.


“Hyung, kau tidak memakannya? Mumpung masih panas lho,” ucap Eunhyuk tiba-tiba. Aku pun menyodorkan dukkbokki ku padanya.


“Ini, kalau kau mau. Hyung sedang tidak lapar.”


Eunhyuk malah berhenti berjalan dan menatap ku heran.


“Wae?” tanyaku.


“Ani, hanya saja biasanya hyung tidak mengijinkan siapapun menyentuh dukkbokkimu. Hyung tidak kenapa-kenapakan?” tanya Eunhyuk sedikit mengkhawatirkan ku.


“Hahaha, hyung tidak apa-apa. Sudahlah, makan saja. Hyung memang sedang tidak lapar.”


Aku pun menyerahkan dukkbokkiku pada Eunhyuk. Dia menerimanya sambil menggelengkan kepala. Kami pun melanjutkan perjalanan.


Setelah hampir lima belas menit kami berjalan, akhirnya kami sampai ke tempat siaran. Lelah? Tidak, aku sama sekali tidak merasa lelah. Entah kenapa hari ini aku tidak merasakan apapun.





*LEETEUK POV END*




Jam sudah menunjukkan pukul 12 malam. Leeteuk dan Eunhyuk baru saja menyelesaikan siaran mereka. Mereka pun segera membereskan barang-barang mereka dan berpamitan pada para staff. Setelah itu mereka segera keluar, karena manager hyung sudah menjemput mereka lagi setelah mengantarkan member lain pulang ke dorm dengan selamat.

Di dalam mobil Eunhyuk langsung tertidur, sedangkan Leeteuk sibuk membaca jadwal kegiatan mereka esok hari.


“Jungsoo,” panggil manager hyung.


“Ne?” jawab Leeteuk tanpa mengalihkan pandangan dari kertas jadwal.


“Apa kau sudah membaca berita tentang Kibum?”


“Kibum? Ada apa dengan Kibum?” tanya Leeteuk segera sambil menatap sang manager.


“Ani, aku tadi sempat membaca satu berita. Bahwa Kibum tega meninggalkan Super Junior hanya demi aktingnya. Sepertinya banyak yang mengecam tindakannya ini. Berita tentang dia akan meninggalkan Super Junior untuk selamanya terus keluar.”


“Bukankah aku sudah pernah membereskan semua pertanyaan-pertanyaan bodoh itu? Kenapa berita itu masih saja keluar?”


“Molla. Kenapa kau tidak tanya pada Lee Sooman seosaengnim?”


“Untuk apa? Mendapat rutukan dari dia lagi? Tidak. Semua yang aku katakan padanya sudah lebih dari cukup hyung. Aku tidak mau mendapat masalah lagi dengannya. Aku sudah cukup lelah saat berdebat dengannya saat Kibum akan keluar. Aku juga sudah bilang padanya kalau aku akan menyelesaikan semua masalah Kibum sendiri dan tidak akan mengotori tangannya dengan masalah sepele ini.”


“Ne ne ne, aku mengerti Jungsoo. Tapi kau tahu, sepertinya kau terlalu memikirkan masalah ini sampai kau tidak memikirkan kesehatanmu sendiri. Kau terlihat lebih kurus sekarang.”


“A.. ahh, benarkah? Emm, aku sedang diet.”


“Jangan terlalu keras bekerja, perhatikan juga kesehatanmu Jungsoo,” saran manager. “Super Junior bukan apa-apa tanpa dirimu.”


“Ne, hyung. Aku akan perhatikan kesehatanku. Gamsahamnida.”


“Ne, bangunkan Hyukjae. Kita hampir sampai.”


Leeteuk pun segera membangunkan Eunhyuk yang masih tertidur nyenyak.


“Gamsahamnida hyung,” ucap Leeteuk sambil memapah Eunhyuk masuk ke dorm. “Eunhyuk-ah, bangunlah. Hyung tidak kuat menyanggamu terus seperti ini. Kau ternyata berat juga ya.”


Leeteuk terus memapah Eunhyuk perlahan karena Eunhyuk hanya membuka matanya sedikit. Sampai di lift Leeteuk segera menyandarkan Eunhyuk ke dinding lift. Dia mengelap keringat di pelipisnya.


“Ternyata dia berat juga,” bisik Leeteuk dalam hati sambil menatap Eunhyuk yang menyandar di sampingnya. Eunhyuk sudah kembali tidur. Pintu lift terbuka. Leeteuk kembali memapah Eunhyuk perlahan dan akhiranya mereka sampai di depan pintu dorm mereka. Leeteuk segera memasukkan password dan masuk ke dalam. Dorm sangat sepi, penghuni yang lain sepertinya sudah tidur semua. Leeteuk pun segera memapah Eunhyuk ke kamar. Setelah memastikan Eunhyuk tidur dengan nyaman, dia pun pergi ke kamarnya sendiri. Saat melihat kamarnya yang serba putih dia sedikit tersenyum, apa lagi saat melihat dongsaeng kesayangannya yang sudah tertidur. Perlahan didekatinya ranjang Donghae dan dibetulkannya selimut yang dipakai Donghae. Setelah itu dia segera merebahkan diri di ranjangnya.


“Ahh, satu hari yang melelahkan telah usai.”


Selesai berucapa begitu , dia pun bangun lagi dari ranjangnya.


“Apa mereka semua sudah pulang?” batin Leeteuk sambil keluar dari kamarnya.


Dia segera ke kamar Heechul dan Hankyung. Perlahan dibukanya kamar itu. Gelap. Dia pun menghidupkan lampu. Diranjang pertama dia melihat Hankyung sudah tertidur nyenyak, sedangkan diranjang satunya masih kosong.


“Ahh, Heenim belum pulang,” bisik Leeteuk sambil melihat jam ditangannya. “Sudah jam satu lebih, kenapa dia belum pulang juga ya?”


Leeteuk mematikan lampu di kamar itu dan kembali menutupnya rapat. Dia berjalan ke ruang tengah dan duduk di sofa.


“Haruskah aku menunggunya?” bisik Leeteuk tidak yakin sambil melipat kedua tangannya di dada.




30 menit...




40 menit...




Heechul tidak datang juga. Leeteuk yang berniat menunggu hingga Heechul datangpun malah tertidur di sofa dengan posisi duduk dan tangan terlipat di dada.




Pukul 03.23




CKLEK




Pintu dorm terbuka. Seorang namja dengan paras cantik masuk. Langkahnya terhenti saat melihat seseorang sedang duduk di sofa. Namja itu pun mendekat ke sofa.


“Ya! Jungsoo! Kenapa kau tidur di sofa?” tanya namja itu sambil mengguncang tubuh Leeteuk pelan.


“Ahh, Heenim. Kau sudah pulang?” tanya Leeteuk sambil mengucek matanya.


“Kau menungguku semalaman?” tanya Heechul tak percaya. Leeteuk mengangguk sambil menguap.


“Syukurlah kalau kau sudah pulang, aku tidur dulu ya,” ucap Leeteuk sambil berjalan ke kamarnya. Heechul hanya geleng-geleng kepala melihat sikap Leeteuk yang tidak pernah berubah. Selalu menunggu jika ada yang belum pulang. Padahal semua sudah menyuruh Leeteuk untuk tidak melakukannya, tetapi Leeteuk tetap saja melakukannya. Membuat para dongsaeng menyerah untuk mencegahnya.





~TBC~






jeng jeng jeng...
kekekeke~
geje ya ceritanya??
author lagi kangen berat sama Kibum oppa dan kepikiran Kibum oppa terus... >.
jadi dibikin deh FF kayak gini..
hehehe...



R-E-V-I-E-W-N-Y-A-J-A-N-G-A-N-L-U-P-A-Y-A


GAMSAHAMNIDA!!!!! >.<





~SJK~

3 komentar:

  1. Kenapa bukan Kibum oppa yang memasuki otakku??

    Kenapa hanya Leeteuk oppa yang kupikirkan?? bahkan aku hampir menangis melihat dia benar benar menyayangi dongsaengnya..... ^^

    Author.. daebak^^
    Nae baca lanjutannya dulu ^^

    BalasHapus
  2. Geje abiess...
    gomawo chingu...

    BalasHapus