DARK FANFICTION

[FF] Always Super Junior (Part 2)


Title :: Always Super Junior (Part 2)
Author :: Kim Soo Jin
Cast :: All Super Junior member
Other Cast :: Temukan sendiri ya ^^
Genre :: Brothership
Rating :: General
Disclaimer :: Ide cerita author dapetin pas lagi ngubek-ubek FFn.. tapi cerita dan lain sebagainya murni buatan author.. ^^



Don't take my Fanfiction without FULL CREDIT to my Account, Don't copy my Fanfiction without my PERMISSION, Don't PLAGIAT my Fanficton. I HATE PEOPLE WHO JUST PLAGIAT !





happy reading... ^^



--------------------------------------------------------------------------------------------







“Di mana Leeteuk hyung?” tanya Sungmin pada Donghae yang baru saja bangun dari tidur dan masuk ke ruang makan.

“Tidak tahu, saat aku bangun tadi Teuk hyung sudah tidak ada di kamar,” jawab Donghae sambil mengucek matanya.

“Mwo? Tidak ada di kamar? Terus dia ke mana? Sepertinya tadi pagi aku melihatnya masuk ke kamar,” sahut Heechul.

“Tadi pagi?” tanya Shindong.

“Ne, kalian tahu sendirikan, Jungsoo selalu menunggu jika ada yang belum sampai di dorm,” kata Heechul sambil memakan roti selai yang sudah disiapkan oleh Ryeowook.

“Memang kau pulang jam berapa?” tanya Hankyung.

“Emm, sekitar jam empat atau setengah empat, aku lupa.”

“Mwo? Leeteuk hyung menunggu sampai jam empat? Kok aku tidak lihat ya?” ujar Shindong sambil mengingat-ingat. “Kalau tidak salah aku pulang sekitar satu jam sebelum mu hyung. Tapi kenapa aku tidak melihatnya ya?”

“Aku juga tidak melihatmu pulang.”

“Kau dari mana saja hyung?” tanya Ryeowook pada Leeteuk yang baru saja masuk ke ruang makan.

“Aku baru saja ke apotek. Persediaan obat kita ternyata tinggal sedikit,” jawab Leeteuk sambil meletakkan obat-obatan yang ia beli ke kotak P3K.

“Jam berapa kau pergi? Ini saja baru jam 7. Kau kan semalam menungguiku sampai jam setengah empat. Kau tidak tidur lagi?” tanya Heechul bertubi-tubi.

“Tidur,” jawab Leeteuk singkat sambil mencomot roti selai di atas meja.

“Bohong! Kau pasti tidak tidur lagi. Jungsoo! Kau mau jatuh sakit lagi? Aku sudah mengatakannya padamu, jaga kesehatanmu. Jangan seperti ini. Kau tidak ingin membuat kami semua khawatir kan?”

“Aku sudah bilang kan, aku tidur. Aku juga selalu jaga kesehatan. Kalian saja yang selalu berpikiran yang tidak-tidak,” sahut Leeteuk sambil pergi dari ruang makan.

“Ada apa dengannya? Sepertinya akhir-akhir ini dia sering menghindar seperti itu?” tanya Heechul pada dongsaeng-dongsaengnya.

“Sepertinya Leeteuk hyung masih memikirkan Kibummie,” sahut Kangin.

“Annyeonghaseyo.”

“Ahh, annyeonghaseyo hyung,” sapa semua penghuni. Ternyata manager mereka datang.

“Di mana Leeteuk?”

“Di kamar,” jawab mereka semua serempak.

“Mwo? Jam segini dia masih tidur?”

“Ani, Leeteuk hyung baru saja masuk ke kamar,” jelas Kyuhyun.

“Ohh.” Sang manager mengangguk-angguk. “Leeteuk!!!” Tiba-tiba manager berteriak dari ruang makan.

“Ya!! Hyung!! Bisa tidak kalau kau tidak berteriak!” ujar Heechul sewot. “Hyung kan bisa pergi ke kamarnya kalau mau berbicara dengannya!”

“Oh, annyeonghaseyo hyung. Ada apa?” tanya Leeteuk sambil mendekat ke manager.

“Aku perlu berbicara denganmu sebentar. Tentang yang kita bicarakan di mobil semalam,” bisik sang manager. Leeteuk mengangguk dan pergi mengikuti sang manager. Mereka berdua pergi keluar dorm.

“Ada apa lagi hyung?” tanya Leeteuk. Sang manager menyerahkan sebuah majalah pada Leeteuk. Leeteuk menerima dan membacanya.

“Aku tidak tahu, Lee SooMan seosaengnim sudah mengetahuinya atau belum,” ucap sang manager.

“Berita macam apa ini?” rutuk Leeteuk pelan. “Mereka tahu apa tentang Kibum sampai menuduhnya sebagai anak sombong dan tidak tahu diri? Bukankah waktu itu aku sudah jelaskan pada mereka bahwa Kibum ingin lebih menekuni dunia akting dan ingin lebih berkonsentrasi pada itu. Mungkin memang kemampuan akting Kibum belum sesempurna para sunbae, tetapi apa salahnya kalau dia memilih bersolo karir? Dan.. Apa ini? Aku mendepaknya dari Super Junior?”

“Itulah Leeteuk,” ujar manager. “Semakin lama mereka membuat berita yang tidak-tidak tentang kepergian Kibum.”

“Kita adakan konferensi pers,” ucap Leeteuk tegas.

“La.. Lagi?”

“Ne! Waeyo? Aku yang akan bilang pada seosaengnim.” Sang manager berfikir sejenak.

“Baiklah. Aku akan mengantarmu menemui seosaengnim.” Leeteuk mengangguk.

“Gomawo hyung sudah memberi  tahuku.”

“Ne, tapi kau tidak usah terlalu memikirkannya. Aku tidak ingin kau jatuh sakit lagi. Cukup sekali saja aku melihatmu terbaring di rumah sakit dan aku tidak ingin melihatmu terbaring di tempat itu lagi. Mengerti?”

“Ne hyung. Aku mengerti. Terima kasih sudah selalu mengingatkanku.” Gantian sang manager yang mengangguk.

“Sudah sana masuk dan bersiap. Sebentar lagi kalian ada acara pemotretan kan?”

“Ne hyung. Gomawo,” ucap Leeteuk sambil membungkuk dan pergi. “Ahh, hyung. Tunggu!” Sang manager berbalik. “Jangan bilang pada yang lain dulu ya, aku yang akan bilang pada mereka kalau saatnya sudah tepat.”

“Ne.”

“Gomawo.”

“Ada apa hyung?” Itulah pertanyaan yang diterima Leeteuk saat ia kembali masuk ke dorm.

“Ahh, bukan apa-apa. Cepat bersiap. Satu jam lagi kita harus sudah pergi untuk pemotretan.”

“Ne hyung,” jawab mereka semua serempak. Leeteuk pun kembali ke kamarnya masih sambil menggenggam majalah yang diberi oleh sang manager tadi. Dia meletakkan majalah itu dibawah bantalnya dan segera menyiapkan barang-barangnya untuk dibawa ke tempat pemotretan. Ponsel, ipod, buku, obat-obatan pribadi, dan lain-lain. Ia masukkan semua barang-barang itu ke dalam tasnya. Setelah itu dia merebahkan tubuhnya ke ranjang.

“Kenapa aku tidak merasa lelah dengan ini semua?” batin Leeteuk sambil menutup matanya. “Kenapa akhir-akhir ini aku tidak merasakan apapun? Aku tidak merasakan sedih atau apapun. Aku memang kesal, tetapi itu hanya sebentar, setelah itu aku merasa.. Aku merasa kosong.. Ada apa denganku sebenarnya? Apa yang salah denganku?”

“Hyung,” panggil Donghae pelan. “Kau tidur?”

“Ani,” jawab Leeteuk sambil membuka matanya dan tersenyum lembut pada Donghae. “Ada apa Donghae?”

“Ada telephone dari perusahaan,” jawab Donghae. “Katanya ponsel hyung tidak bisa dihubungi  jadi mereka menelephone ke dorm.” Mendengar itu Leeteuk segera bangkit dari ranjangnya dan pergi mendahului Donghae.

“Apa dia sudah membaca artikel itu?” batin Leeteuk.

“Yoboseyo,” jawab Leeteuk diikuti dengan tatapan penuh tanya dari para dongsaeng.

“....”

“Ne ne ne.”

“....”

“Hari ini kami ada jadwal pemotretan jam sembilan.”

“....”

“Ne, gamsahamnida.”

“Ada apa hyung?” tanya Donghae.

“Mereka menanyakan jadwal kita hari ini.”

“Jadwal kita? Kok aneh?” tanya Eunhyuk. “Bukannya kita dapat jadwal-jadwal itu dari mereka?”

“Ne, hyung juga tidak tahu,” ujar Leeteuk sekenanya. “Kalian sudah selesai bersiap-siap?”

“Belum,” jawab mereka semua.

“Mwo?? Lalu kenapa kalian semua masih di sini? Cepat siap-siap! Kyuhyun! Berhentilah bermain game dan cepat bersiap! Kalau tidak hyung akan menyita PSPmu!!”

“Ne hyung,” jawab Kyuhyun sambil berjalan menjauh tanpa mengalihkan pandangannya dari layar PSP, membuat Leeteuk menggelengkan kepalanya.

“Selesai pemotretan. Kau jangan sampai lupa Leeteuk!”  batin Leeteuk sambil kembali ke kamarnya.

.

.

.


Mereka sudah sampai ditempat pemotretan dan beberapa member sudah mulai memakai kostum  dan makeup. Saat ini mereka sedang menunggu giliran mereka.

Heechul dan Hankyung sudah mulai melakukan pemotretan. Kyuhyun mulai sibuk lagi dengan PSPnya setelah selesai berdandan ditemani oleh Sungmin di sampingnya, Shindong sibuk memakan camilannya. Yesung dan Ryeowook entah sedang membicarakan apa. Donghae sedang mendengarkan musik lewat ipodnya bersama dengan Kangin. Sedangkan Leeteuk dan Eunhyuk hanya duduk sambil sekali-sekali mengganggu mereka yang sedang sibuk dengan kegiatannya sendiri-sendiri.

“Siwon belum datang?” tanya Leeteuk pada Eunhyuk.

“Belum, sepertinya dia masih ada jadwal shooting pagi ini. Tapi dia akan datang kok hyung, tenang saja. Kemarin dia kan bilang bisa datang sebelum acara pemotretan selesai. Jadi untuk sekarang biar kita individu shoot dulu, setelah dia datang kita bisa pemotretan bersama.”

“Ne,” ujar Leeteuk sambil mengangguk. Dia bersandar pada kursi dan menutup matanya sejenak untuk  menenangkan pikirannya. Tapi sesaat kemudian ponselnya berbunyi.

“Yoboseyo,” jawab Leeteuk tanpa melihat siapa yang menghubunginya. Saat mendengar ucapan dari seberang Leeteuk sedikit menegakkan tubuhnya. Dia nampak tegang tapi berusaha santai dihadapan para dongsaengnya yang sepertinya tidak menyadari  sedikit perubahan sikapnya.

“Ne, arasseo,” ucap Leeteuk sambil memutuskan panggilan. Dia lalu mengutak-atik ponselnya dan menghubungi seseorang. “Yoboseyo, hyung. Kau di mana?” Leeteuk mendengarkan sejenak lalu memutuskan panggilan. Dia beranjak dari tempat duduknya.

“Mau ke mana hyung?” tanya Eunhyuk.

“Mau ke toilet,” jawab Leeteuk. “Nanti kalau sudah saatnya jangan lupa panggil hyung ya,” pesan Leeteuk pada Eunhyuk.

“Ne,” jawab Eunhyuk sambil merapikan rambutnya.


*KYUHYUN POV*


“Mau ke mana hyung?” tanya Eunhyuk hyung pada Leeteuk hyung.

“Mau ke toilet,” jawab Leeteuk hyung. “Nanti kalau sudah saatnya jangan lupa panggil hyung ya.” Dan setelah berpesan pada Eunhyuk hyung, Leeteuk hyung pun mulai meninggalkan kami. Tapi aku merasa ada yang aneh dengan Leeteuk hyung. Perlahan ku matikan PSPku dan beranjak dari tempat dudukku.

“Kau mau ke mana?” tanya Sungmin hyung padaku.

“Mau keluar sebentar,” jawabku sambil meninggalkan PSPku padanya. “Siapa juga tadi yang menghubungi Leeteuk hyung?”

“Tapi sebentar lagikan giliranmu untuk pemotretan,” seru Sungmin hyung.

“Ne, aku mengerti. Aku hanya pergi sebentar,” jawabku. “Dasar hyung cerewet!” rutukku dalam hati. “Kemana Leeteuk hyung?”

Aku segera mempercepat langkahku karena Leeteuk hyung sudah tidak ada dihadapanku lagi. “Pasti dia menghilang dibelokan itu.” Aku semakin mempercepat langkahku. Saat hampir sampai dibelokan, sayup-sayup aku mendengar suara Leeteuk hyung sedang berbicara pada seseorang. Aku pun mendekat dan berusaha melihat siapa yang diajak bicara degannya. Dan ternyata Leeteuk hyung bersama dengan manager hyung. Sebenarnya ada apa dengan mereka berdua. Beberapa hari terakhir ini mereka berdua selalu berbisik-bisik seperti itu. Kutajamkan pendengaranku. Tetapi suara mereka terlalu kecil untuk ku dengarkan.

Tiba-tiba dari kejauhan ku lihat siluet seseorang yang sangat ku kenal. Siwon hyung. Dengan cepat aku segera berbalik dan pergi ke ruang pemotretan, aku tidak mau mereka memergokiku sedang menguping. Tapi pikiranku masih pada Leeteuk hyung dan manager hyung. Ada apa dengan mereka. Apa ada masalah serius? Mengapa mereka berdua tidak mau menceritakannya pada kami?

“Dari mana saja kau Kyu?” tanya Heechul hyung padaku.

“Jalan-jalan,” jawabku singkat sambil mengambil PSPku dari tangan Sungmin hyung.


*KYUHYUN POV END*

.

*LEETEUK POV*


Aku pun segera pergi meninggalkan para dongsaeng setelah berpesan pada Eunhyuk.

“Kalau sekarang ke sana tidak akan ada cukup waktu dan setelah ini pun aku masih harus ke kantor. Aku harus bagaimana sekarang. Ahh, lebih baik aku bertanya padanya saja. Ke mana manager hyung? Katanya mau menunggu dibelokan ini?”

“Jungsoo!” panggil manager hyung, aku pun segera mendekat padanya. “Ada apa lagi?”

“Emm, kau mau kan membantuku sebentar untuk pergi ke kantor? Sepertinya Lee SooMan seosaengnim sudah membaca artikel-artikel itu,” bisikku pada manager hyung. “Tadi pagi setelah berbicara dengan hyung, staff dari kantor menghubungiku dan katanya seosaengnim ingin bicara denganku.”

“Baiklah, aku akan membantumu. Kau sudah menyiapkan apa yang akan kau katakan pada beliau?” tanya manager hyung, dia juga ikut-ikutan berbisik.

“Ne, aku sudah menyiapkan semuanya.”

“Baguslah kalau begitu. Setelah pemotretan kalian tidak ada acara lagikan?”

“Tidak ada, hanya nanti malam seperti biasa aku ada siaran dengan Eunhyuk dan yang lain juga ada siaran dan shooting.”

“Baiklah, berarti initinya sore ini kalian kosong. Aku akan...”

“Leeteuk hyung!!”

Aku sedikit terlonjak saat seseorang memanggilku dengan kencang. Aku pun berbalik.

“Ahh, Siwon. Kau sudah selesai shooting?” tanyaku sambil melemparkan senyum.

“Ne hyung. Ahh, annyeonghaseyo hyung,” sapa Siwon pada manager hyung.

“Annyeonghaseyo, kau datang sendiri?”

“Ne hyung, aku sendiri.”

“Ohh, kalau begitu cepat masuk. Pemotretannya sudah dimulai. Kau masih harus bersiap-siap.”

“Ne hyung.”

Siwon pun meninggalkan kami berdua. Aku sedikit bernafas lega. Ku harap dia tidak curiga.

“Sudah, sekarang kau masuklah jika kau ingin para member tidak curiga. Aku akan membantumu untuk menyembunyikannya dan aku yang akan bertanggung jawab jika mereka memarahimu.”

“Ne, gamsahamnida hyung sudah begitu banyak membantuku.”

“Ne. Sudah sana.”

Setelah membungkuk sejenak, aku pun segera kembali ke ruang pemotretan.

“Jadi sepertinya aku punya sedikit waktu untuk pergi ke sana. Ya Tuhan, aku benar-benar khawatir sekarang. Apa yang harus aku lakukan? Aku ingin sekali meninggalkan ruang pemotretan sekarang. Tapi itu tidak mungkin. Mereka semua akan tahu dan aku tidak ingin membuat mereka khawatir.”

“Hyung, awas!!!”

“Aduhhh!!!” seruku saat tiba-tiba aku menabrak sebuah box besar hingga membuatku jatuh terduduk.

“Kau kenapa hyung? Sepertinya ada yang sedang kau pikirkan,” tanya Kangin sambil membantuku berdiri.

“Aku tidak kenapa-kenapa,” jawabku sambil menghindari tatapan mata Kangin. Kangin hanya mendesah tidak puas mendengar jawabanku yang selalu seperti itu.

“Hyung, kau pucat sekali,” ujar Hankyung saat melihatku. “Hyung sakit?”

“Ani.” Heenim langsung menatapku dengan tatapan curiga.

“Apa lagi yang kau sembunyikan dari kami?” tanya Heenim padaku.

“Tidak ada.”

“Aish!! Jangan bilang tidak ada. Aku tahu kau sedang menyembunyikan sesuatu. Aku tau raut wajah itu Jungsoo. Jangan berbohong padaku lagi!”

Semua dongsaeng langsung menatapku penuh tanya. Aku pun menatap mata Heenim.

“Aku tidak menyembunyikan apa-apa dari kalian,” jawabku dengan sangat mantap. Aku benar-benar tidak ingin membuat khawatir mereka sekarang.

“Baiklah, kalau kau tidak mau mengatakannya. Lihat saja kalau sampai terbukti kau menyembunyikan sesuatu dari kami, aku tidak akan pernah memaafkanmu!” ancam Heenim padaku sambil mengalihkan pandangannya dariku dan melipat tangannya di dada.

Aku hanya bisa memandang kearah lain, tidak berani memandang para dongsaeng. Tiba-tiba ponselku berbunyi lagi. Aku pun agak menjauh dari mereka sebelum menjawabnya.

“Yoboseyo?”

“....”

“Tapi aku tidak bisa pergi sekarang,” ucapku sepelan mungkin. Aku melihat kearah jam tangan. “Tapi setengah jam lagi pemotretan akan selesai. Aku pasti akan segera ke sana setelah itu.”

“....”

“Ne, gamsahamnida.”

Aku pun memutuskan panggilan dan berjalan mendekati dongsaengku. Mereka menatapku curiga teteapi tidak bertanya apa-apa padaku.


*LEETEUK POV END*





~TBC~



gimana?? gimana?? gimana??? ^^
mian ya kalo bahasanya rada kacau, terus banyak penulisan kata yg nggak bener..
walau udah aku edit sampe berkali-kali,, tapi pasti masih ada yang eror.. *plakkk


so,, please RCL ne... ^^

gamsahamnida.... *bow 90 derajat*


~SJK~

1 komentar:

  1. Kelanjutanya makin seru,
    Author pinter banget nunjukin suasana member Suju, berasa nyata banget ^^

    Next :)

    BalasHapus