DARK FANFICTION

[FF] Ocean Fifteen (Chapter 4)







Title :: Ocean Fifteen
Lenght :: Chapter
Author :: Kim Soo Jin (Sansan Kurai)
Main Cast :: All Super Junior member + Zhoumi and Henry
Other Cast :: DBSK and JYJ + other
Genre :: Action, Hurt, Crime, Comedy
Rating :: I think this is general
Disclaimer :: ide cerita author dapet waktu author nonton film Ocean 13 sama Ocean 11. ^^~ Tapi selebihnya adalah imajinasi author..



Don't take my Fanfiction without FULL CREDIT to my Account, Don't copy my Fanfiction without my PERMISSION, Don't PLAGIAT my Fanficton. I HATE PEOPLE WHO JUST PLAGIAT !




-------------------------------------------------------------------------------------------------




Last Chapter....



“Mereka datang,” bisik Leeteuk hyung sambil melihat kearah jam tangannya. Aku pun juga. Ne, ini sudah hampir jam 10.

“Letakkan laptopku dan bukakan pintu untuk mereka,” perintahnya sambil kembali duduk. Aku mengangguk. Setelah meletakkan laptopnya aku segera pergi menuju pintu depan. Membukakan pintu untuk tamu hyungku.

Dan saat itu aku melihat dua bungkusan besar.

"Babo! Ternyata plastiknya aku letakkan di sini!"

Ku ambil plastik itu dan segera membukakan pintu.

Saat ku buka pintu itu, aku benar-benar tercengang. Tidak hanya 5 atau 6 orang yang berdiri berjajar di depan pintu, tetapi....





//////////////////// FF O.F Chapter 4 ////////////////////




Saat ku buka pintu itu, aku benar-benar tercengang. Tidak hanya 5 atau 6 orang yang berdiri berjajar di depan pintu, tetapi ada 9 orang namja dan aku tahu siapa mereka semua.

“Leeteuk-ssi ada?” tanya salah satu dari mereka.

“Ne, dia sudah menunggu kalian. Silahkan masuk.”

Satu per satu mereka masuk. Mereka nampak melihat sekeliling ruangan dengan teliti.

“Silahkan ikut aku,” pintaku pada mereka setelah aku menutup pintu. “Hyung, mereka datang.”

Leeteuk hyung hanya mengangguk dan menggunakan tangannya untuk menyuruh mereka semua duduk.

“Terima kasih kalian sudah mau datang memenuhi undanganku,” mulai Leeteuk hyung. Dia masih sibuk dengan laptopnya. Aku berjalan dan berdiri di belakang kursinya.

“Bukan undangan, tapi paksaan,” gerutu seseorang namja yang berada di ujung. Siapa lagi kalau bukan Eunhyuk. Ternyata dia datang  juga. Mungkin dia penasaran dengan ucapan Leeteuk hyung waktu itu.

“Sejak kapan aku memaksamu?” tanya Leeteuk hyung dengan suara tenang. “Aku tak pernah memaksamu.”

“Kau menyuruhku untuk menemui Kangin-ssi, Kibum-ssi dan Hankyung-ssi dan meminta mereka untuk datang ke tempatmu dengan menekankan kata 'harus'. Itu sama saja kau memaksaku juga untuk datang ke sini.”

“Memang, tapi kau kan bisa tidak melakukannya,” ucap Leeteuk hyung. “Semua keputusan ada di tanganmu.”

“Ne ne, arasseo.” Eunhyuk pun mengalah. Sepertinya dia masih ingat bagaimana sifat Leeteuk hyung.

“Baiklah, Yesung.” Dia memanggilku. “Kau tahu siapa mereka semua?”

Aku memandangi mereka satu per satu yang balas menatapku dengan tatapan dingin.

“Ne hyung, aku tahu siapa mereka semua dan aku tahu semua tentang mereka. Tapi..”

“Bagus! Apa kalian semua mengenal satu dengan yang lain?” tanyanya.

Beberapa dari mereka ada yang menggeleng tapi juga ada yang mengangguk.

“Aku akan memulai dari namja yang duduk paling ujung,” mulai Leeteuk hyung. Walau bicara seperti itu, tatapannya tetap saja masih ke layar laptop.

“Namja ini bernama Eunhyuk. Keahliannya adalah menyusun rencana. Dan dia termasuk orang yang sangat cekatan. Jika kalian tahu Yunho-ssi, dulu dia pernah bekerja dengannya.”

Eunhyuk nampak menunduk malu. Sedangkan dari mereka ada yang memandang Eunhyuk dengan tatapan tidak suka. Ahh, apakah mereka bisa bekerja sama kalau seperti ini?

“Lalu, selanjutnya ada Kangin-ssi dan Hankyung-ssi. Mereka berdua memiliki keahlian untuk menghasut orang dan mencari informasi.” Leeteuk hyung diam sejenak.

“Kibum-ssi, dia..” Leeteuk hyung menatapku sejenak. Aku tahu apa yang dia pikirkan. “Keahliannya adalah memanipulasi kamera pengawas.”

“Kenapa kau menatapnya?” tanya namja bernama Kibum itu dengan nada dingin.

“Kita beda keahlian hyung,” sahutku sebelum Leeteuk hyung membuka suara.

“Ahh, ne. Kau benar.”

“Apa keahlianmu?”

“Aku?” Aku berusaha memastikan pertanyaan Kibum. “Aku menghancurkan sistem keamanan.”

“Ahh, apakah kau yang waktu itu meledakkan gedung tempat penyimpanan Heart of Eternity?” tanya seorang namja dengan tubuh tidak terlalu tinggi tetapi wajahnya sangat manis. Mirip seperti anak kecil.

“Bagaimana kau tahu?” tanyaku heran.

“Aku waktu itu mengubah sistem keamanannya,” jawabnya yang langsung membuatku shock. “Aku berencana mencuri Heart of Eternity juga. Jadi aku memasuki sistem keamanan mereka dan mengubahnya. Aku sebenarnya hanya mengantisipasi agar orang lain tak mencurinya. Dan aku berusaha mencari tahu siapa orang yang juga berniat mencuri Heart of Eternity. Ternyata kau orangnya.”

“K-Kau.. Kau tahu!! Karena kau hyungku hampir saja mati!!!” seruku menahan marah.

“YESUNG!!!” bentak Leeteuk hyung. Aku langsung terdiam.

Aish!! Ternyata dia yang merubah semua sistem keamanan di tempat itu. Sial!!!

“Dia Donghae-ssi.” Leeteuk hyung memperkenalkannya pada semua orang. “Aku tak perlu menjelaskan lagi apa keahliannya. Di sampingnya ada Siwon-ssi. Mungkin beberapa dari kalian baru melihat bahkan mendengar namanya. Dia adalah perakit bom.”

“Kenapa kau membutuhkan seorang perakit bom Leeteuk-ssi?” tanya namja tinggi itu, Siwon.

“Aku akan menjelaskannya nanti,” jawab Leeteuk hyung. “Selanjutnya ada Sungmin-ssi dan Ryeowook-ssi. Mereka berdua adalah penyusup dan yang terakhir ada Shindong-ssi, banyak yang mengenalnya dengan sebutan explosive man.”

“Bukannya kau sudah memilihku, Leeteuk-ssi?” tanya Siwon lagi. “Kenapa kau juga mengundangnya?”

“Aku akan menjelaskannya nanti setelah semuanya datang,” jawab Leeteuk hyung.

“Siapa lagi?” tanya Eunhyuk. “Tumben kau mau bekerja sama dengan orang lain.”

“Masih ada beberapa orang lagi,” jawab Leeteuk hyung masih sambil menatap layar laptopnya. Aku yang penasaran apa yang sedang dilihatnya pun mengintip sedikit. Oh, ternyata dia sedang melihat keadaan luar rumah melalui kamera satelit dan kamera pengawas.

“Mereka datang Yesung,” ucap Leeteuk hyung. Aku pun mengangguk dan segera pergi untuk membukakan pintu bagi tamu-tamu terakhir Leeteuk hyung.

“Kalian sudah ditunggu,” sambutku sebelum mereka mengucapkan apapun. Mereka hanya mengangguk dan segera masuk ke dalam.

Aku tahu bahkan kenal dengan tamu-tamu terakhir Leeteuk hyung. Ya, siapa lagi kalau bukan Zhoumi dan Heechul. Kedua namja yang waktu itu membuntuti kami. Kali ini Heechul tak berpenampilan seperti yeoja lagi.

Dan ada dua orang lagi yang masuk bersama dengan mereka berdua tadi.

“Heechul-ssi dan Zhoumi-ssi.” Leeteuk hyung baru memperkenalkan mereka. “Heechul-ssi ahli dalam penyamaran sedangkan Zhoumi-ssi adalah invicible. Kedua namja terakhir adalah Kyuhyun-ssi dan Henry-ssi. Keahlian keduanya sama, mereka berdua pun punya julukan yang sama. The Eye in The Sky. Jadi, mereka berdua yang akan mengawasi gerak-gerik target kita.”

Hmm, sepertinya aku bisa sedikit membaca apa rencana Leeteuk hyung.




*YESUNG POV END*



“Memang apa yang kau cari hyung?” tanya Henry dengan santai.

Koh-i-Noor,” jawab Leeteuk sambil tersenyum.

“Tidak mungkin!” seru Eunhyuk.

“Kau bercanda!” teriak Heechul.

“Jangan main-main kau!!” bentak Kangin.

“Tak pernah ada yang berhasil mendapatkan Koh-i-Noor,” kata Kibum.

“Ya, penjagaannya benar-benar sangat hebat dan sangat ketat,” imbuh Donghae.

“Maka dari itu aku mengumpulkan kalian semua,” ucap Leeteuk. “Aku yakin kita akan mendapatkannya.”

“Tidak mungkin,” sahut Shindong. “Kau bercanda dengan kami, Leeeuk-ssi. Tak ada seorang pun yang pernah berhasil mendapatkan Koh-i-Noor. Yunho juga pernah berusaha mencurinya, tetapi dia juga tak berhasil. Batu permata yang tak bisa dinilai dengan uang itu tak mungkin bisa kita dapatkan begitu saja.”

“Maka aku akan mendapatkannya untuk kita bagi rata,” ucap Leeteuk tegas. “Yang percaya dengan ku tinggal, yang tidak silahkan keluar.”

Leeteuk menatap mereka satu per satu untuk pertama kalinya. Dan sampai beberapa menit tak ada yang beranjak pergi meninggalkan tempat itu.

“Baiklah, aku akan memberitahukan rencananya pada kalian dan apa saja tugas kalian,” ucap Leeteuk.

“Kau tahu di mana tempat Koh-i-Noor?” tanya Heechul.

“Ne, ada di Museum Teddy Bear,” jawab Leeteuk.

“Tidak mungkin! Kau pasti bercanda. Bagaimana..”

“Aku sudah mencarinya ke mana-mana dan tak kusangka saat aku masuk ke museum itu, aku mendengar percakapan pemilik museum itu. Bahwa beberapa hari lagi, sang pembuat batu permata akan memamerkan Koh-i-Noor di museum itu.”

“Apa kau berencana untuk mencurinya di saat mereka membawa batu permata itu ke museum?” tanya Kibum.

“Ani. Kita akan mengambilnya saat benda itu sudah berada di museum dan kita akan menukarnya,” terang Leeteuk.

“Menukarnya?” tanya Donghae. “Dengan?”

“Ini.”

Leeteuk megeluarkan sesuatu dari dalam sakunya.

“Ini adalah duplikat Koh-i-Noor yang kubuat sendiri.”

“Sangat mirip,” sahut Eunhyuk. “Benar-benar sangat mirip.”

“Ya, jika kau melihatnya sekilas, itu akan nampak seperti Koh-i-Noor,” sahut Sungmin. “Tapi jika kau memperhatikannya dengan teliti, itu hanya sebuah berlian murahan.”

“Baiklah, sekarang apa rencananya?” tanya Zhoumi dengan antusias yang sangat tinggi.

“Aku akan memberikan tugas pada kalian semua.”



##


“Hyung, bagaimana kau menghasut sisanya?” tanya Yesung yang mengikuti Leeteuk masuk ke kamar.

“Kau ingat saat kau meninggalkan ku di kedai waktu itu?” tanya Leeteuk sambil merebahkan diri di ranjang dan menghidupkan laptopnya. Yesung mengangguk. “Aku menemui Kyuhyun dan Henry.”




Flashback...



Leeteuk masuk ke kedai ddukbokki langganannya dengan langkah santai. Perlahan dia melihat sekeliling dan langsung menemukan orang yang ia cari.

“Sudah lama?” tanya Leeteuk sambil mendekat.

“Tidak, kami juga baru saja datang hyung,” jawab salah satu dari mereka yang masih sangat muda. “Ada apa hyung mengundang kami ke sini? Apa ada sesuatu?”

“Aku ingin meminta bantuan kalian berdua. Kyu, aku ingin kau mencari tahu tentang orang-orang ini dan setelah kau menemukan mereka, segera undang mereka untuk datang ke rumahku.”

“Untuk apa hyung?” tanya Kyuhyun.

“Aku ada satu rencana untuk mendapatkan Koh-i-Noor,” jawab Leeteuk.

“Jinjja?”                                                                                                           

“Ne Henry,” jawab Leeteuk. “Maka dari itu, aku meminta bantuan kalian tapi jangan katakan pada mereka kalau kita akan mencari Koh-i-Noor, arra?”

“Arasseo hyung,” jawab Kyuhyun dan Henry.

“Baiklah, ku tunggu kabar dari kalian besok pagi.”

“Beres hyung,” ucap Henry sambil mengangkat kedua ibu jarinya.                     



Flashback end...



“Jadi, Kyuhyun dan Henry yang membawa mereka ke mari?”   

“Ne.” Leeteuk mengangguk. “Aku tak tahu apa yang dia bilang pada mereka, tapi yang terpenting mereka semua sekarang ada di sini.”

“Ne ne, kau benar hyung. Tinggal melihat pekerjaan mereka saja.”

“Ne. Oh iya, kau kemanakan susu coklat hadiah dari gadis kecil itu?”

“Ahh, iya. Masih ada di mobil,” seru Yesung.

“Cepat, bawa ke mari!”

“Ne hyung.”

“Oh iya, jangan lupa bilang pada mereka, jika mereka membutuhkan apapun, bilang saja padaku, aku akan menyediakannya. Hanya untuk keperluan misi kita.”

“Ne.”

Yesung pun pergi meninggalkan Leeteuk sendiri yang sudah mulai sibuk dengan laptopnya.

“Mau ke mana Yesung-ssi?” tanya Donghae yang juga sedang sibuk dengan laptopnya.

“Mau mengambil sesuatu di mobil,” jawab Yesung dan beberapa menit kemudian Yesung kembali dengan satu kotak susu coklat kegemaran Leeteuk ditangannya.

“Leeteuk hyung masih suka meminum itu?” tanya Eunhyuk sambil menggelengkan kepalanya. Yesung mengangguk.

“Kau tahu sendirikan bagaimana dia,” ujar Yesung.

“Ne, dan kau betah sekali bersama dengannya selama ini.”

“Bukan betah lagi, tapi aku memang sudah sangat senang dan aku tak akan meninggalkannya.”

Yesung pun naik ke lantai 2 lalu menyerahkan susu kotak itu ke Leeteuk.

“Kau turunlah dan bantu mereka,” pinta Leeteuk.

“Ne.”

Yesung kembali meninggalkan Leeteuk sendiri di kamarnya.

“Cepat sekali kalian merubah ruang ini menjadi ruang pengintaian?” seru Yesung kagum.

“Ini namanya seorang profesional, bodoh!” maki Heechul. “Jika kau sudah ahli, buat apa lama-lama.”

“Ish, ne. Terserah kau lah,” sahut Yesung. “Oh iya, Teukie hyung berpesan. Jika kalian membutuhkan sesuatu untuk melakukan misi ini, bilang saja padanya langsung. Dia akan menyediakannya untuk kalian.”

Tak ada yang menjawab. Mereka semua sibuk dengan kegiatan masing-masing. Yesung pun hanya mengangkat bahu dan duduk di sebelah Eunhyuk.

“Sudah mulai kau kembangkan?” tanya Yesung.

“Sudah,” jawab Eunhyuk sambil menatap layar laptopnya. “Aku sudah ikuti apa kata Leeteuk hyung. Rencana yang dia berikan benar-benar diluar perkiraanku. Ku pikir dia akan mengambilnya saat batu itu dalam perjalanan. Tetapi ternyata dugaanku salah. Dari dulu hingga sekarang aku tidak pernha bisa memahami jalan pikirannya. Dia selalu saja..”

“Memilih jalan yang sulit dan bahaya,” potong Yesung cepat. Eunhyuk pun mengangguk setuju. “Itulah dia.”

“Aku sudah mendapatkan cetak birunya,” ucap Donghae. Yesung segera pergi ke tempat Donghae yang hanya berjarak 2 kursi dari Eunyuk.

“Kerja bagus,” puji Yesung. “Berarti batu permata itu akan...”

Mereka semua terdiam mendengar suara yang sangat mereka benci. Ya, saat ini suara sirine mobil polisi terdengar sangat keras. Yesung dan Eunhyuk saling menatap dengan wajah panik. Yesung segera lari ke lantai dua, begitu juga Eunhyuk. Yang lain hanya memandang dengan heran dan segera mengikuti jejak keduanya.

“Cepat!!! Ambilkan air!!!” seru Yesung dengan suara panik. Eunhyuk pun segera melesat ke dapur.

“Ada apa?” tanya Siwon.

“Hyung, bertahanlah!!” seru Yesung sambil memgangi Leeteuk yang sudah mulai terkulai lemas.

“Ini!!” Eunhyuk masuk sambil membawa segelas air dan ditangan Yesung sudah ada sebutir obat. Tak tahu itu obat apa. Yesung segera meminumkannya ke Leeteuk. Setelah Leeteuk meminumnya, dia nampak diam sejenak.

“Ada apa sebenarnya?” tanya Kyuhyun.

“Ada yang berusaha meracuninya,” jawab Yesung sambil melihat ke susu kotak yang ada di sampingnya. “Beberapa hari lalu kami hampir menabrak seorang anak kecil yang akan menyeberang dan Leeteuk hyung menyeberangkan anak itu dan saat dia kembali, dia mendapatkan susu coklat itu. Sepertinya orang yang menyuruh gadis kecil ini tahu tentang Leeteuk hyung.”

“Berarti suara sirine tadi berasal dari Leeteuk-ssi?” tanya Kangin.

“Ne, aku yang merancangnya untuk Leeteuk hyung dan diriku sendiri,” jawab Yesung. “Karena aku tinggal di bawah dan hyungku tinggal di atas, akan sangat sulit mendengar teriakan seseorang dari dua lantai yang berbeda.”

“Gwenchana hyung?” tanya Eunhyuk sambil memperhatikan Leeteuk.

“Ne, gwenchana,” jawab Leeteuk. “Gomawo Yesung.”

“Ne,” jawab Yesung.

“Dan kalian semua, tetaplah lakukan pekerjaan kalian. Berhati-hatilah,” pesan Leeteuk. “Pergilah kalian dan lakukan tugas kalian.”

Mereka semua pun segera pergi.

“Aku tak tahu siapa orangnya,” bisik Leeteuk saat hanya tinggal dia dan Yesung. “Tapi pasti dia orang yang tahu apa yang paling aku sukai. Sudah, kau tak usah terlalu memikirkannya. “

“Ne hyung, kau istirahatlah. Kita tak tahu seberapa kuat racun yang dimasukkan kedalam susu itu. Untung aku langsung mengambil obat penawar racun. Hah, aku sudah sangat ketakutan tadi.”

“Sudah sudah,” sahut Leeteuk. “Cepat kau kebawah. Sepertinya ada yang sudah ingin melakukan tugasnya di luar.”

“Ya, Donghae sudah mendapatkan cetak birunya dan Eunhyuk sudah mendapatkan ide untuk misi kita.”

“Bagus sekali, benar-benar tak salah aku memilih mereka.”

Yesung segera turun ke lantai 1.

“Bagaimana keadaanya?” tanya Eunhyuk saat melihat Yesung turun.

“Dia tidak apa-apa,” jawab Yesung. “Sudah ada yang akan bertugas di luar?”

“Ne, aku, Kangin, Sungmin-ssi dan Ryeowook-ssi akan pergi ke pulau Jeju,” jawab Hankyung. “Kami akan menemui sang pemilik museum dan mengorek informasi darinya. “

“Baiklah, gunakan saja mobil Leeteuk hyung, kalian akan dengan mudah masuk ke tempat itu, karena Leeteuk hyung mendapat prioritas di museum itu.”

“Mwo? Benarkah?” tanya Sungmin. “Tidak semua orang bisa mendapatkan prioritas di situ.”

“Dia mendapatkannya karena hampir setiap hari datang ke tempat itu,” imbuh Yesung.

“Baiklah, kalau begitu kami pergi,” pamit Kangin sambil mengambil kunci mobil dari tangan Yesung. Kangin segera duduk di belakang kemudi, Hankyung duduk di sampingnya. Ryeowook dan Sungmin duduk di kursi belakang.

“Ryeowook-ssi, Sungmin-ssi, apa kalian mengenal Leeteuk-ssi?” tanya Kangin sambil mulai menjalankan mobil.

“Kami tidak mengenalnya tapi kami sudah mendengar namanya,” jawab Sungmin. “Kalian sendiri?”

“Sama dengan kalian, kami juga tidak mengenal namja bernama Leeteuk-ssi itu,” jawab Hankyung. “Kami datang ke tempat ini juga karena Eunhyuk mengajak kami.”

“Apa alasan kalian mau bekerja sama dengan Leeteuk-ssi?” tanya Kangin.

“Kami sangat penasaran dengan sosoknya itu,” jawab Ryeowook. “Banyak yang mengatakan pada kami bahwa dia pencuri terbaik dan terrapi yang pernah ada, selain Yunho-ssi tentunya. Yunho-ssi adalah saingan seimbang untuk Leeteuk-ssi.”

“Tapi mereka berdua benar-benar berbeda,” sahut Sungmin.

“Ya, kau benar.” Kangin menyetujui ucapan Sungmin.

“Yunho akan menggunakan segala cara untuk mendapatkan apapun yang dia ingin tanpa berfikir terlebih dahulu. Tapi Leeteuk-ssi tidak seperti itu. Leeteuk-ssi lebih kepada logika. Dia memikirkan segala kemungkinan untuk mendapatkan apa yang dia inginkan. Tidak dengan cara instan seperti Yunho-ssi, yaitu membunuh,” pendapat Hankyung panjang lebar.

“Ne, benar-benar dua kepribadian yang berbeda,” ujar Kangin. “Yang satu dijuluki iblis maut sedangkan yang satu malaikat maut.”

“Dan kalian berdua, kenapa mau bekerja sama dengan Leeteuk-ssi?” tanya Ryeowook.

“Kami juga penasaran dengannya,” jawab Kangin. “Dan sepertinya kami bisa mempercayainya. Dia tak akan bebohong tentang pembagian hasil itu. Makannya aku setuju-setuju saja bergabung dengannya.”

“Apa kau yakin kita akan mendapatkan batu permata itu?” tanya Sungmin.

“50:50,” jawab Hankyung.

“Semua tergantung kita,” imbuh Kangin. “Jika dari awal kita melakukannya dengan sangat rapi, aku yakin kita bisa mendapatkannya. Sepengetahuanku, Leeteuk-ssi tak pernah gagal setiap melakukan aksinya.”

“Ya, kecuali insiden di museum seni kansong waktu itu,” sahut Ryeowook.

“Kalian mendengarnya juga?” tanya Hankyung.

“Iya, kami mendengar berita itu,” jawab Sungmin. “Berita itu sempat membuat shock semua orang. Dan sekarang kita tahu kenapa Leeteuk-ssi bisa celaka waktu itu. Semua karena Donghae-ssi.”

“Oh iya, soal insiden keracunan tadi, kira-kira siapa yang mau meracuninya ya?” tanya Kangin. “Padahal dia bukan tipe orang yang suka mencari musuh. Tapi sepertinya ada yang tidak menyukai Leeteuk-ssi.”

“Ne, apa kau pikir salah satu dari kita yang melakukannya?” tanya Ryeowook.

“Bisa saja,” jawab Sungmin. “Mungkin antara Yesung-ssi, Eunhyuk-ssi, Kyuhyun-ssi dan Henry-ssi. Setahuku mereka yang paling tahu dan dekat dengan Leeteuk-ssi.”

“Sudah, tak usah pikirkan itu. Yang kita pikirkan sekarang adalah kalian menyusup ke tempat yang sudah diberitahukan oleh Donghae-ssi tadi. Masalah Leeteuk-ssi tak usah dipikirkan, karena Yesung-ssi sudah mengurusnya.”

“Ne, kau benar Kangin-ssi,” ucap Ryeowook.

Selama sisa perjalanan, mereka hanya terus mendapat informasi dari rumah Leeteuk. Bagaimana keadaan dan situasi di teddy bear museum. Karena Kyuhyun dan Henry sudah dapat masuk ke sistem keamanan di museum itu.

“Kita sampai, kalian berdua menyusuplah biarkan aku dan Hankyung yang mengorek informasi dari pemilik museum.”

“Baiklah,” jawab Sungmin dan Ryeowook sambil keluar dari mobil diikuti oleh Hankyung dan Kangin.




##



“Mereka sudah sampai dan akan masuk ke museum,” ucap Kyuhyun.

“Bagus, mereka akan mulai,” sahut Yesung sedikit antusias. Mereka semua segera berkumpul untuk melihat apa yang akan dilakukan Kangin, Hankyung, Ryeowook dan Sungmin.

Mereka menggunakan 2 buah laptop dan 3 LCD besar untuk mengawasi. Kyuhyun dan Henry yang mengoprasikan semuanya.

“Sudah dimulai?” tanya Leeteuk yang tiba-tiba sudah berdiri di belakang mereka semua sambil menenteng laptopnya.

“Ne,” jawab Yesung yang masih serius menatap ke layar LCD tapi sedetik kemudian dia menoleh. “Hyung, apa yang kau lakukan di sini?”

Leeteuk diam saja dan malah menerobos melewati mereka yang sedang menatap ke layar LCD.

“Mereka baru saja sampai,” lapor Kyuhyun.

“Rencananya?” tanya Leeteuk sambil melihat gambar Kangin dan Hankyung yang sudah mulai masuk ke museum diikuti oleh Sungmin dan Ryeowook  yang tak terlalu jauh dari mereka.

“Hankyung-ssi dan Kangin-ssi yang akan mencari informasi lalu Ryeowook-ssi dan Sungmin-ssi akan masuk ke ruangan yang akan dipakai untuk meletakkan batu permata itu,” jelas Kyuhyun.

“Lalu?”

“Mereka akan memasang kamera pengawas di sana dan akan membuat duplikatnya.”

“Bagus!” puji Leeteuk. “Heechul-ssi, Zhoumi-ssi, kapan kalian berangkat?”

“Sore ini kami akan langsung terbang ke New York,” jawab Heechul.

“Siapkan barang yang akan kalian bawa, ku percayakan keadaan di sana pada kalian.”

“Tenang saja Leeteuk-ssi, kami akan berusaha sebaik mungkin,” ucap Zhoumi. Leeteuk mengangguk.

“Siwon-ssi, bagaimana punyamu?” tanya Leeteuk sambil menatap Siwon yang berdiri tepat dibelakangnya.

“Aku sedang merancangnya agar tidak bersuara,” lapor Siwon.

“Caranya?” Leeteuk nampak penasaran.

“Lihat saja nanti.”

“Bagaimana mungkin bom bisa tak mengeluarkan suara?” tanya Yesung.

“Sudah ku bilang, lihat saja nanti.”

“Tak adakah pekerjaan untukku saat ini?” sela Kibum. Semua memandang Kibum termasuk Leeteuk. “Jika tak ada aku akan pergi dan akan kembali lagi ke sini jika kalian membutuhkanku.”

“Kau harus tetap di sini,” perintah Leeteuk tegas. “Apa bisa kau besarkan lagi suaranya?” Kyuhyun mengangguk dan menambahkan volume suaranya. Dan sekarang jadi semakin jelas apa yang sedang terjadi di teddy bear museum.

“Shindong-ssi, kau sudah pikirkan apa yang akan kau lakukan?” tanya Leeteuk.

“Ne, aku akan mengerjakannya segera.”

“2 hari?” tanya Leeteuk.

“Ani, 1 hari saja pasti sudah beres,” jawab Shindong mantap.

“Bagus. Kibum, kau bilang kau ingin bekerja? Kau yakin?”

Kibum mengangguk.

“Ikutlah dengan Heechul-ssi dan Zhoumi-ssi.”

“Mwo!!” seru Kibum, Heechul dan Zhoumi.

“Tugasmu adalah melaporkan pada kami secara langsung apa yang sedang terjadi saat itu,” lanjut Leeteuk tanpa mempedulikan seruan protes dari ketiganya. “Jadi, siapkan juga semua barang-barangmu dan pergilah bersama dengan mereka sore ini.”

“Tapi..”

“Tak ada penolakan! Yesung juga akan pergi bersama kalian,” kata Leeteuk.

“Baik hyung,” jawab Yesung patuh.

“Kangin-ssi dan Hankyung-ssi sudah bertemu dengan sang pemiliknya,” sahut Eunhyuk. “Di mana Ryeowook-ssi dan Sungmin-ssi?”

“Mereka sedang mencari ruangannya,” jawab Henry sambil mengetik sesuatu lewat keyboardnya dan sesaat kemudian, layar LCD disebelah kiri Henry memunculkan gambar sosok Ryeowook dan Sungmin.

“Apa kamera CCTV dari museum tak menangkap gerak-gerik mereka?” tanya Siwon.

“Aku sudah menembus kamera pengawas mereka dan sudah menampilkan gambar 2 jam sebelumnya,” sahut Kibum dingin.

“Jadi, yang dilihat oleh para penjaga itu adalah keadaan 2 jam sebelumnya?” Yesung berusaha memperjelas ucapan Kibum.

“Ne,” jawab Kibum singkat. "Dan keadaan yang terjadi sekarang ini tak akan terekam oleh kamera CCTV mereka."

“Pantas mereka leluasa sekali dalam bertindak,” sahut Yesung.

Di layar LCD sebelah kiri nampak Ryeowook dan Sungmin mulai masuk ke history hall.

“Sudah berubah,” bisik Leeteuk dan membuat mereka semua memandang Leeteuk. “Mereka sudah mulai merubah tatanan di ruangan itu.”

“Lalu, bagaimana kita mengambil batu permata itu?” tanya Donghae. “Tak ada tempat untuk bersembunyi. Atapnya pun..”

“Ruang bawah tanah,” potong Leeteuk. “Kita akan menggunakan ruang bawah tanah. Apa mereka bawa alat komunikasi?”

“Ne,” angguk Kyuhyun.

“Sambungkan ke mereka berdua.”

Kyuhyun memencet papan keyboardnya berkali-kali dan menyiapkan microphone.”

“Tersambung,” kata Kyuhyun.

“Sungmin-ssi, Ryeowook-ssi,” panggil Leeteuk.

Ne.”

Terdengar jawaban dari mereka berdua di ruangan itu.

“Kalian di history hall sekarang?”

“Ne, Leeteuk-sii, waeyo?” Suara Ryeowook nampak menggema di ruangan itu.

“Kalian lihat Monalisa teddy bear di sana?”

Ne,” jawab Sungmin setelah melihat sekeliling lalu mendekati teddy bear yang dimaksud oleh Leeteuk.

“Kau bisa cek bagian bawah etalase?”

Baiklah. Ryeowook, bantu aku geser etalase ini.

Bersama-sama mereka berdua menggeser etalase itu.

“Bagaimana kalau mereka ketahuan?” tanya Yesung. “Tak ada yang menjaga pintu luar, bagaimana jika para pengunjung masuk dan memergoki mereka berdua?”

“Sambungkan ke Kangin-ssi dan Hankyung-ssi,” perintah Leeteuk. Sekali lagi Kyuhyun mengutak-atik keyboardnya. “Hankyung-ssi.”

“Ne, nuguya?”

“Leeteuk, kau pergilah ke history hall sekarang dan pertahankan pintu agar tak ada yang masuk.”

“Baiklah,” jawab Hankyung malas dan ia segera menghilang dari sisi Kangin.

“Sambungkan ke Sungmin-ssi lagi.”

“Sudah.”

“Sungmin-ssi, bagaimana?”

“Seperti kau lihat Leeteuk-ssi, ada pintu di lantai ini.”

“Masuklah dan temukan jalan keluarnya.”

“Ne.”

“Ryeowook-ssi tetaplah di ruangan itu dan setelah Sungmin-ssi pergi, segera tutup pintu itu.”

“Ne.”

Kedua namja itu pun segera melakukan tugasnya. Setelah Sungmin masuk ke ruang bawah tanah, Ryeowook dengan segera menutup pintu itu dan dengan susah payah menggeser etalasenya.

“Baiklah, kita tunggu mereka pulang,” kata Leeteuk sambil duduk di sofa dan mulai menghidupkan laptopnya.

“Tepatnya berapa hari lagi batu permata itu sampai di Korea?” tanya Kibum.

“5 hari lagi,” jawab Leeteuk.

“Kenapa kita tidak mengambilnya saat batu itu dalam perjalanan?” tanya Donghae. “Akan lebih mudah mendapatkannya dengan cara itu.”

“Benar kata Donghae-ssi.” Kyuhyun membenarkan ucapan Donghae.

“Aku tak mau ambil resiko menyakiti orang lain,” ucap Leeteuk.

“Aku bisa membius mereka,” sahut Donghae.

“Sudah ku bilang aku tak mau menyakiti orang lain!” sembur Leeteuk. Donghae langsung diam. “Ikuti rencanaku, jika tidak, keluarlah dari kelompok ini sekarang!”

Sekali lagi, tak ada yang beranjak dari tempat itu.

“Yesung, siapkan dirimu untuk keberangkatan sore ini dan kalian juga.”

“Ne,” jawab Yesung, Heechul, Kibum dan Zhoumi. Mereka berempat segera menghilang dari hadapan Leeteuk.

Siwon dan Shindong yang sedang berencana membuat suatu alat untuk mempermudah misi mereka pun juga segera menghilang dari hadapan Leeteuk. Kyuhyun dan Henry sudah kembali menghadap ke arah layar LCD yang sedang mengawasi Kangin, Hankyung dan Ryeowook. Mereka tak bisa melihat keberadaan Sungmin yang sedang masuk ke ruang bawah tanah. Eunhyuk pun sedang menyibukkan diri dengan laptopnya ditemani oleh Donghae.



##


Hari sudah mulai sore, Heechul, Zhoumi, Yesung dan Kibum sudah siap berangkat ke bandara untuk pergi ke New York. Eunhyuk dan Donghae mengantarkan mereka keluar rumah.

“Tunggu!!” seru Shindong dari arah belakang mereka. Dan sesaat kemudian Shindong menyerahkan sebuah kotak berukuran sedang ke arah Heechul. “Semoga ini berguna untuk kalian.”

“Apa ini?” tanya Heechul.

“Itu alat komunikasi yang aku buat khusus untuk kita. Jadi di manapun kita berada, sejauh apapun jarak kita, kita masih bisa berkomunikasi,” jelas Shindong. “Tinggal kau pakai saja ditelinga, kita sudah bisa berkomunikasi dengan bebas. Lalu ada kaca mata dan kamera tembus pandang. Kalian pasti akan membutuhkan itu.”

“Gomawo Shindong-ssi,” ujar Yesung. “Kami akan menggunakannya dengan baik.”

Shindong mengangguk sambil tersenyum lembut.

“Eunhyuk-ah,” panggil Yesung. “Tolong jaga Leeteuk hyung untukku. Kali ini aku memohon bantuanmu.”

“N.. Ne Yesung hyung, aku akan menjagakannya untukmu. Aku masih ingat apa yang harus ku lakukan padanya.”

“Gomawo Eunhyuk, aku percayakan keselamatannya padamu.”

“Baik, kita berangkat,” ajak Zhoumi sambil masuk ke mobil dan Heechul, Yesung serta Kibum mengikuti dari belakang. Siwon akan mengantarkan mereka menuju bandara.

“Kau benar-benar dekat dengan Leeteuk-ssi?” tanya Donghae sambil mengikuti Eunhyuk dan Shindong masuk ke dalam. Eunhyuk mengangguk. “Bagaimana kau bisa mengenalnya? Dan bagaimana kau bisa bertemu dengannya?”     

“Dia yang menemukanku,” jawab Eunhyuk sambil duduk di sofa. Donghae pun duduk disisinya. “Dia menemukanku saat aku sedang mencuri berlian.”

“Ceritakan padaku!!” seru Donghae antusias. “Aku benar-benar penasaran! Kau tahukan, Leeteuk-ssi itu orang yang sangat sulit ditemui. Dan orang yang bisa bertemu dengannya adalah orang yang sangat beruntung!”

“Kau kan sudah bertemu dengannya sekarang,” sahut Eunhyuk dingin.

“Tapi aku ingin dengar ceritamu,” paksa Donghae.

“Aish!!! Jinjja!!!” seru Eunhyuk frustasi. “Kau itu tak ada bedanya dengan Leeteuk-ssi, kekanak-kanakan!”

“Jebal,” bujuk Donghae sekali lagi.

“Ya!!! Kalian yang di sana!! Jangan berisik!!!” bentak Shindong. “Aku benar-benar tak suka jika ada yang berisik disaat aku bekerja!”

“Aish!!! Merepotkan!” sungut Donghae.

“Annyeonghaseyo,” sapa Kangin, Hankyung, Sungmin dan Ryeowook.

“Oh, kalian sudah kembali,” sapa Eunhyuk. “Bagaimana?”

“Akan ku jelaskan nanti,” jawab Kangin. “Mana Leeteuk-ssi?”

“Sedang di kamarnya mungkin,” sahut Kyuhyun.

“Aku..”

“Biar aku saja.” Eunhyuk memotong ucapan Kangin dan segera naik ke lantai dua menuju kamar Leeteuk. Sesampainya di depan pintu kamar Leeteuk, Eunhyuk mengetuknya beberapa kali. “Leeteuk hyungi.. Kangin-ssi dan yang lain sudah kembali!”



CKLEK



Leeteuk langsung membuka pintu.

“Benarkah? Terima kasih.”

Leeteuk segera turun kelantai 1, diikuti oleh Eunhyuk.

“Bagaimana Sungmin-ssi? Kau sudah menemukan jalan keluarnya?” tanya Leeteuk langsung.

“Ne, ada beberapa jalan keluar dari ruang bawah tanah itu,” jelas Sungmin. “Di dalam ada 3 jalan. Kanan, tengah dan kiri.”

“Kau sudah mencoba semuanya?”

“Ne, dan semuanya menuju tempat yang berbeda-beda,” jelas Sungmin lagi. “Tapi, menurutku jalan yang tepat untuk melakukan aksi kita adalah jalan di sebelah kiri. Jalan itu berakhir di saluran pembuangan, jauh dari pulau Jeju.”

“Tapi kita akan makin memerlukan banyak waktu untuk melarikan diri jika melewati jalan itu,” sahut Ryeowook. “Kecuali kita punya kereta atau alat semacamnya yang berkecepatan tinggi dan bisa melewati jalan itu dengan mulus.”

“Shindong, bisa kau usahakan?” tanya Leeteuk pada Shindong yang masih sibuk dengan aktivitasnya.

“Untuk itu mungkin 2 hari Leeteuk-ssi, bagaimana?”

Leeteuk nampak berfikir sejenak. “Baiklah, lakukan saja.”

“Satu atau dua?”

“Dua lebih baik,” jawab Leeteuk. “Lalu, apa yang kau dapatkan Kangin-ssi?”




to be continued....



annyeonghaseyo...
xixixi,,,,
udah bersambung lagi nih...
eotte?? ceritanya bikin bingung ya??
kkk~

author nggak bisa ngomong apapun...
so,, buat yg ke tag jangan lupa review ya!!!!!! ^_^


gomawo....


~SJK~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar