DARK FANFICTION

[FF] Ocean Fifteen (Chapter 6)








Title :: Ocean Fifteen
Lenght :: Chapter
Author :: Kim Soo Jin (Sansan Kurai)
Main Cast :: All Super Junior member + Zhoumi and Henry
Other Cast :: DBSK and JYJ + other
Genre :: Action, Hurt, Crime, Comedy
Rating :: I think this is general
Disclaimer :: ide cerita author dapet waktu author nonton film Ocean 13 sama Ocean 11. ^^~ Tapi selebihnya adalah imajinasi author..



Don't take my Fanfiction without FULL CREDIT to my Account, Don't copy my Fanfiction without my PERMISSION, Don't PLAGIAT my Fanficton. I HATE PEOPLE WHO JUST PLAGIAT !




-------------------------------------------------------------------------------------------------




Last chapter....




“Bagaimana Kyuhyun? Apa kau menemukan di mana posisi Leeteuk hyung sekarang?”

“Aish!! Aku tak menemukannya di manapun! Kau ini!! Kenapa bisa sampai kehilangan dia?!”

“Mi.. Mianhae. Tadi aku sedang pergi membelikan ddukbokki untuknya dan dia tiba-tiba menghilang begitu saja.”

“Eunhyuk hyung!”

“N.. Ne?”

“Apa dia pergi ketempat Yunho-ssi?”

“Mwo??!!! Ani!! Tidak mungkin!! Buat apa dia pergi ke.. Astaga!!! Surat itu!!”

“Ne, mungkin Leeteuk hyung berfikir bahwa pengirim surat itu adalah..

“Yunho!!! Aish!! Jinjja!! Aku akan pergi ke sana!!”

“Ya!! Eunhyuk hyung!! Tunggu!!! Kau!!”

“Mianhae Kyu, aku harus menemukan Leeteuk hyung sekarang. Aku tak ingin terjadi sesuatu padanya. Aku sudah berjanji pada Yesung hyung untuk menjaganya,”  batin Eunhyuk.






//////////////////// FF O.F Chapter 6 ////////////////////






“Hyung!! Kau mau ke mana!! Jangan bodoh!!” seru Kyuhyun.

“Berisik kau!!” maki Eunhyuk kasar. “Aku harus mencari Leeteuk hyung, aku sudah berjanji pada Yesung hyung untuk menjaga Leeteuk hyung. Jadi aku akan mencarinya. Kau tetaplah mencari Leeteuk hyung dari situ. Aku akan mencarinya sendiri.”

Tapi..”

“Aku keluar!”

Dengan kasar Eunhyuk melepas alat komunikasi dari telinganya hingga membuat telinganya sedikit berdarah.

“Aku harus menemukannya!” tekad Eunhyuk. Dia benar-benar ingin menemukan Leeteuk. “Aish!! Kenapa dia bohong padaku dengan bilang ingin pergi menemui sang pemilik museum itu!!!”

Eunhyuk terus saja berlari, dia tahu harus pergi ke mana. Jika dia tak menemukan Leeteuk di sana, berarti sama saja dia mengantarkan nyawanya sendiri.

“Eunhyuk-ah!!!”

Eunhyuk berhenti seketika saat mendengar namanya dipanggil oleh orang yang sangat ia kenal.

“Hyung!!! Dari mana saja kau!!!” seru Eunhyuk frustasi.

“Ahh, mianhae. Tadi aku pergi sebentar untuk membeli ini.” Leeteuk menunjukkan susu kotak pada Eunhyuk. Eunhyuk yang melihat itu langsung lemas seketika.

“Eunhyuk-ah, gwenchana?”

“Hyung babo!!” rutuk Eunhyuk. “Ku pikir hyung pergi ke tempat Yunho!! Aku sudah hampir menyusulmu ke sana!!”

“Buat apa aku datang ke sana? Kau pikir aku kurang kerjaan!!”

“Hyung kan sering berbuat yang tidak-tidak.”

“Tenang saja, kau jangan terlalu khawatir seperti itu.” Leeteuk menepuk pundak Eunhyuk pelan Eunhyuk hanya menghela nafas pasrah. “Tunggu! Telingamu berdarah!”

Eunhyuk menyentuh telinganya.

“Ohh, ini. Tidak apa-apa hyung. Ini tadi aku terlalu kasar melepas alat Shindong-ssi.”

“Kau itu ceroboh! Sini aku obati.”

Leeteuk langsung menarik tangan Eunhyuk dan menyuruhnya duduk di bangku dekat sebuah mini market.

“Dari dulu kau memang tak pernah berubah, tak pernah memperhatikan hal sekecil ini. Tunggu di sini.”

Tanpa Eunhyuk sempat mencegahnya, Leeteuk sudah masuk ke dalam mini market.

“Kenapa dia baik sekali padaku? Apa dia tak dendam padaku?” batin Eunhyuk. “Aku sudah mengkhianatinya, tapi kenapa dia tidak membenciku? Kenapa dia masih saja percaya padaku?”

“Ya!! Kenapa kau melamun?”

“Ehh? Ahh.. Tidak hyung. Aku tidak melamun.” Leeteuk hanya mengangguk mendengar jawaban Eunhyuk. Leeteuk segera mengoleskan obat merah ke telinga Eunhyuk yang berdarah. Eunhyuk hanya diam selama Leeteuk mengobatinya.

“Baiklah, sudah selesai. Lain kali kau tak boleh seperti ini lagi. Mengerti?”

“Ne hy.. Tunggu! Jika hyung tadi pergi membeli susu itu di mini market ini, kenapa Kyuhyun dan Henry tak bisa menemukanmu?” tanya Eunhyuk.

“Tak tahu kah kau?” tanya Leeteuk dengan nada berbisik.

“Tahu apa hyung?” Eunhyuk nampak penasaran. Leeteuk menyuruh Eunhyuk mendekatkan kepalanya ka arah Leeteuk dan Leeteuk membisikkan sesuatu ke telinga Eunhyuk.

“Aku adalah hantu.”

Eunhyuk langsung duduk dengan tegak.

“HAHAHAHAHA!!!!” Ledakan tawa yang keluar dari mulut Leeteuk langsung membuat Eunhyuk mempoutkan bibirnya. “Ternyata kau masih takut dengah hantu, Eunhyuk-ah? Aigoo. Dongsaeng hyung yang satu ini.” Leeteuk mengacak rambut Eunhyuk dengan sayang.

“Hyung!! Hentikan!! Jangan permainkan aku lagi!!”

“Hahaha. Mianhae Eunhyuk-ah. Aku.. Aku merindukanmu.” Eunhyuk terdiam mendengar ucapan Leeteuk.

“Wae hyung? Wae? Kenapa hyung masih seperti ini padaku?” tanya Eunhyuk. “Aku sudah mengkhianatimu, aku sudah menyakitimu, kenapa hyung mash terus menyayangiku? Kenapa hyung tak memperlakukanku seperti hyung memperlakukan Changmin? Aku tak ada bedanya dengan dia hyung! Kenapa hyung masih seperti ini?”

“Karena kau itu lugu Eunhyuk-ah,” ujar Leeteuk lembut. “Kau itu gampang terpengaruh. Walau kau sangat pandai, tapi kau itu gampang sekali terpengaruh hasutan orang lain. Aku tak ingin kau terjerumus terlalu dalam. Aku sebenarnya takut, benar-benar takut saat aku mendengar kau sedang bersama dengan Yunho. Walau jalan yang kita pilih ini salah, tapi aku tak ingin kau terjerumus terlalu dalam. Menjadi seorang pembunuh. Aku tak ingin kau seperti itu Eunhyuk-ah. Dan aku benar-benar sangat marah dan kecewa padamu saat kau sudah terhasut oleh Yunho. Tak ada lagi yang bisa ku lakukan selain memohon padanya untuk melepaskanmu.”

“Mwo!! Hyung!! Kau!! Jadi hyung yang menyuruh Yunho untuk membuangku?” Eunhyuk nampak tercengang mendengar penuturan Leeteuk.

“Ne.” Leeteuk mengangguk.

“Apa bayaran yang Yunho minta?” tanya Eunhyuk dengan nada dingin.

“Tak ada,” jawab Leeteuk tenang.

“APA!!!” bentak Eunhyuk.

“Sudahlah, ayo kita pulang.” Leeteuk pergi mendahului Eunhyuk.

“Apa Yesung hyung tahu?” tanya Eunhyuk lagi.

“Tak usah kau beritahukan apapun padanya,” sahut Leeteuk sambil berdiri membelakangi Eunhyuk. “Masalah ku denganmu serta Yunho, cukup kau dan aku yang tahu. Ayo kita pulang.”

Seperti sebuah perintah, Eunhyuk langsung mengikuti langkah Leeteuk yang sudah berjalan lagi mendahuluinya.

“Hyung.” Eunhyuk mengenggam erat lengan Leeteuk. “Ku mohon, jangan bantu aku lagi. Jangan lakukan apapun lagi untukku. Aku sudah banyak berhutang budi padamu hyung.”

“Gwenchana Eunhyuk-ah. Apapun akan ku lakukan untukmu.”

“Tapi hyung..”

“Eunhyuk-ah, sekarang ini keluargaku hanya Yesung, Kyuhyun, Henry dan yang terakhir adalah kau. Aku sudah pernah kehilanganmu dan aku tak mau kehilanganmu lagi. Mengerti?”

“Tapi hyung..”

“Sudahlah, ayo kita pulang. Kyuhyun dan Henry pasti kebingungan mencari dirimu dan aku. Apa kau memberitahu Yesung juga?”

“Ye? Ahh.. Ne.. Tadi aku memberitahu dia juga hyung. Mianhae.”

“Sekarang beritahu mereka semua bahwa aku tidak menghilang. Ara?”

“Ne, arasseo hyung...”

Leeteuk kembali melanjutkan langkahnya diikuti oleh Eunhyuk yang sudah mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi orang-orang yang sempat dibuatnya panik.

“Apa yang kau sembunyikan dari ku Leeteuk hyung?” batin Eunhyuk sambil memandang punggung Leeteuk.

Sementara itu, jauh dari tempat mereka berada, seseorang sedang mengawasi mereka sambil tersenyum licik.

“Bagus,” ucap orang itu sambil berlalu pergi.




##



“Hyung!! Lain kali jangan seperti ini lagi!! Aku tak suka!!” marah Kyuhyun pada Leeteuk.

“Iya hyung!! Jangan seperti ini lagi!!” imbuh Henry.

“Ish!! Kalian berisik. Sudah! Aku mau lihat apa yang sedang dilakukan oleh Heechul-ssi dan Zhoumi-ssi. Mereka sudah masuk ke Federal Reserve Bank?”

“Sudah hyung. Minicam yang mereka pakai tidak begitu jelas,”terang Kyuhyun.

Minicam siapa yang mereka pakai?” tanya Leeteuk sambil serius memandangi layar LCD.

“Milik Zhoumi-ssi, hyung,” jawab Henry. “Sepertinya ada sesuatu yang menutupi lensanya. Tapi aku tidak tahu apa itu.”

“Shindong-ssi!” panggil Leeteuk. Beberapa saat kemudian, seorang namja bertubuh tambun muncul di hadapan Leeteuk.

“Ne Leeteuk-ssi.”

“Bicara pada Yesung dan Kibum-ssi, mulai besok, pakai minicam milik Yesung.”

“Ne.”

Shindong mengangguk dan segera pergi lagi dari hadapan Leeteuk.

“Leeteuk-ssi.”

“Ne?” Leeteuk menoleh saat Shindong memanggilnya.

“Alat yang kau minta sudah hampir selesai, malam ini kau bisa melihat dan mengeceknya.”

“Ne, gomawo Shindong-ssi.”

Shindong mengangguk lagi dan segera menghilang.

“Alat apa hyung?” tanya Eunhyuk.

“Nanti malam ikut lah bersama ku untuk melihatnya. Kalian juga Kyu, Henry.”

“Ne hyung,” jawab Kyuhyun dan Henry patuh.

“Di mana Ryeowook-ssi dan Sungmin-ssi?”

“Mereka di halaman belakang hyung, sedang menyulap padang rumput milikmu,” sahut Kyuhyun.

“Ahh, ne. Aku akan ke sana. Terus awasi Heechul-ssi dan Zhoumi-ssi dan minta pada Kangin-ssi dan Hankyung-ssi untuk kembali ke museum.”

“Ne hyung.”

Leeteuk pergi ke halaman belakang ditemani oleh Eunhyuk.

“Nanti malam.. Ughh!!

“Hyung! Gwenchana!” tanya Eunhyuk saat Leeteuk memegangi dadanya.

“Ne, gwenchana. Tiba-tiba saja dadaku sakit.”

“Ughh! Sial!!” batin Leeteuk.

“Hyung, benar kau tidak apa-apa?”

“Ne, gwenchana Eunhyuk-ah.”

Leeteuk kembali melanjutkan langkahnya menuju halaman belakang dan saat melihat halaman belakang yang sudah tak terlihat lagi wujudnya, Leeteuk terdiam.

“Cepat sekali kalian merubah padang rumputku,” sahut Leeteuk saat melihat Ryeowook dan Sungmin.

“Ini berkat bantuan Siwon-ssi dan Donghae-ssi, hanya tinggal sedikit lagi semuanya akan beres,” ucap Ryeowook.

Halaman belakang milik Leeteuk sudah tak berwujud sebuah padang rumput yang luas, tetapi di halaman itu sudah berdiri sebuah bangunan yang terlihat sangat kokoh, walau sebenarnya dinding dari bangunan itu hanya terbuat dari sterofoam dan lantainya hanya terbuat dari papan.

“Tunjukkan padaku jalan mana yang harus kita lewati, Sungmin-ssi.”

“Ne. Mari.”

Sungmin menuntun Leeteuk masuk melalu sebuah tangga menuju lantai 2. Ryeowook, Eunhyuk, Siwon dan Donghae mengikuti dari belakang.

“Ini adalah duplikat dari history hall,” terang Sungmin. “Dan dibawah etalase tempat menyimpan Monalisa teddy bear ini..”

“Adalah pintu menuju ruang bawah tanah,” sambung Ryeowook.

“Ne, sebenarnya aku sudah memasang beberapa kamera di setiap lorongnya. Donghae-ssi sudah mengeceknya berkali-kali, tak pernah ada yang keluar masuk ruang bawah tanah itu. Mari, kita masuk sekarang.”

Dengan dibantu oleh Siwon, Sungmin berhasil menggeser etalase yang menutupi pintu ruang bawah tanah. Sungmin segera masuk, setelah itu Leeteuk, Ryeowook, Eunhyuk, Donghae dan terakhir Siwon.

“Tunggu!” seru Siwon, mereka pun berhenti. “Jika Leeteuk-ssi, Ryeowook-ssi dan Sungmin-ssi masuk, siapa yang akan menutup jalan masuk ke ruang bawah tanah ini?”

“Antara kau, Hankyung-ssi dan Kangin-ssi,” jawab Leeteuk.

“Kau yakin Leeteuk-ssi? Kita akan melakukannya pada malam hari?” tanya Siwon.

“Ne. Lanjutkan Sungmin-ssi.”

“Ne.”

Sungmin, sebagai penunjuk jalan segera melangkah maju. Saat sampai di persimpangan Sungmin berhenti.

“Tiga jalan ini menuju tempat yang berbeda-beda,” terang Sungmin. “Jalan di sebelah kanan ini menuju halaman belakang museum. Lalu jalan tengah ini menuju depan pintu gerbang museum dan jalan di sebelah kiri ini menuju saluran pembuangan, jauh dari Pulau Jeju.”

“Seberapa jauh?” tanya Leeteuk.

“Sangat jauh,” jawab Sungmin. “Kau bisa mengeceknya bersama Donghae-ssi.”

“Baiklah, kalian selesaikan apa yang belum selesai. Malam ini kita akan mencoba alat Shindong-ssi di sini.”

“Ne, Leeteuk-ssi.”

Mereka semua segera keluar dari ruang bawah tanah itu.

“Donghae-ssi, ikut denganku dan bawa peralatanmu.”

“Ahh, ne.”

Donghae segera pergi mendahului mereka.

“Siwon-ssi, bagaimana dengan alat yang kau buat?”

“Sudah selesai. Tapi aku belum mencobanya.”

“Malam ini bawalah ke mari dan kita akan mencobanya bersamaan dengan alat milik Shindong-ssi.”

“Baik.”

“Eunhyuk-ah, kau tak ada pekerjaan?”

“Tidak ada hyung,” jawab Eunhyuk.

“Kalau begitu, bantulah mereka di sini.”

“Ne hyung.”

Leeteuk segera pergi dari hadapan mereka menuju ruang tengah yang sudah disulap mejadi ruang kerja sejak awal mereka memutuskan untuk bekerja sama dengan Leeteuk.

“Ini gambar yang aku dapatkan dari kamera Sungmin-ssi,” lapor Donghae. “Aku sudah mengamatinya, sejak semalam. Sama sekali tak ada yang melewati jalan ini.”

“Bagaimana dengan kedua jalan yang lain?”  tanya Leeteuk.

“Eh? Kedua jalan yang lain?” tanya Donghae.

“Iya, jalan tengah dan kanan. Apa Sungmin-ssi tak memasang kamera di sana?” tanya Leeteuk lagi. Donghae menggeleng cepat.

“Wae?” tanya Donghae. “Bukannya kita tak membutuhkannya?”

“Kita membutuhkannya. Kyu, panggil Sungmin-ssi ke mari.” Tanpa menjawab, Kyuhyun langsung pergi ke halaman belakang.

“Untuk apa kita memasang kamera di sana? Bukankah tak ada gunanya? Kita kan tak akan melewati jalan itu,” ucap Donghae, tak mengerti apa yang sedang dipikirkan Leeteuk.

“Henry, Kangin-ssi dan Hankyung-ssi di mana?” tanya Leeteuk.

“Sedang bersiap-siap hyung, perlu ku panggilkan?” tawar Henry.

“Bilang saja pada mereka untuk menunggu Sungmin-ssi.”

“Ne hyung.”

Henry segera pergi.

“Ada apa Leeteuk-ssi?” tanya Sungmin.

“Aku perlu kau untuk memasang kamera di kedua jalan yang lain. Kyu, berikan beberapa minicam padanya.”

Kyuhyun yang baru saja muncul segera pergi lagi. Sungmin hanya memandang kepergian Kyuhyun dengan bingung.

“Ya! Kau belum menjawab pertanyaanku Leeteuk-ssi!!” protes Donghae.

“Aku perlu tahu jalan mana yang sering mereka gunakan dan jam berapa saja mereka memakai jalan itu,” jelas Leeteuk.

“Ahh, benar!” seru Sungmin. “Kita harus tahu itu. Jika tidak, bisa gawat nanti.” Leeteuk tersenyum sambil melihat kearah LCD yang sedang ditinggalkan Kyuhyun dan Henry.

“Ini.” Kyuhyun menyerahkan beberapa minicam ketangan Sungmin.

“Pergilah bersama Kangin-ssi dan Hankyung-ssi.”

“Ne.” Sungmin pun pergi.

“Tunjukkan padaku history hall,” pinta Leeteuk pada Donghae. Donghae segera melakukannya.

“Hyung, ada yang aneh,” sahut Kyuhyun. Leeteuk menoleh, lalu segera mendekati Kyuhyun.

“Apa?”

“Semakin lama aku semakin tak bisa melihat apapun. Ini seperti...”

“Sengaja ditutup,” sambung Henry.

“Iya, seperti sengaja ditutup.” Kyuhyun membenarkan.

“Tunjukkan padaku gambar sebelumnya,” pinta Leeteuk. Henry mengetik sesuatu di keyboardnya dan sesaat kemudian di LCD muncul gambar di mana Zhoumi dan Heechul sedang melewati pemeriksaan lalu berlanjut dengan mereka yang berkeliling ruang penyimpanan bawah tanah kota New York itu. Memang awalnya sedikit lebih kabur gambar itu, tapi setelah berjalan beberapa menit, gambar itu semakin lama semakin kabur.

“Tak tahu kah kau Kyu?” tanya Leeteuk.

“Apa?”

“Kau sedang dibajak.”

“Mwo!!” seru Kyuhyun, Donghae dan Henry. Donghae langsung mendekati ketiganya.

“Tak mungkin!!” seru Kyuhyun. “Bagaimana.. Bagaimana bisa?”

“Yunho,” bisik Leeteuk sangat pelan sambil mengeluarkan ponselnya.

“Tak mungkin dia hyung!” sahut Henry.

“Yesung, kembali ke hotel sekarang!” perintah Leeteuk.

“Wae hyung?”

“Pulang saja, kembali lagi besok. Kau sudah diberitahu Shindong-ssi?”

“Sudah hyung. Tunggu!! Jangan bilang ada yang membajak!”

“Kau bisa membaca keadaan Yesung. Lakukan rencana kedua.”

“Ahh, ne. Mengerti hyung.”

“Pakai rencana kedua hyung?” tanya Kyuhyun.

 Leeteuk mengangguk.

“Matikan semuanya sekarang. Punyamu juga Donghae.”

“Tapi punya ku kan...”

“Matikan saja!” potong Kyuhyun. “Jika ‘dia’ sudah masuk, ‘dia’ pasti kan mengetahui semuanya.”

“Benarkah ‘dia’?” tanya Henry. Kyuhyun mengangguk pasti. Henry menatap Leeteuk yang hanya diam saja sambil melipat tangannya.

“Siapa sih yang kalian bicarakan?” tanya Donghae sambil pergi untuk mematikan laptopnya. Tak ada yang menjawab pertanyaan Donghae.

“Lalu, sekarang kita melakukan apa?” tanya Henry.

“Tunggu sampai malam ini, aku pergi,” ucap Leeteuk sambil pergi meninggalkan mereka. Tetapi dia tidak pergi ke kamarnya. Dia pergi keluar membuat Kyuhyun mengejar dan mencengkeram lengan Leeteuk kencang.

“Mau ke mana?” tanya Kyuhyun.

“Aish!! Kau ini!! Janganlah bertingkah seperti Yesung!” seru Leeteuk jengkel. “Ku pikir aku akan sedikit bebas saat Yesung tak ada, tapi sepertinya sama saja.”

“Hyung mau ke mana?” tanya Kyuhyun tak peduli dengan kejengkelan Leeteuk. Leeteuk melepaskan cengkeraman Kyuhyun dan berjalan menuju pintu depan.

“Hyung!!!!”

Kyuhyun menarik lengan Leeteuk.

“APA!!!” sentak Leeteuk. Kyuhyun terdiam.

“Hyung, ada apa?” tanya Henry sambil mendekati keduanya. Diwajahnya menampakkan kebingungan.

“Jangan ikuti aku.” Kali ini Leeteuk bicara lebih pelan setelah itu dia pergi meninggalkan Kyuhyun dan Henry.

“Ada apa?” tanya Henry.

“Harus ada yang mengikutinya,” ucap Kyuhyun.

“Memang dia mau pergi ke mana?” tanya Henry.

“Aku tak tahu. Cepat panggil Eunhyuk hyung.”

Henry mengangguk dan segera memanggil Eunhyuk yang sedang berada di halamn belakang.

“Yesung hyung.”

“Ohh, Kyuhyun-ah. Kau kah itu?” Suara Yesung terdengar jelas di telinga Kyuhyun.

“Ne hyung.”

“Oh, ada apa?”

“Leeteuk hyung bersikap aneh hari ini.”

“Aneh bagaimana maksudmu?”

“Tadi saat bersama Eunhyuk hyung dia menghilang dan sekarang dia tak ingin ada seorang pun yang mengikutinya.”

“Mwo? Kau serius Kyu?”

“Ne hyung.”

“Cepat ikuti dia!!”

“Aku sedang meminta Eunhyuk hyung untuk mengikutinya.”

“Cepat!”

“Ada apa?” tanya Eunhyuk.

“Leeteuk hyung pergi,” jawab Kyuhyun.

“Mwo?? Ke mana??”

“Tidak tahu, tadi dia hanya bilang, jangan ikuti dia,” jelas Henry.

“Aish!! Kenapa dia mau pergi ke sana lagi!!!” seru Eunhyuk frustasi sambil bergegas pergi.

“Ke mana?” tanya Kyuhyun.

“Ke tempat Appanya!”

Kyuhyun dan Henry terdiam.

“Benarkah apa yang dikatakan Eunhyuk hyung?” tanya Kyuhyun entah pada siapa.

“Aku juga berfikir seperti itu.”

“Yesung hyung, kenapa jadi seperti ini? Sebenarnya ada apa dengan Leeteuk hyung?” tanya Kyuhyun lagi. “Awalnya kerja sama ini, sekarang Ahjussi menyebalkan itu. Setelah ini apa lagi?”

“Tunggu, kenapa Eunhyuk hyung bisa menebak ke mana Leeteuk hyung pergi?” tanya Henry.

“Apa dia tadi membentak kalian?” tanya Yesung.

“Ne, Leeteuk hyung membentak ku tadi,” jawab Kyuhyun.

“Sudah bisa dipastikan dia pergi ke sana,” ucap Yesung.

“Henry, kau tetap di sini. Awasi mereka. Aku akan menyusul Eunhyuk hyung.”

“Ne. Hati-hati hyung.”

Kyuhyun segera pergi.


“Sudah di pastikan dia pergi ke sana.”


Kata-kata dari Yesung terus terngiang ditelinga Kyuhyun.

“Apa yang akan kau lakukan kali ini hyung?” tanya Kyuhyun sambil terus berlari. “Ke mana Eunhyuk hyung pergi ya? Ahh, alat komunikasi ini. Eunhyuk hyung.”

Sesaat tak ada suara apapun dari alat yang terpasang di telinga Kyuhyun.

“Nugu-ya?”

“Eunhyuk hyung, kau kah itu?”

“Ne. Nugu seyo?”

“Kyuhyun. Hyung, kau di mana sekarang?”

“Aku? Aku mungkin sekitar 1 km dari rumah. Wae?” Kyuhyun segera mempercepat larinya.

“Aku..”

“Jangan bilang kau akan menyusulku!”





To be continued.....






chaaa.... sekarang... kayaknya ceritanya makin geje ya??
bener nggak?? bener nggak??

kasih masukan dong...
harus gimana nih cerita...
kurang apa gitu...
jangan bilang kurang panjang ya... -_-''

so, coment please....
^_^

gamsahamnida....



~SJK~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar